a1. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme berasal dari
bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Aliran
rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari aliran progresivisme yang
dipelopori oleh John Dewey (1859-1952). Gerakan rekonstruksionisme ini lahir
didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan
melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang
ini. Maka dari itu aliran rekonstruksionisme memandang pendidikan sebagai reconstruct
of experiences (pembangunan kembali pengalaman-pengalaman) yang berlangsung
secara terus-menerus dalam hidup.
Pada dasarnya aliran
rekonstruksionisme sepaham dengan aliran perenialisme bahwa ada kebutuhan alam
yang mendesak untuk kejelasan dan kepastian bagi kebudayaan zaman modern
sekarang (hendak menyatakan krisis kebudayaan modern), yang sekarang mengalami
ketakutan, kebimbangan dan kebingungan. Tetapi aliran rekonstruksionisme tidak
sependapat dengan cara dan jalan pemecahan yang ditempuh filsafat perenialisme.
Aliran perenialisme lebih memilih jalan kembali ke alam kebudayaan abad pertengahan.
Sementara itu aliran rekonstruksionisme berusaha membina suatu konsensus yang
paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam
kehidupan manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
rekonstruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan
utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru
seluruh lingkungannya, maka melalui lembagai dan proses pendidikan.
b.
Pokok-pokok
Konsep Rekonstruksionisme
Harianto
menjelaskan pokok-pokok konsep rekonstruksionisme sebagai berikut :
- Pendidikan harus menciptakan tatanan sosial yang baru sesuai dengan nilai-nilai dan kondisi sosial yang baru.
- Masyarakat baru
- Anak, sekolah, dan pendidikan dipengaruhi oleh kekuatan sosial budaya
- Guru meyakinkan murid tentang kebenaran dan memecahkan masalah melalui rekonstruksi sosial secara demokratis.
- Memperbarui tujuan dan cara-cara yang dipakai pendidikan
c2. Pandangan Rekonstruksionisme Dan
Penerapannya Di Bidang Pendidikan
Pandangan aliran filsafat pendidikan
rekonstruksionisme terhadap pendidikan adalah kita harus mengetahui pengertian
filsafat. Yangmana filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup
ilmu-ilmu khusus. Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat
menjadi pilar bagi bangunan dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap
pribadi warga Negara untuk mengisi format kebudayaan bangsa yang diinginkan dan
diwariskan. Aliran rekonstruksionisme adalah sepaham dengan aliran perenialisme
dalam tindakan mengatasi krisis kehidupan modern.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas
penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Kemudian
aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu
dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia
yang dikuasai oleg golongan tertentu.
d3. Pandangan Tentang Aliran
Rekonstruksionisme Secara Epistomologis
Aliran ini berpijak pada pola
pemikiran bahwa untuk memahami realita alam nyata memerlukan suatu azaz tahu,
dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita ini tanpa melalui proses
pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan suatu
pintu gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya baik indra maupun rasio sama-sama
berfungsi membentuk pengetahuan, dan akal di bawa oleh panca indra menjadi
pengetahuan dalam yang sesungguhnya.
e4. Pandangan Tentang Aliran
Rekonstruksionisme Secara Teologis
Berdasarkan prinsip nilai teologis aliran rekonstruksionisme memandang masalah nilai
berdasarkan azas-azas super natural yakni menerima nilai natural yang universal,
yang abadi . Hakikat manusia adalah pancaran
yang potensial yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan dan atas dasar inilah
tinjauan tentang kebenaran dan keburukan dapat diketahui.
f.
5. Pandangan
Tentang Aliran Rekonstruksionisme Secara Ontologis
oleh ontologis,dijelaskan tentang bagaimana
hakikat dari segala sesuatu. Aliran rekonstruksionisme memandang bahwa realita
itu bersifat universal, yang mana realita itu ada di mana dan sama di setiap
tempat.
REFERENSI
http://rainbowcak.blogspot.co.id/2013/01/makalah-filsafat-pendidikan-aliran_804.html(2015/09/10/21:20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar