ADS

Senin, 07 Desember 2015

contoh Proposal Skripsi IPA


BAB I
PENDAHULUAN
       A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal, proses reproduksi sistem nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran IPA.
Ilmu  Pengetahuan  Alam  (IPA)  berhubungan  dengan  cara mencari  tahu  tentang  alam   secara   sistematis,   sehingga   IPA bukan   hanya   penguasaan   kumpulan  pengetahuan  yang  berupa fakta-fakta,  konsep-konsep,  atau  prinsip-prinsip  saja  tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi  wahana  bagi  peserta  didik  untuk  mempelajari  diri sendiri  dan  alam  sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam  kehidupan   sehari-hari.   Proses pembelajarannya   menekankan   pada   pemberian  pengalamanlangsung  untuk  mengembangkan  kompetensi  agar    menjelajahi dan  memahami  alam  sekitar  secara  ilmiah.  Pendidikan  IPA diarahkan  untuk  inkuiri   dan   berbuat   sehingga   dapat membantu   peserta   didik   untuk   memperoleh  pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
            Dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan  standar  minimum  yang  secara  nasional  harus  dicapai  oleh peserta  didik  dan  menjadi  acuan  dalam  pengembangan  kurikulum  di  setiap satuan  pendidikan” (Depdiknas, 2006:47).  Pencapaian  SK  dan  KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan  pada  pemberdayaan  peserta  didik  untuk membangun    kemampuan,    bekerja    ilmiah,    dan    pengetahuan    sendiri yang  difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata Pelajaran IPA.
            Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
 Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
            Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
            Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
            Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bukan hanya bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata, hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu belajar merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.
Proses komunikasi, utamanya dalam lingkungan pendidikan formal (sekolah) seorang guru dituntut untuk dapat menyampaikan atau menginformasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa yang diajarnya (anak didik) dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar pengetahuan yang dimiliki guru dapat dikuasai oleh siswa. Sehingga dengan adanya proses komunikasi tersebut guru diharapkan dapat menyampaikan pengalamannya atau pengetahuannya kepada siswanya dan siswa pun menerima atau memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Kendatipun demikian upaya tersebut tidak selalu sesuai apa yang kita harapkan, karena dalam kegiatan pembelajaran proses komunikasi tidak selalu berjalan dengan lancar, bahkan dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian.
            Upaya untuk memotivasi belajar anak sangat diarahkan kepada proses belajar mengajar, dalam hal ini penggunaan media pembelajaran yang baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang optimal disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Karena adanya penataan dan perencanaan yang baik dan optimal terutama dalam penggunaan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam proses pembalajaran maka dapat menghasilkan siswa yang mempunyai potensi serta memiliki kemampuan intelektual sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
            Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak hal yang menuntut siswa untuk mencari sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Di sisi lain guru berupaya memperjelas dan memberikan kesan yang bermakna kepada siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
            Rendahnya tingkat kemampuan siswa menguasai materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena dalam proses belajar mengajar, yang diterapkan guru selama ini adalah dengan cara memberikan materi tanpa menggunakan media, membacakan naskah pelajaran sementara siswa di minta mendengarkan dan mencatat, sehingga menjadi siswa hanya sekedar sebagai pendengar pasif dalam kelas yang menyebabkan siswa kurang berminat, bahkan bisa kehilangan motivasi belajarnya. Dengan demikian, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran atau hasil belajar yang diperoleh siswa bisa berakibat rendah. Hal tersebut mengakibatkan hasil yang diperoleh nilai pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Ujian Ulangan harian Kelas II semester I banyak yang tidak mencapai KKM, KKM yang ditetapkan adalah 62. Dari jumlah siswa 30 orang hanya 6 orang (10%) yang mendapat nilai yang mencapai KKM. 24 orang (80%) yang tidak mencapai KKM.
            Selama ini peneliti kurang kreatif menggunakan media dalam pembelajaran. Peneliti hanya menggunakan metode ceramah yang membuat siswa tidak bersemangat mendengarkan materi yang disampaikan peneliti. Sedikit siswa yang tekun mendengarkan penjelasan materi. Ada beberapa siswa yang asik mengobrol, ada yang melamun, dan ada juga siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan buang air kecil.
            Peneliti merasa bersalah dengan keadaan kelas yang tidak. Timbul ide cemerlang peneliti untuk menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Maka salah satu cara yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa adalah dengan menggunakan media gambar yang membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh peneliti. Penggunaan media gambar sangat penting karena terkait dengan keberhasilan dan kemampuan siswa secara utuh.
            Gambar berwarna merupakan jenis media  yang dapat membantu siswa dalam belajar, sebab secara langsung siswa berhadapan dengan objek yang sedang dipelajari. Selama ini di SD Swasta Mandiri Medanmarelan tidak pernah belajar dengan menggunakan media gambar, utamanya pada jenis jenis hewan, sehingga siswa kurang paham akan materi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan media gambar dalam pembalajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya kelas II.
            Berdasarkan uraian permasalahan di atas, saya tertarik untuk mengangkat judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengidentifikasi mahluk hidup dengan Menggunakan Media Gambar pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam  dikelas II SD Swasta Mandiri  Medanmarelan”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
 Apakah dengan Menggunakan Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa mengidentifikasi Mahluk Hidup pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas  II SD Swasta Mandiri Medanmarelan ?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengidentifikasi jenis hewan yang menguntungkan dan merugikan manusia pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikelas II SD Swasta Mandiri Medanmarelan

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1.      Memberikan masukan pada guru akan pentingnnya media dalam proses pembelajaran
2.      Dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.
3.      Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA meningkat.
4.      Hasil belajar siswa dalam  pembelajaran IPA meningkat                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
       E. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mencapai sasaran penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa mengidentifikasi Mahluk Hidup dengan Menggunakan Media Gambar pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam  Materi pokok Menyebutkan jenis hewan yang menguntungkan dan Membahayakan Manusia dikelas II SD Swasta Mandiri Medanmarelan”
F. Variabel Penelitian
1. Keterampilan adalah kecerdasan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.
2. Media gambar adalah bahan atau alat bantu guru dalam menyampaikan suatau materi pembelajaran berbentuk tiruan yang berstruktur dua dimensi menyerupai  bentuk aslinya.
3. Hasil belajar adalah perubahan prestasi siswa yang dicapai setelah kegiatan proses pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung : Pustaka Setia.
Arif Tiro, Muhammad. 2009. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Badan
            Penerbit UNM.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad. 2002. Media pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama
            Widya.

Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 (model silabus kelas IV Sekolah Dasar).
Djamarah, Syaiful Bahri.1999. Psikolog Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik. 2001. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditia Bakti
Farida Hanum Siregar. Meningkatkan Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media      Gambar pada Pelajaran Sains Pokok Bahasan Daur Air Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 07 Medan.
Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Tarigan, Djago. 1996. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan           Pengembangannya. Bandung : Angkasa.
Yendra Kesuma Sbt, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Penggunaan Media Gambar Berseri pada Materi Pokok Menulis Karangan di Kelas IV SD Negeri 023902 Binjai Utara T.A 2011/2012 .  
Yusufhadi Miarso. Media Instruksional Pusat TKPK, Departemen Pendidikan dan             kebudayaan



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar