ADS

Senin, 07 Desember 2015

Skripsi PTK IPA terbaru


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
            Pendidikan selalu berupaya untuk mencerdaskan peserta didik agar dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Siswa adalah suatu organisme yang hidup. Dalam diri siswa terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat ‘prinsip aktif’ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikan/pembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut  Hamalik (2001) sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negera. Aktivitas belajar siswa di sekolah tidak selamanya baik. Siswa belajar di sekolah umumnya di mulai dari pagi hari hingga siang hari, selama belajar ini terkadang siswa merasa bosan dalam belajar, hal ini diperlihatkan dengan adanya siswa yang keluar kelas untuk ke kamar mandi atau hanya sekedar keluar kelas untuk menghilangkan kebosanan, selain itu dapat juga dilihat dari kurangnya semangat, perhatian dan antuasi siswa selama pembelajaran, bahkan terdapat beberapa siswa yang mengganggu teman ketika proses belajar mengajar berlangsung serta kegiatan lainnya.
Dari segi proses, guru dikatakan ber apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi , guru dikatakan ber apabila pembelajaran yang diberikannya mampu merubah perilaku peserta didik ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik, dengan kata lain guru berpengaruh besar terhadap keberan belajar siswanya.
Pembelajaran IPA di kelas sangat membutuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Mata pelajaran IPA atau Sains merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains sangat erat kaitannya dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran sains hendaknya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti oleh siswa dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Jadi saat proses pembelajaran siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata siswa memperoleh pengalaman langsung dengan objek dan interaksi sosial dalam kelompoknya saat mencocokkan konsepsi awalnya dengan konsep yang disepakati ilmuwan. Guru perlu mempersiapkan bahan lebih awal dan melibatkan siswa agar siswa juga merasa berperan dalam pembelajaran sains (http://www.wordpress.com).
Namun kenyataan di lapangan, khususnya di SD negeri 060823 Medanamplas, berdasarkan  observasi awal, masih menunjukkan peluang untuk diadakan upaya perbaikan. Umumnya siswa  kelas V dalam mempelajari materi pelajaran sains di kelas dengan menggunakan metode ceramah, dan pemberian tugas. Pembelajaran yang dilakukan peneliti hanya berjalan satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Aktivitas siswa selama pembelajaran juga masih tergolong kurang baik. Berdasarkan  observasi peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata masalah yang dihadapi siswa dalam aktivitas belajar adalah kurangnya motivasi siswa, hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam kelas yaitu banyak siswa yang kurang fokus dan konsentrasi saat belajar di kelas, mengganggu teman saat belajar; cepat merasa bosan dengan tugas-tugas yang diberikan guru dan aktivitas negatif lainnya. Salah satu penyebab hal tersebut dapat diduga karena peneliti juga jarang menggunakan alat peraga maupun media selama pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode mengajar yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab kurangnya minat dan motivasi belajar sains siswa yang mengakibatkan kurangnya keaktifan atau aktivitas belajar siswa pada pelajaran sains. Guru sebagai pengajar menyampaikan materi pelajaran secara verbal. Namun, penyampaian secara verbal saja tidaklah cukup untuk memberi pemahaman kepada siswa, karena siswa menjadi kurang tertarik untuk memperhatikan pelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus mampu merancang skenario pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar termasuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar, dan salah satunya dengan media gambar.
Dalam proses pembelajaran IPA, sangatlah penting menggunakan media gambar. Gambar mempermudah guru dalam menjelaskan suatu materi, tentunya siswa juga akan lebih termotivasi, paham dan tertarik dengan adanya gambar. Terlebih lagi, siswa SD lebih menyukai gambar dengan warna yang menarik dan mencolok. Jika tidak ada gambar maka siswa akan sulit untuk membayangkan bagaimana bentuk, wujud, atau rincian suatu kejadian di alam. Maka dari itu, media gambar sangat cocok menjadi media yang digunakan di dalam proses belajar mengajar di kelas.
Penggunaan media gambar di dalam proses belajar mengajar sains termasuk di kelas V tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup materi pelajaran sains yang akan disampaikan kepada siswa. Salah satu materi pelajaran sains yang dipelajari di kelas V SD adalah materi “daur air”. Untuk menjelaskan materi daur air, tidak cukup hanya dengan metode ceramah saja, tetapi diperlukan suatu media yaitu media gambar yang dapat menjelaskan proses daur air. Dengan menggunakan media gambar, siswa tidak hanya membayangkan tentang materi daur air, tetapi diharapkan dapat lebih mudah memahami proses daur air tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Kelas V dalam Pelajaran Sains dengan Menggunakan Media Gambar di SD Negeri 060823 Medanamplas

B.         Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1.      Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sains di kelas V SD negeri 060823 Medanamplas?
2.      Bagimana menggunakan media gambar pada pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823  Medanamplas?

C.        Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, adalah :
a.       Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sains di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas.
b.      Untuk mengetahui penggunaan media gambar pada pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas.

D.        Manfaat Penelitian  
Manfaat yang diharapkan dari  penelitian ini antara lain :
1.      Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi daur air sehingga  belajar sains siswa juga meningkat.
2.      Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengukur keberan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains.
3.      Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
4.      Sebagai bahan pertimbangan dan refrensi bagi peneliti selanjutnya, yang ingin meneliti tentang permasalah yang sama.
5.      Sebagai bahan informasi dan pelatihan bagi peneliti untuk mengembangkan dan menggunakan media gambar pada pembelajaran sains dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

E.         Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu meluas, perlu dilakukan pembatasan masalah, adapun masalah yang diteliti dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran sains di SD Negeri 060823. Materi yang akan dipelajari dibatasi pada materi daur air kelas V SD.

F. Defenisi Oprasional

1. Keterampilan  yang dimaksud Penulis adalah kecerdasan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.
2. Media pembelajarn yang dimaksud adalah sebagai alat dalam membantu meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Hasil belajar adalah perubahan prestasi siswa yang dicapai setelah kegiatan proses pembelajaran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat pembelajaran
Pengertian Belajar
Belajar adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan secara teratur dan terencana serta menggunakan tehnik dan metode tertentu sesuai dengan ilmu atau keterampilan yang dipelajari. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan tertentu misalnya dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Untuk menjelaskan bagaimana proses belajar berlangsung, timbul berbagai teori belajar. Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai  dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Dalam keseluruhan dari proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa ber tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Seseorang dikatakan telah belajar, apabila pada dirinya terjadi perubahan tertentu  misalnya dari  tidak dapat membaca menjadi dapat membaca, dari tidak dapat mengoprasikan komputer menjadi dapat mahir mengoprasikan komputer dan sebagainya.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia aktivitas adalah “kegiatan, keaktifan, kesibukan”. Dengan demikian, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, keaktifan atau kesibukan siswa dalam belajar sehingga diperoleh perbuhan tingkah laku yang lebih baik.
Menurut Sardiman (2006:103) di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat “learning by doing”. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas atau dengan kata lain tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
Belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, satu aktivitas, latihan-latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan, belajar dapat terjadi karena adanya rangsangan-rangsangan dari luar. Menurut teori konstruktivisme (dalam Sardiman, 2006:37) belajar merupakan kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
Anak didik merupakan orientasi dari setiap proses atau langkah kegiatan belajar mengajar. Peranan guru adalah sebagai pembimbing, yang dapat mengarahkan siswa dan memberikan motivasi untuk aktif dan mencapai  yang optimal. Siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang perlu mendapat pemuasan, dan oleh karenanya menimbulkan dorongan berbuat/tindakan tertentu. Tiap saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah, sehingga varietasnya menjadi bertambah besar. Dengan sendirinya perbuatan itu pun menjadi banyak macam ragamnya.
Dalam diri masing-masing siswa terdapat ‘prinsip aktif’ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikan/pembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapatkan kesempatan berkembang ke arah tujuan tertentu.
Ahmadi (1997:120) menjelaskan bahwa :
Keterlibatan atau keatifan siswa dalam proses belajar mengajar beraneka ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan-pelaksanaan tugas dan sebagainya. Keaktifan siswa yang berbeda-beda itu dapatlah dikelompokkan atas aktivitas yang bersifat fisik dan aktivitas yang bersifat nonfisik, seperti mental, intelektual dan emosional.
Proses belajar akan mengkan  belajar. Namun harus juga diingat, meskipun tujuan pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu  pengajaran yang diperoleh lebih optimal. Karena  yang baik itu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, dan terutama bagaimana aktivitas siswa sebagai subjek belajar (Sardiman, 2006:102).
Menurut Hamalik (2001:91) aktivitas dalam peroses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain : a) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; b) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek peribadi siswa; c) memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok; d) siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga dapat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual; e) memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat; f) membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa; g) pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme; h) pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
Dengan demikian, berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar memerlukan adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, belajar siswa tidak akan dapat ber jika siswa tidak aktif dalam kegiatan belajar.

Pengertian hasil belajar
            Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek  pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang  studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
            Menurut Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjut Sumarni (2007:30), pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.
            Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak.                                                               Dari defenisi-defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Maka hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar                                                      Belajar merupakan suatu proses aktivitas yang dilakukan secara sadar dan mempengaruhi tingkah laku individu secara menetap. Setiap siswa tidaklah sama tingkat prestasi dan cara belajarnya, serta  yang diperolehnya. Sekalipun siswa tersebut menggunakan cara yang sama dalam belajarnya. Perubahan belajar sangat bersifat kompleks, karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi atau ditentukan oleh banyak faktor dan meliputi berbagai aspek.
Menurut Slameto (1995) “faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar.
Selanjutnya Slameto (1995:54) menjelaskan bahwa: “faktor intern dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu: 1) faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh; 2) faktor psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; 3) faktor kelelahan.
Selain faktor-faktor intern di atas, faktor ekstern juga mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar. Menurut Slameto (1995:60), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1.      Faktor Keluarga, meliputi :
a.       Cara orangtua mendidik.
b.      Relasi antar anggota keluarga.
c.       Sausana rumah
d.      Keadaan ekonomi keluarga.
e.       Pengertian orangtua.
f.       Latar belakang kebudayaan.
2.      Faktor Sekolah, meliputi :
a.       Metode mengajar.
b.      Kurikulum.
c.       Relasi guru dengan siswa..
d.      Relasi siswa dengan siswa..
e.       Disiplin sekolah.
f.       Alat pelajaran.
g.      Waktu sekolah.
h.      Standar pelajaran di atas ukuran.
i.        Keadaan gedung.
j.        Metode belajar.
k.      Tugas rumah.
3.      Faktor Masyarakat
a.       Kegiatan siswa dalam masyarakat.
b.      Mass media.
c.       Teman bergaul.
d.      Bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar seorang siswa selain yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Lingkungan sekitar siswa juga mempengaruhi aktivitas belajar siswa baik di sekolah, lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diperlukan kerjasama antara orangtua, guru dan masyarakat dalam memberikan pengaruh yang positif bagi anak (siswa) untuk dapat belajar dengan baik.

1. Hakikat IPA (SAINS)
Pengertian IPA/Sains
IPA atau Sains dalam arti sempit merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Conant (dalam Samatowa, 2006:59), mendefinisikan sains sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai  eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. Whitehead  (dalam Samatowa, 2006:59), menyatakan sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama adalah orde observasi yang didasarkan pada  observasi terhadap gejala/fakta, Orde kedua adalah orde konseptual yang didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam.
Sains atau IPA adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Menurut Powler (dalam Depdiknas, 2003:4), sains adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan dengan mengamati gejala-gejala kebendaan, dan didasarkan terutama atas pengamatan induksi. Carin dan Sund (dalam Depdiknas, 2003:9) mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data  observasi dan eksperimen. Aktivitas dalam sains selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan. Secara sederhana, sains dapat juga didefinisikan sebagai apa yang dilakukan oleh para ahli sains. Dengan demikian, sains bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmuwan sains selalu tertarik dan memperhatikan peristiwa alam, selalu ingin mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya. 
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (dalam Oedhien, 2008:3) sains merupakan pengetahuan  kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Abdullah (dalam Oedhien, 2008:7), menjelaskan bahwa IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Menurut Bundu (2006:66) secara harfiah sains dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sejalan dengan itu Depdiknas (2003:5) menjelaskan bahwa “IPA merupakan  kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari serangkaian proses ilmiah”. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa IPA merupakan pengetahuan dari  kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari  eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2006:61), IPA atau sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Sedangkan Winaputra (dalam Samatowa, 2006:61), menjelaskan bahwa sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
Harlen (dalam Bundu, 2006:69), mengemukakan tiga karakteristik utama sains yaitu :
a) Memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada; b) Memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya; dan c) Memberi makna bahwa teori sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.

Dengan demikian, berdasarkan uraian-urain di atas, maka disimpulkan bahwa sains bukan hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dapat dihafal, tetapi terdiri atas proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat diterangkan.

Pembelajaran Sains/IPA SD
            Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Tohari (dalam Oedien, 2008:5) menjelaskan bahwa pendidikan IPA merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori IPA. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka dapat dipahami bahwa pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SD. Berdasarkan Kurikulum Sains SD, sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan, terutama siswa Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan percobaan. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah siswa dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.                                                  Vito (dalam Samatowa, 2006:71), menjelaskan “pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa”. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skills) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
Pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung. Samatowa (2006:70), menjelaskan “model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning by doing)”. Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Blough (dalam Samatowa, 2006:69) menyebutkan bahwa “pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk membantu siswa belajar IPA, mendeskripsikan dan menjelaskan  kerja dan prosedurnya”.
Tujuan utama pembelajaran IPA SD adalah membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skills) esensial sebagai warga negara. Keterampilan esensial yang perlu dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menganggapi dan memecahkan masalah secara efektif.

2. Hakikat Media Pembelajaran
Media Pembelajaran                                                                                                 Media pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media di suatu kelas akan mempengaruhi pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman,  2003:6). Sedangkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, perangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar disebut sebagai media pengajaran (Sadiman, 2003:18). Dalam pengertian ini sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dalam proses belajar mengajar ke arah yang lebih konkrit. Media yang dimaksud adalah berupa media yang mengandung informasi secara instruksional baik tercetak maupun audiovisual beserta peralatannya.
Pemakaian media pengajaran dalam prosess belajar, pada dasarnya dapat merangsang beberapa alat indra siswa, semakin banyak indra yang terlibat semakin banyak materi pelajaran yang dikuasai siswa. Sesuai dengan pendapat Arsyad (2006:9) semakin banyak alat indra yang digunakan  untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemampuan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Dengan kata lain, dapat dipahami bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar maka semakin besar pula mereka memahami proses belajar mengajar, dan mampu menyerap dengan mudah pesan-pesan yang disajikan pada materi pelajaran. Sehingga pada akhirnya diharapkan dapat membantu meningkatkan  belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang manfaat media pengajaran dalam proses pembelajaran, maka dapat dipahami bahwa pada umumnya media pengajaran memiliki manfaat untuk menarik perhatian, minat dan memotivasi siswa dalam belajar serta untuk lebih memperjelas pesan, informasi maupun materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dan  belajar siswa.

Media Gambar
            Alat peraga atau media pembelajaran dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar para siswa sekolah dasar. Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para siswa menjadi senang untuk mempelajari materi yang diajarkan.
Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sadiman (2003:29) menjelaskan bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Menurut Hamalik (2001:128) media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide film, strip, opaque proyektor. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relative terhadap lingkungan.
Media gambar merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang diekspresikan lewat tanda dan simbol (Hamalik, 2001:130). Dengan demikian media gambar menurut penulis dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dari peniruan benda-benda atau pemandangan serta lambang-lambang atau simbol-simbol sebagai media terjadinya komunikasi dan arus informasi.
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar menurut Hamalik (1994:89) adalah :
a) Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan; b) Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang; c) Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal; d) Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan; dan e) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern.
Menurut Rahadi (2003:76) ada beberapa karakteristik media gambar, antara lain :
1) Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung; 2) Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut; 3) Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar; 4) Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran; dan 5) Gambar harus message yaitu tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Sudjana (2001:122) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut :
a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman di masa lalu, melalui penafsiran kata-kata; b) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif; c) Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya; d) Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau 1 halaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas; e) Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif; dan f) Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan gambar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar terutama dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa.

3. Kerangka Berpikir
            Berdasarkan Kurikulum Sains SD, sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Sains atau IPA merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar, yang berarti dalam mempelajari sains perlu adanya keaktifan atau aktivitas siswa untuk mempelajari sains tersebut.
Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan. Dalam membahas sains tidak cukup hanya menekankan pada produk tapi yang lebih penting adalah membuktikan atau mendapatkan suatu teori. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu merancang skenario pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar termasuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar, dan salah satunya dengan media gambar.
Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan  belajar siswa SD Negeri 060823 medanamplas Kelas V khususnya pada pelajaran sains materi pokok daur air dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar.

B. Penelitian Yang relefan
Hasil penelitian Yendra Kesuma Sbt menyatakan, dengan  Penggunaan Media Gambar Berseri Materi Pokok Menulis Karangan siswa Kelas IV SD Negeri 023902 Binjai Utara T.A 2011/2012 dapat meningkatkan Hasil Belajar  .  

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “penggunaan media gambar dapat meningkatkan   belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas”


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 060823 Medanamplas yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Amplas. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (November, Desember) mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan.

B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas  yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 14 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Sedangkan objek yang akan diteliti adalah peningkatan  belajar siswa pada mata pelajaran sains setelah diajarkan dengan menggunakan media gambar pada materi pokok Daur Air.

C. Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang dilaksanakan adalah desain penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode spiral PTK menurut Hopkins (dalam Aqib, 2006:31), yang dikemukakan secara skematis seperti yang diperlihatkan pada skema berikut ini :



Identifikasi
Masalah
Perencanaan
Aksi/Tindakan
Refleksi
Observasi
Perencanaan Ulang
Refleksi
Observasi
Aksi/Tindakan
 











Gambar 3.1. Spiral Tindakan Kelas Menurut Hopkins (dalam Aqib, 2006:31)

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 2 siklus. Prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Siklus I
1.      Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan :
-          Melakukan observasi awal untuk menentukan model dan format penerapan tindakan pada siklus I.
-          Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan dan membuat skenario pembelajaran menggunakan media gambar.
-          Membuat lembar observasi tentang aktivitas belajar siswa dan tes evaluasi  belajar siswa.
2.      Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario tindakan yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
Pertemuan Pertama :
-          Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi.
-          Peneliti memberikan penjelasan dan sedikit gambaran tentang materi daur air, yaitu kegunaan air dan daur air.
-          Peneliti memberikan kesempatan siswa untuk berpikir dan bertanya tentang hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa.
-          Peneliti meminta siswa untuk mendiskuisikan tentang kegunaan air dan daur air.
-          Peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan  diskusi dan meminta kelompok lainnya menanggapi.

Pertemuan Kedua
-          Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama.
3.      Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung, dan yang menjadi pengamat adalah guru kelas V.
4.      Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan  analisis data observasi di dalam kelas tentang aktivitas belajar siswa dan aktivitas pembelajaran oleh peneliti. Refleksi ini dilakukan untuk mencari perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan memberikan makna terhadap data yang diperoleh, memperjelas data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan.  refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan pada siklus selanjutnya.

Siklus II
1.      Perencanaan
Prosedurnya sama seperti siklus I. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan siklus I, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah baru yang merupakan pengembangan dari masalah awal.
2.      Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan skenario kegiatan yang telah direncanakan.
Pertemuan Ketiga dan Keempat
Merupakan kelanjutan ketuntasan pada pertemuan pertama dan kedua. Langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan ketiga dan keempat sama dengan pertemuan pertama dan kedua pada siklus I, materi yang diajarkan adalah materi daur air yaitu pengaruh kegiatan manusia terhadap daur air dan menghemat air.
3.      Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi yang dilaksanakan sama dengan siklus I
4.      Refleksi
Kegiatan refleksi dan evaluasi ini dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan selama siklus II dengan mengamati secara rinci segala sesuatu yang terjadi di kelas pada pertemuan siklus II.

D. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui :
a.      Lembar Observasi
Pengumpulan data dengan lembar observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan dapat mengkan perubahan yang sesuai dengan yang diharapkan.

b.      Angket
Angket tentang aktivitas belajar siswa diberikan setelah pelaksanaan tindakan dilakukan pada tiap siklus.

E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dan analisis deskriptif.

1.      Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Sehubungan dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif maka dalam menganalisis data, penulis menggunakan statistik sederhana dengan tabel frekuensi yang menguraikan persentase dengan rumus :
Keterangan
P     =   Persentase subjek yang diamati
f      =   Jumlah subjek yang diamati
N    =   Jumlah subjek keseluruhan


BAB IV
 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian
1. Data Prasiklus
Sebelum tindakan siklus (prasikulus) diberikan dengan menggunakan media gambar, terlebih dahulu aktivitas belajar awal siswa diamati selama pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pokok bahasan daur air kelas V menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Pada pelaksanaan prasiklus peneliti bertindak selalu observer (pengamat) yang mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.  pengamatan peneliti selama prasiklus tentang aktivitas belajar siswa (prasiklus) dirangkum pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel. 4.1
Data Aktivitas Awal Siswa (Prasiklus)
No
Aktivitas Belajar Siswa
Keterangan
1
Memperhatikan penjelasan guru
Baik
2
Membaca materi/buku
Cukup
3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
Kurang
4
Berani bertanya
Kurang
5
Mengajukan pendapat atau ide
Kurang
6
Menjawab pertanyaan
Kurang
7
Berbicara dengan baik
Kurang
8
Aktif dalam diskusi kelompok
Cukup
9
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
Cukup
10
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
Kurang
11
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
Kurang
12
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
Cukup
13
Mencatat rangkuman dari  pembelajaran
Cukup

Aktivitas siswa selama prasiklus seperti yang dirangkum pada Tabel 4.1 tampak bahwa siswa kurang aktif mencatat hal-hal penting dalam belajar, bertanya, mengajukan pendapat atau ide, menjawab pertanyaan dan kurang aktif berbicara, bekerjasama dengan baik dalam kelompok, memecahkan masalah menggunakan referensi/buku dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Hal ini berarti penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas yang dilakukan guru kurang mengaktifkan siswa dalam belajar. Siswa hanya aktif memperhatikan penjelasan guru, membaca materi/buku, mengerjakan tugas yang diberikan dan merangkum  pembelajaran, secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel. 4.2
Siswa yang Aktif Selama Prasiklus
Keaktifan
F
%
Keterangan
86% – 100%
0
0,0 %
Aktivitas Baik Sekali
71% – 85%
6
20,0 %
Aktivitas Baik
60% - 70%
7
23,3 %
Aktivitas Cukup
< 60%
17
56,7 %
Aktivitas Kurang
Jumlah
30
100 %


Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari  observasi awal peneliti sebelum siklus (prasiklus) terdapat 6 orang (20%) yang aktivitasnya baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitasnya cukup dan 17 orang (56,7%) yang aktivitasnya kurang selama pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran prasiklus dapat digambarkan seperti Gambar 4.1 berikut.
Gambar. 4.1 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Prasiklus

Data  Tindakan Siklus I
Berdasarkan  prasiklus, maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa digunakan media gambar pada pembelajaran sains pokok bahasan daur air. Peneliti sebelumnya telah menyusun perencanaan pembelajaran untuk dilakukan pada siklus I, diantaranya:
-          Menentukan materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan daur air.
-          Menyusun skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
-          Menyusun format lembar observasi tentang pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa selama tindakan dilakukan seperti terlampir pada Lampiran 3.
-          Menyusun angket untuk mengetahui secara langsung aktivitas belajar para siswa seperti terlampir pada Lampiran 4.
Pada tindakan siklus I, peneliti bertindak selaku guru sedangkan guru kelas V bertindak selaku observer (pengamat) yang mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Mengelompokkan siswa secara berpasangan dengan teman sebangku
-          Meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket
-          Menjelaskan konsep tentang pengertian daur air
-          Menjelaskan tahap-tahap daur air (pertemuan pertama) dan tahap-tahap proses terjadinya hujan asam (pertemuan kedua) dengan menampilkan di depan kelas media gambar yang telah didesain.
-          Memberi kesempatan siswa bertanya.
-          Memberikan respon atas pertanyaan siswa.
-          Menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air (pertemuan pertama) dan manfaat air bagi mahkluk hidup khususnya manusia (pertemuan kedua) dengan menunjukkan beberapa gambar yang relevan.
-          Mengevaluasi pemahaman siswa dengan meminta siswa untuk menceritakan kembali tahap-tahap daur air (pertemuan pertama) dan tahap-tahap proses terjadinya hujan asam (pertemuan kedua) berdasarkan media gambar yang ada



Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas melakukan pengamatan dengan mengisi format lembar observasi yang sudah disiapkan.  pengamatan pelaksanaan pembelajaran, dirangkum pada Tabel 4.3 berikut
Tabel. 4.3
 Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
No
Aspek yang diamati
Siklus I
Pert. 1
Pert. 2
1
Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM
Baik
Baik Sekali
2
Keaktifan guru dalam mengelola KBM dalam kelas
Baik
Baik
3
Cara mengelompokkan siswa
Cukup
Cukup
4
Menjelaskan materi pelajaran menggunakan media gambar
Baik
Baik
5
Memberi motivasi pada siswa
Cukup
Baik
6
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Cukup
Baik
7
Mengungkapkan pertanyaan dengan jelas dan singkat kepada siswa
Baik
Baik
8
Memberikan waktu kesempatan berpikir kepada siswa
Cukup
Cukup
9
Memberikan respon atas pertanyaan siswa
Cukup
Baik
10
Menyimpulkan dan merangkum  pembelajaran dalam kelompok
Baik
Baik

 pengamatan guru kelas tentang pelaksanaan pembelajaran selama siklus I tampak bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti telah berjalan dengan baik, meskipun demikian selama pertemuan kedua siklus I pada aspek cara mengelompokkan siswa dan memberi waktu kesempatan berpikir kepada siswa masih tergolong cukup, namun pada aspek urutan langkah-langkah pembelajaran sudah tergolong sangat baik.
Selanjutnya  pengamatan guru kelas tentang aktivitas belajar siswa selama siklus I, dirangkum pada Tabel 4.4 sebagai berikut:


Tabel. 4.4
Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I
No
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Keterangan
1
Memperhatikan penjelasan guru
Baik
2
Membaca materi/buku
Baik
3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
Kurang
4
Berani bertanya
Kurang
5
Mengajukan pendapat atau ide
Kurang
6
Menjawab pertanyaan
Cukup
7
Berbicara dengan baik
Kurang
8
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru
Baik
9
Menggambar proses daur air dalam buku catatan
Kurang
10
Aktif dalam diskusi kelompok
Baik
11
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
Cukup
12
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
Kurang
13
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
Cukup
14
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
Cukup
15
Mencatat rangkuman dari  pembelajaran
Baik Sekali

 pengamatan guru kelas (observer) tentang aktivitas belajar siswa selama siklus I seperti yang dirangkum pada Tabel 4.4, tampak bahwa aktivitas siswa mencatat rangkuman  pembelajaran tergolong baik sekali. Aktivitas memperhatikan penjelasan guru, membaca materi/buku, memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, dan aktif dalam diskusi kelompok tergolong baik. Aktivitas siswa menjawab pertanyaan, bekerjasama dengan baik dalam kelompok, tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas, dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik sudah tergolong cukup. Namun aktivitas belajar siswa mencatat hal-hal penting dalam belajar, berani bertanya, mengajukan pendapat atau ide, berbicara dengan baik, menggambar proses daur air dalam buku catatan, dan antusias siswa dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku masih tergolong kurang (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
Sedangkan jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran siklus I berdasarkan pengamatan guru kelas (Lampiran 7), secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel. 4.5
Siswa yang Aktif Selama Tindakan Siklus I
Keaktifan
F
%
Keterangan
86% – 100%
2
6,7 %
Aktivitas Baik Sekali
71% – 85%
7
23,3 %
Aktivitas Baik
60% - 70%
11
36,7 %
Aktivitas Cukup
< 60%
10
33,3 %
Aktivitas Kurang
Jumlah
30
100 %


Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari  pengamatan guru kelas selaku observer tentang siswa yang aktif selama tindakan siklus I, terdapat 2 orang (6,7%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas belajarnya baik dan 11 orang (36,7%) yang aktivitas belajarnya cukup sedangkan 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Jumlah siswa yang aktif selama Siklus I, dapat digambarkan seperti Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I
Pada akhir tindakan siklus I, siswa diberikan angket untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa selama tindakan siklus I menggunakan media gambar.  jawaban siswa pada angket aktivitas belajar siklus I, secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel. 4.6
Hasi Angket Aktivitas Belajar Siswa Setelah Siklus I
No.
Pertanyaan Angket
Ya
Tidak
F
%
F
%
1
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar membuat anda termotivasi belajar?
16
53,3
14
46,7
2
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
20
66,7
10
33,3
3
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah memahami pelajaran?
18
60,0
12
40,0
4
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani mengemukakan pendapat?
9
30,0
21
70,0
5
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?
11
36,7
19
63,3
6
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran?
10
33,3
20
66,7
7
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?
8
26,7
22
73,3
8
Apakah anda dapat menjelaskan /menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?
5
16,7
25
83,3
9
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?
11
36,7
19
63,3
10
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok?
13
43,3
17
56,7

Berdasarkan  angket siswa seperti yang dirangkum pada Tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa 53,3% siswa menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media gambar membuat mereka termotivasi dalam belajar, namun 46,7% menyatakan tidak menyenangkan. Sebanyak 66,7% siswa menyatakan lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar, dan 33,3% menyatakan tidak. 60% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran sedangkan 40% siswa menyatakan tidak. 30% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat sedangkan 70% menyatakan tidak. 36,7% siswa menyatakan aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran sedangkan 63,3% menyatakan tidak. 33,3% siswa menyatakan akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran sementara 66,7% menyatakan tidak. 26,7% siswa menyatakan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar tetapi 73,3% menyatakan tidak. Hanya 16,7% siswa yang menyatakan dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada, sementara 83,3% menyatakan tidak. 36,7% siswa menyatakan dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru dengan menggunakan media gambar yang ada, sedangkan 63,3% menyatakan tidak.  43,3% siswa menyatakan dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar namun 56,7% menyatakan tidak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

Refleksi Siklus I                                                                                                                     pengamatan pada siklus I, terdapat 2 orang (6,7%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang baik, 11 orang (36,7%) yang cukup, dan 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan  pengamatan sebelum diberikan siklus (prasiklus).  pengamatan observer tampak aktivitas belajar siswa mencatat hal-hal penting dalam belajar, berani bertanya, mengajukan pendapat atau ide, berbicara, menggambar proses daur air dalam buku catatan, dan antusias siswa dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku masih tergolong kurang.
Sementara  angket siswa tampak bahwa 70% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar tidak membuat mereka lebih berani mengemukakan pendapat. 63,3% siswa menyatakan kurang atau tidak aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran. 66,7% siswa menyatakan tidak akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran. 73,3% siswa menyatakan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar. Hanya 83,3% siswa yang menyatakan tidak dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada. 63,3% siswa menyatakan tidak dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru menggunakan media gambar yang ada. 
Meskipun demikian 53,3% siswa telah menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media gambar membuat mereka termotivasi dalam belajar. 66,7% siswa menyatakan lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar. 60% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran dan 43,3% siswa menyatakan dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar.
Dengan demikian, dari  tindakan siklus I diperoleh kesimpulan sementara bahwa pembelajaran sains menggunakan media gambar belum sepenuhnya menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dimana sebanyak 10 orang (33,3%) yang masih memiliki aktivitas belajar tergolong kurang. Karenanya diperlukan tindakan siklus II untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode diskusi, pemberian tugas, dan tanya jawab menggunakan media gambar, membentuk kelompok siswa secara berbaur antara siswa yang aktivitas belajarnya sangat baik, baik, cukup dan kurang pada siklus I dijadikan dalam satu kelompok, mendesain media gambar berupa kopian materi yang akan diberikan pada masing-masing kelompok sebagai bahan diskusi, lebih memberikan motivasi dan kesempatan berpikir maupun bertanya kepada para siswa selama diskusi kelompok berlangsung.

Data  Penelitian Siklus II
Beranjak dari  tindakan siklus I, maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa agar lebih baik diterapkan metode diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab menggunakan media gambar pada pembelajaran sains pokok bahasan daur air. Sebelumnya tindakan siklus II dilakukan, peneliti telah menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II, diantaranya:
-          Menentukan materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan daur air.
-          Menyusun skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir pada Lampiran 2.
-          Menyusun format lembar observasi aktivitas belajar siswa selama tindakan dilakukan seperti terlampir pada Lampiran 3.
-          Menyusun angket untuk mengetahui secara langsung aktivitas belajar para siswa seperti terlampir pada Lampiran 4.
Pada tindakan siklus II, peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-          Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa tiap kelompok dimana tiap kelompok, anggotanya terdiri dari siswa yang aktivitas belajarnya sangat baik, baik, cukup dan kurang.
-          Memberikan fotocopy bahan ajar berupa media gambar tentang daur air pada masing-masing kelompok.
-          Meminta siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang pengertian daur air, tahap-tahap daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air (pertemuan pertama), tahap-tahap terjadinya hujan asam, serta cara menghemat air (pertemuan kedua) berdasarkan media gambar yang diberikan.
-          Meminta perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan  diskusinya di depan kelas menggunakan media gambar yang tersedia.
-          Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya.
-          Membimbing dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-          Melakukan refleksi dari  diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan
Selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya  pengamatan guru kelas tentang aktivitas belajar siswa selama siklus II, dirangkum pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel. 4.7
Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Keterangan
1
Memperhatikan penjelasan guru
Baik
2
Membaca materi/buku
Baik
3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
Cukup
4
Berani bertanya
Baik
5
Mengajukan pendapat atau ide
Baik
6
Menjawab pertanyaan
Cukup
7
Berbicara dengan baik
Baik
8
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru
Baik Sekali
9
Menggambar proses daur air dalam buku catatan
Cukup
10
Aktif dalam diskusi kelompok
Baik
11
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
Baik
12
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
Cukup
13
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
Baik
14
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
Baik Sekali
15
Mencatat rangkuman dari  pembelajaran
Baik Sekali

 pengamatan guru kelas tentang aktivitas belajar siswa selama siklus II seperti yang dirangkum pada Tabel 4.8, tampak bahwa aktivitas siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik dan mencatat rangkuman  pembelajaran telah tergolong baik sekali. Aktivitas memperhatikan penjelasan guru, membaca materi/buku, berani bertanya, mengajukan pendapat atau ide, berbicara dengan baik, aktif dalam diskusi kelompok, bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas telah tergolong baik. Sedangkan aktivitas siswa mencatat hal-hal penting dalam belajar, menjawab pertanyaan, menggambar proses daur air dalam buku catatan dan antusias siswa dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku sudah tergolong cukup (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8).
Sedangkan jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran siklus II berdasarkan pengamatan guru kelas (Lampiran 8), secara ringkas dirangkum pada Tabel  4.9 sebagai berikut:
Tabel. 4.8
Siswa yang Aktif Selama Tindakan Siklus II
Keaktifan
F
%
Keterangan
86% – 100%
10
33,3 %
Aktivitas Baik Sekali
71% – 85%
12
40,0 %
Aktivitas Baik
60% - 70%
5
16,7 %
Aktivitas Cukup
< 60%
3
10,0 %
Aktivitas Kurang
Jumlah
30
100 %


Berdasarkan  pengamatan guru kelas selaku observer tentang siswa yang aktif selama tindakan siklus I seperti dirangkum pada Tabel 4.9, terdapat 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang aktivitas belajarnya baik dan 5 orang (16,7%) yang aktivitas belajarnya cukup, namun masih terdapat 3 orang (10%) siswa yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Jumlah siswa yang aktif selama siklus II, dapat digambarkan seperti Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II

Pada akhir tindakan siklus II, siswa kembali diberikan angket.  jawaban siswa pada angket aktivitas belajar siklus II, secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel. 4.9
Hasi Angket Aktivitas Belajar Siswa Setelah Siklus II
No.
Pertanyaan Angket
Ya
Tidak
F
%
F
%
1
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar membuat anda termotivasi belajar??
26
86,7
4
13,3
2
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
25
83,3
5
16,7
3
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah memahami pelajaran?
28
93,3
2
6,7
4
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani mengemukakan pendapat?
19
63,3
11
36,7
5
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?
20
66,7
10
33,3
6
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran?
21
70,0
9
30,0
7
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?
21
70,0
9
30,0
8
Apakah anda dapat menjelaskan /menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?
20
66,7
10
33,3
9
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?
19
63,3
11
36,7
10
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok?
27
90,0
3
10,0

Berdasarkan  angket siswa seperti yang dirangkum pada Tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa 86,7% siswa menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media menjadikan mereka termotivasi dalam belajar, sedangkan 13,3% menyatakan tidak. Sebanyak 83,3% siswa menyatakan lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar, dan 16,7% menyatakan tidak. 93,3% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran sedangkan 6,7% siswa menyatakan tidak. 63,3% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat sedangkan 36,7% menyatakan tidak. 66,7% siswa menyatakan aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran sedangkan 33,3% menyatakan tidak. Masing-masing 70% siswa menyatakan akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar tetapi 30% menyatakan tidak. 66,7% siswa yang menyatakan dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada, sementara 33,3% menyatakan tidak. Sebanyak 63,3% siswa menyatakan dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru dengan menggunakan media gambar yang ada, sedangkan 36,7% menyatakan tidak.  Selanjutnya 90% siswa menyatakan dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar, namun 10% menyatakan tidak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

Refleksi Siklus II
 pengamatan pada siklus II, terdapat 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang baik, 5 orang (16,7%) yang cukup, sedangkan 3 orang (10%) yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa setelah diterapkan tindakan siklus II sudah tergolong baik, meskipun terdapat 10% siswa yang memiliki aktvitas belajar yang kurang. Hal ini ditunjukkan dari berbagai aspek yang diamati, seperti memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, mengerjakan tugas yang diberikan dan mencatat rangkuman  pembelajaran yang telah tergolong baik sekali. Aktivitas memperhatikan penjelasan guru, membaca materi/buku, berani bertanya, mengajukan pendapat atau ide, berbicara dengan baik, aktif dalam diskusi kelompok, bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas yang telah tergolong baik.
 analisis angket siswa, menunjukkan bahwa penggunaan media gambar pada pembelajaran sains dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, diantaranya: pembelajaran daur air menggunakan media gambar menjadikan siswa termotivasi dalam belajar, siswa lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan media gambar, pembelajaran dengan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran, membuat mereka berani mengemukakan pendapat, aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting, bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami, menjawab pertanyaan yang diberikan guru menggunakan media gambar, dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air menggunakan media gambar, dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru, dan dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar.
Dengan demikian,  tindakan siklus II diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran sains menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada pokok bahasan daur air di kelas V SD Muhammaduyah 07 Medan, dan diperlu dilanjutkan untuk siklus berikutnya.


B. Pembahasan
Sebelum diberikan tindakan siklus (prasiklus), menunjukkan aktivitas belajar siswa masih tergolong kurang dimana dari 30 siswa terdapat 6 orang (20%) yang aktivitasnya baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitasnya cukup dan 17 orang (56,7%) yang aktivitasnya kurang baik. Selama diberikan tindakan siklus I dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu dari 30 siswa terdapat 2 orang (6,7%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas belajarnya baik dan 11 orang (36,7%) yang aktivitas belajarnya cukup, namun masih terdapat 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Berdasarkan  siklus I, perlu dilakukan tindakan siklus II untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan tetap menggunakan media gambar selama pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab. Selama pembelajaran siklus II aktivitas belajar meningkat lebih baik dibandingkan siklus I, dimana dari 30 siswa terdapat 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang aktivitas belajarnya baik dan 5 orang (16,7%) yang aktivitas belajarnya cukup, namun masih terdapat 3 orang (10%) siswa yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dengan metode diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab dapat meningkatkan aktivitas belajar jadi lebih baik, meskipun terdapat 3 orang (10%) masih memiliki aktivitas belajar yang tergolong kurang, yang berarti 27 orang (90%) telah tergolong cukup, baik dan sangat baik.
Peningkatan aktivitas belajar siswa juga tampak dari  pemberian angket setelah tindakan siklus I dan siklus II. Pada tindakan siklus I 53,3% siswa menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media gambar menjadikan siswa termotivasi dalam belajar dan meningkat menjadi 86,7% pada siklus II. Sebanyak 66,7% siswa menyatakan lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 83,3% pada siklus II. Sebanyak 60% menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran pada siklus I dan meningkat menjadi 93,3% pada siklus II. Sebanyak 30% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat pada siklus I dan meningkat menjadi 63,3% pada siklus II. Sebanyak 36,7% siswa yang mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran siklus I dan meningkat menjadi 66,7% pada siklus II. Sebanyak 33,3% siswa yang aktif bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran siklus I dan meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sebanyak 26,7% siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sebanyak 16,7% siswa yang dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 66,7% pada siklus II. Sebanyak 36,7% siswa yang dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru menggunakan media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 63,3% pada siklus II. Sebanyak 43,3% siswa yang dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar siklus I dan meningkat menjadi 90% pada siklus II.
Dengan demikian, berdasarkan  pengamatan selama tindakan pembelajaran dilakukan dan  angket siswa, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 medanamplas.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Sebelum diberikan tindakan siklus (prasiklus), terdapat 6 orang (20%) siswa yang  belajarnya baik, 7 orang (23,3%) cukup dan 17 orang (56,7%) yang hasil belajarnya kurang. Pada tindakan siklus I, aktivitas belajar siswa meningkat dimana terdapat 2 orang (6,7%) yang hasil belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas belajarnya baik, 11 orang (36,7%) yang hasil belajarnya cukup, dan masih terdapat 10 orang (33,3%) yang hasil belajarnya masih tergolong kurang. Pada tindakan siklus II, hasil belajar meningkat lebih baik dibandingkan prasiklus dan siklus I, dimana siklus II hasil belajar meningkat lebih baik dibandingkan siklus I, dimana terdapat 10 orang (33,3%) yang hasil belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang hasil belajarnya baik dan 5 orang (16,7%) yang hasil belajarnya cukup, serta 3 orang (10%) siswa yang hasil belajarnya masih tergolong kurang.
2.      Penggunaan media gambar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas.



B. Saran
Berdasarkan  penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi siswa khususnya siswa kelas V di SD Negeri 060823 Medanamplas. diharapkan untuk lebih meningkatkan aktivitas belajarnya selama proses belajar mengajar di kelas, dan disarankan untuk tetap bersemangat dalam belajar.
2.  Bagi guru diharapkan untuk dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan disarankan untuk dapat merancang suatu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk aktif dalam belajar salah satunya dengan menggunakan media gambar.
3. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih memberikan perhatian terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar melalui penyediaan sumber belajar maupun media pembelajaran yang tepat, seperti media-media gambar sederhana sehingga guru dapat menjalankan tugas mengajarnya dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung : Pustaka Setia.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Aqib, Z. 2006. Peneltian Tindakan Kelas Untuk Guru, Bandung: Yrama Widya.
Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Oedhien, S.N. 2008. Pengertian Pendidikan IPA, http://izzatin kamala.wordpress.com Diakses 29 Desember 2009.
Rahadi, A. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud.
Sadiman, A. 2003. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pres.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, 2001. Media Pengajaran, Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Lampiran I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I

Sekolah                      :  SD negeri 060823 Medanamplas
Kelas                          :  V
Mata Pelajaran           :  IPA
Standar Kompetensi  :  Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
Kompetensi Dasar      :  Mendeskripsikan proses daur ulang air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.
Indikator                    :     1.  Menjelaskan pentingnya air.
                                         2.  Menggambarkan proses daur air menggunakan diagram atau gambar.
                                         3.  Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
                                         4.  Menjelaskan kegunaan air bagi mahluk hidup
Alokasi Waktu           :  4 × 35 menit (2 × Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1.      Menjelaskan tentang pentingnya air.
2.      Menjelaskan dengan gambar atau diagram tentang proses daur air.
3.      Menjelaskan manfaat air bagi kehidupan/manusia
4.      Menjelaskan dan menyebutkan berbagai kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
5.      Menyebutkan beberapa contoh cara menghemat air

Materi Pembelajaran
Daur air
Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab dan Penggunaan Media Gambar
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan – 1
a.   Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
-          Mengabsen kehadiran siswa
-          Motivasi: Guru menanyakan kepada siswa apa yang terjadi jika manusia harus hidup tanpa air.
-          Apersepsi : Benarkah air di bumi ini tidak akan habis?
-          Menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.   Kegiatan Inti (60 menit)
-          Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan dengan teman sebangku.
-          Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket.
-          Guru menjelaskan pengertian daur air
-          Guru menjelaskan tahap-tahap daur air dengan menampilkan di depan kelas media gambar yang telah didesain.
-          Guru memberi kesempatan siswa bertanya.
-          Guru memberikan respon atas pertanyaan siswa.
-          Guru menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air dengan menunjukkan beberapa gambar yang relevan.
-          Guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menceritakan kembali tahap-tahap daur air berdasarkan media gambar yang ada.

b)     Kegiatan Penutup (5 menit)
-          Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran
-          Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa



Pertemuan – 2
a.   Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
-          Mengabsen kehadiran siswa
-          Motivasi: Guru menginformasikan kepada siswa bahwa air sangat bermanfaat bagi makhluk hidup.
-          Apersepsi : Guru bertanya apa yang dimaksud dengan daur air?
-          Menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.   Kegiatan Inti (60 menit)
-          Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan dengan teman sebangku.
-          Guru meminta siswa untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket.
-          Guru menjelaskan tahap-tahap proses terjadinya hujan asam dengan menampilkan di depan kelas media gambar yang telah didesain.
-          Guru memberi kesempatan siswa bertanya.
-          Guru memberikan respon atas pertanyaan siswa.
-          Guru menjelaskan manfaat air bagi mahkluk hidup khususnya manusia dengan menunjukkan beberapa gambar yang relevan.
-          Guru bertanya kepada siswa bagaimana cara-cara menghemat air.
-          Guru memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
-          Guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menceritakan kembali tahap-tahap terjadainya hujan asam berdasarkan media gambar yang ada.
c)      Kegiatan Penutup (5 menit)
-          Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran
-          Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa

Sumber Belajar
1.      Buku IPA Salingtemas Kelas V SD dan MI, Wigati Hadi O dkk
2.      Gambar-gambar yang mendukung: gambar daur air dan hujan asam


Penilaian Hasil Belajar
Soal :
  1. Tuliskan 4 (empat) cara untuk menghemat air?
  2. Apakah yang dimaksud dengan daur air?
  3. Jelaskan tahap-tahap daur air?
  4. Tuliskan 3 (tiga) manfaat air dalam kehidupan sehari-hari?
  5. Jelaskan penyebab terbentuknya hujan asam?

Kunci Jawaban
  1. Cara untuk menghemat air yaitu:
a.       Menutup keran air setelah menggunakannya
b.      Mencuci pakaian setelah jumlahnya banyak
c.       Menggunakan air bekas mencuci beras atau sayur untuk menyiram tanaman.
d.      Tidak mencuci kenderaan setiap hari.

  1. Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu.

  1. Tahap-tahap daur air:
Air yang ada di permukaan bumi mengalami penguapan, yaitu berubah menjadi uap air. Penguapan air terjadi karena air terkena panas matahari. Uap air naik ke tempat tinggi dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun sehingga membentuk butiran air. Butiran-butiran air yang jumlahnya sangat banyak ini kemudian membentuk awan. Di tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat membeku. Jika butiran air atau es di awan cukup besar. Butiran dapat jatuh ke tanah sebagai hujan.

  1. Manfaat air dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a.       Air digunakan sebagai alat pembersih, contoh: untuk mencuci pakaian.
b.      Air digunakan sebagai sarana olahraga, contohnya: Ski air dan berselancar.
c.       Air digunakan untuk makan dan minum

  1. Terbentuknya hujan asam yaitu :
Uap air dan gas-gas lain di udara bercampur dengan gas-gas beracun membentuk asam. Gas-gas beracun itu dikeluarkan sebagai gas buangan dari bahan bakar kenderaan bermotor dan mesin pabrik.



Mengetahui :                                                                     Medan,  November 2012
Kepala Sekolah                                                                 Guru kelas V
SD Negeri 060823 Medanamplas                                    



Hj.Nurbasyama Srg,S.Pd                                               Normawati
Nip.19580609 197909 2 003                                           







Lampiran. 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus II


Sekolah                      :  SD Negeri 060823 Medanamplas
Kelas                          :  V
Mata Pelajaran           :  IPA
Standar Kompetensi  :  Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
Kompetensi Dasar      :  Mendeskripsikan proses daur ulang air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.
Indikator                    :     1.  Menjelaskan pentingnya air.
                                         2.  Menggambarkan proses daur air menggunakan diagram atau gambar.
                                         3.  Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
                                         4.  Menjelaskan kegunaan air bagi mahluk hidup
Alokasi Waktu           :  4 × 35 menit (2 × Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1.      Menjelaskan tentang pentingnya air.
2.      Menjelaskan dengan gambar atau diagram tentang proses daur air.
3.      Menjelaskan manfaat air bagi kehidupan/manusia
4.      Menjelaskan dan menyebutkan berbagai kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
5.      Menyebutkan beberapa contoh cara menghemat air

Materi Pembelajaran
Daur air

Metode Pembelajaran
Diskusi, Pemberian Tugas, Tanya Jawab dan Penggunaan Media Gambar
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan – 1
a.   Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
-          Mengabsen kehadiran siswa
-          Motivasi: Guru menginformasikan kepada siswa bahwa air sangat bermanfaat bagi kehidupan.
-          Apersepsi : Apa yang dimaksud dengan daur air?
-          Menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.   Kegiatan Inti (60 menit)
-          Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa tiap kelompok
-          Guru memberikan fotocopy bahan ajar berupa media gambar tentang daur air pada masing-masing kelompok.
-          Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang pengertian daur air, tahap-tahap daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air berdasarkan media gambar yang diberikan.
-          Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas menggunakan media gambar yang tersedia.
-          Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya.
-          Guru membimbing dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-          Guru bersama siswa melakukan refleksi dari hasil diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan.
c.   Kegiatan Penutup (5 menit)
-          Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran
-          Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa


Pertemuan – 2
a.   Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
-          Mengabsen kehadiran siswa
-          Motivasi: Bertanya kepada siswa apa saja manfaat air bagi manusia?
-          Apersepsi : Guru meminta siswa memberikan contoh kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air?
-          Menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.   Kegiatan Inti (60 menit)
-          Guru meminta siswa untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing berdasarkan pertemuan sebelumnya.
-          Guru memberikan fotocopy bahan ajar berupa media gambar hujan asam pada masing-masing kelompok.
-          Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang penyebab dan tahap-tahap terjadinya hujan asam, serta cara menghemat air berdasarkan media gambar yang diberikan.
-          Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas menggunakan media gambar yang tersedia.
-          Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya.
-          Guru membimbing dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-          Guru bersama siswa melakukan refleksi dari hasil diskusi dan tanya jawab yang telah dilakukan
c.   Kegiatan Penutup (5 menit)
-          Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran
-          Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa

Sumber Belajar
1.      Buku IPA Salingtemas Kelas V SD dan MI, Wigati Hadi O dkk
2.      Gambar-gambar yang mendukung: gambar daur air dan hujan asam
Penilaian Hasil Belajar
Soal :
1.      Apakah yang dimaksud dengan daur air?
2.      Jelaskan tahap-tahap daur air?
3.      Jelaskan penyebab terbentuknya hujan asam?
4.      Tuliskan 4 (empat) cara untuk menghemat air?
5.      Tuliskan 3 (tiga) manfaat air dalam kehidupan sehari-hari?

Kunci Jawaban
  1. Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu.

  1. Tahap-tahap daur air:
Air yang ada di permukaan bumi mengalami penguapan, yaitu berubah menjadi uap air. Penguapan air terjadi karena air terkena panas matahari. Uap air naik ke tempat tinggi dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun sehingga membentuk butiran air. Butiran-butiran air yang jumlahnya sangat banyak ini kemudian membentuk awan. Di tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat membeku. Jika butiran air atau es di awan cukup besar. Butiran dapat jatuh ke tanah sebagai hujan.

  1. Terbentuknya hujan asam yaitu :
Uap air dan gas-gas lain di udara bercampur dengan gas-gas beracun membentuk asam. Gas-gas beracun itu dikeluarkan sebagai gas buangan dari bahan bakar kenderaan bermotor dan mesin pabrik.

  1. Cara untuk menghemat air yaitu:
a.       Menutup keran air setelah menggunakannya
b.      Mencuci pakaian setelah jumlahnya banyak
c.       Menggunakan air bekas mencuci beras atau sayur untuk menyiram tanaman.
d.      Tidak mencuci kenderaan setiap hari.

  1. Manfaat air dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a.       Air digunakan sebagai alat pembersih, contoh: untuk mencuci pakaian.
b.      Air digunakan sebagai sarana olahraga, contohnya: Ski air dan berselancar.
c.       Air digunakan untuk makan dan minum


Mengetahui :                                                                     Medan,  November 2012
Kepala Sekolah                                                                 Guru kelas V
SD Negeri 060823 Medanamplas                                    



Hj.Nurbasyama Srg,S.Pd                                               Normawati
Nip.19580609 197909 2 003                                           
                                                                                         









Lampiran. 3
Lembar Format Observasi Pra Siklus

Nama                         :  
Kelas                          :   V
Mata Pelajaran           :   IPA


No
Aspek yang diamati
skor
Jlh
%
1
2
3
4
1
Memperhatikan penjelasan guru






2
Membaca materi/buku






3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar






4
Berani bertanya






5
Mengajukan pendapat atau ide






6
Menjawab pertanyaan






7
Berbicara dengan baik






8
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru






9
Menggambar proses daur air dalam buku catatan






10
Aktif dalam diskusi kelompok






11
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok






12
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku






13
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas






14
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik






15
Mencatat rangkuman dari hasil pembelajaran







Keterangan :
Baik sekali     :  86 – 100% siswa aktif
Baik               :  71 – 85% siswa aktif
Cukup           :  60 – 70% siswa aktif                          Medan,
Kurang          :  di bawah 60% siswa aktif                  Pengamat,









Lembar Format Observasi Siklus I

Nama                         :  
Kelas                          :   V
Mata Pelajaran           :   IPA


No
Aspek yang diamati
skor
Jlh
%
1
2
3
4
1
Memperhatikan penjelasan guru






2
Membaca materi/buku






3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar






4
Berani bertanya






5
Mengajukan pendapat atau ide






6
Menjawab pertanyaan






7
Berbicara dengan baik






8
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru






9
Menggambar proses daur air dalam buku catatan






10
Aktif dalam diskusi kelompok






11
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok






12
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku






13
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas






14
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik






15
Mencatat rangkuman dari hasil pembelajaran







Keterangan :
Baik sekali     :  86 – 100% siswa aktif
Baik               :  71 – 85% siswa aktif
Cukup           :  60 – 70% siswa aktif                          Medan,
Kurang          :  di bawah 60% siswa aktif                  Pengamat,



Lembar Format Observasi Siklus II

Nama                         :  
Kelas                          :   V
Mata Pelajaran           :   IPA


No
Aspek yang diamati
skor
Jlh
%
1
2
3
4
1
Memperhatikan penjelasan guru






2
Membaca materi/buku






3
Mencatat hal-hal penting dalam belajar






4
Berani bertanya






5
Mengajukan pendapat atau ide






6
Menjawab pertanyaan






7
Berbicara dengan baik






8
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru






9
Menggambar proses daur air dalam buku catatan






10
Aktif dalam diskusi kelompok






11
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok






12
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku






13
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas






14
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik






15
Mencatat rangkuman dari hasil pembelajaran







Keterangan :
Baik sekali     :  86 – 100% siswa aktif
Baik               :  71 – 85% siswa aktif
Cukup           :  60 – 70% siswa aktif                          Medan,
Kurang          :  di bawah 60% siswa aktif                  Pengamat,


Lampiran. 4
Angket Aktivitas Belajar Siswa
Penelitian Tindakan Kelas

Sekolah               :  SD Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran    :  IPA
Kelas                   :  V
Siklus ke             :  ...............................

Petunjuk :
1.      Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama            :  ..................................................
Kelas             :  ..................................................
2.      Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan anda.

No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar menyenangkan?


2
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?


3
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah memahami pelajaran?


4
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani mengemukakan pendapat?


5
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?


6
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran?


7
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?


8
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?


9
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?


10
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok?



Angket Aktivitas Belajar Siswa
Penelitian Tindakan Kelas

Sekolah               :  SD Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran    :  IPA
Kelas                   :  V
Siklus ke             :  ...............................

Petunjuk :
3.      Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama            :  ..................................................
Kelas             :  ..................................................
4.      Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan anda.

No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar menyenangkan?


2
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?


3
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah memahami pelajaran?


4
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani mengemukakan pendapat?


5
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?


6
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran?


7
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?


8
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?


9
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?


10
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok?





Angket Aktivitas Belajar Siswa
Penelitian Tindakan Kelas

Sekolah               :  SD Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran    :  IPA
Kelas                   :  V
Siklus ke             :  ...............................

Petunjuk :
5.      Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama            :  ..................................................
Kelas             :  ..................................................
6.      Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan anda.

No.
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar menyenangkan?


2
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?


3
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah memahami pelajaran?


4
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani mengemukakan pendapat?


5
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?


6
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran?


7
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?


8
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?


9
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?


10
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok?




Lampiran. 5
Media Gambar Pokok Bahasan Daur Air
Kelas V SD

Gambar 1. Media Gambar Tahap-tahap Daur Air

Gambar 2. Media Gambar Tahap-tahap Terjadinya Hujan Asam































Gambar 3. Media Gambar Manfaat Air Bagi Kehidupan






































Gambar 4. Media Gambar Kegiatan Manusia yang
Dapat Mempengaruhi Daur Air







































Gambar 5. Media Gambar Cara Menghemat Air














Lampiaran 6




















Lampiran 7
Dokumentasi






SEMOGA BERMANFAAT...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar