ADS

Minggu, 13 Desember 2015

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) sekarang ini membawa perubahan gaya hidup manusia baik di segala bidang. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan untuk dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia agar dapat bersaing dalam dunia. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai atau mewujudkan hal-hal tersebut, seorang guru harus memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
            Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap pelajaran IPA di kelas IV SD.....saat mengajar. Terlihat bahwa hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPA masih terlihat sangat rendah. Nilai yang diperoleh siswa belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Rendahnya hasil belajar siswa perlu untuk dicermati. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang diterapkan cenderung bersifat menonton tanpa adanya inovasi penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA.
Untuk mengatasi masalah diatas, perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat, aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satunya ialah menerapkan metode index card match (mencari pasangan kartu).
            Metode index card match dapat membantu siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari, menguji sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan serta mengetahui sejauh mana perkembangan siswa saat ini dengan menggunakan kartu index.  Dengan adanya kondisi seperti di atas maka penulis tertarik untuk menerapkan metode index card match. Dengan menggunakan metode index card match dapat membuat siswa lebih aktif dan bergairah dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat membantu siswa untuk mengingat dan menggulang materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa Sekolah Dasar yang belum memahami materi pelajaran IPA. Kenyataan inilah yang menjadi dasar bagi penulis ingin menelusuri lebih lanjut bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa, dengan melakukan suatu penelitian yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkam Metode Index Card Match pada Pelajaran IPA di Kelas IV SD ....................

1.2             Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat didefenisikan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.        Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPA secara khusus pada materi pokok energi panas
2.        Guru kurang terampil dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran




1.3             Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan ini maka penelitian dibatasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Index Card Match pada pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV SD............

1.4             Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan: Apakah  dengan menerapkan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV SD.....

1.5             Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Index Card Match pada pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV SD.......

1.6             Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.        Manfaat bagi Anak untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA khususnya pada materi pokok energi panas.
2.        Manfaat bagi Guru sebagai pertimbangan bagi para guru untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1       Kerangka Teori
A.        Pengertian Hasil Belajar Siswa
            Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “Hasil” dan “Belajar”. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.
            Nana Sudjana (2009:22)  “Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Menurut Agus Suprijono (2010:5) “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”. Sedangkan menurut Hamalik (2009:30) “Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan”. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar dilaksanakan, baik dalam bentuk nilai, sikap, apresiasi, dan keterampilan siswa yang dapat diamati dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.
B.        Metode Index Card Match
Dari berbagai metode pembelajaran  yang banyak menarik perhatian orang akhir-akhir ini salah satu diantaranya adalah index card match dikenal juga dengan  istilah “mencari pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan.
Nurgayah (2011:169) “Metode index card match artinya suatu cara yang digunakan guru dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan”. Menurut Agus Suprijono (2009:120) “Metode index card match “mencari pasangan kartu” digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya”. Menurut Mel Silberman (2009:240), “Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran, ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas”.  
Hisyam Zaini (2008:32) “Index Card Match atau Mencari Pasangan Kartu adalah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan”.
Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) merupakan suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian perlu diberikan kepada siswa agar metode ini menjadi lebih efektif.
Nurgayah (2011:169) Langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut: (1) Siapkan materi pelajaran yang sudah dipelajari di rumah (2) Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban (3) Potonglah kertas pertanyaan dibagikan kepada separuh jumlah peserta didik, dan yang berisi jawaban juga sejumlah separuh peserta didik yang hadir (4) Peserta didik disuruh mencari pasangan soal dan jawaban, setelah ketemu suruh mereka duduk berdekatan, kemudian suruh satu persatu membacakan atau mencocokkan soal dan jawabannya, sementara peserta didik yang lain mendengarkan barangkali ada kekeliruan pasangan (5) Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan dan sekaligus menjelaskan bahwa metode ini sebagai latihan persiapan ujian akhir atau ulangan. Langkah-langkah pembelajaran metode index card match menurut Nurgayah belum lengkap.
Selanjutnya menurut Agus Suprijono (2009:120) Langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut: (1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas (2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama (3) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan (4) Pada sepatuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat (5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban (6) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban (7) Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain (8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya (9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Langkah-langkah pembelajaran metode index card match menurut Agus Suprijono belum lengkap.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran metode index card match diatas maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
  1. Siapkan materi pelajaran yang sudah dipelajari dirumah atau materi yang sudah pernah diajarkan disekolah.
  2. Guru mempersiapkan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.
  3. Potongan-potongan kertas tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yang sama sehingga berbentuk kartu.
  4. Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan dan pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
  5. Kemudian kartu-kartu tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.
  6. Kartu-kartu tersebut kemudian dibagiakan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang memndapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya.
  7. Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya.
  8. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal  yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan susara keras.
  9. Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.
Metode cukup menarik untuk diterapkan, selain ada unsur permainan kebersamaan dan membangun keakraban antar siswa. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru. Siswa yang belum begitu menguasai materi yang telah diajarkan tentunya akan mengalami kesulitan dalam mencari pasangannya.



E.        Keunggulan dan kelemahan dari metode index card match
Nurgayah (2011:106) Setiap metode pembelajaran berbeda fungsi dan cara penggunaannya, sehingga tidak ada suatu metode tertentu yang dianggap unggul untuk semuanya baik dari untuk semua materi pembelajaran, peserta didik, pendidik, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebagai pendidik, guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat untuk proses pembelajaran tertentu.  
Handayani (2009:4) http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Kelebihan metode index card match sebagai berikut: (1) terjadi proses diskusi dan persentasi sehingga dapat lebih menguatkan konsep/topik yang hendak di review maupun topik baru yang baru dipelajari; (2) membantu siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran; (3) mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan; (4) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar; (5) penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain; (6) merupakan strategi yang berpusat pada siswa dan tidak pada guru; (7) Membangun keakraban dan kebersamaan antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru; (8) materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Sedangkan Kelemahan metode Index Card Match sebagai berikut: (1) guru harus meluangkan waktu lebih lama dalam membuat potongan kertas soal dan jawaban; (2) guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas; (3) menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah; (4) suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.

F.                 Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science). Dalam Bahasa Indonesia istilah Science sering digunakan namun penulisannya telah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia yaitu Sains. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Amien (dalam Ali Nugraha 2005:3) mengemukakan bahwa, “IPA sebagai bidang ilmu ilmiah dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahkluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam”. Pada hakikatnya sains dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu produk, proses, dan pemupukan sikap. Pembelajaran IPA di SD bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor seiring dengan perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni)
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran dapat mengembangkan daya penalaran siswa mencakup beberapa komponen yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif). Agar siswa berpikir kritis, aktif bertanya, mengkombinasikan gagasan – gagasan menjadi argumen, serta bertanya tentang mengapa, bagaimana. Berkenaan dengan hal ini, menurut peneliti didalam mengajar guru dituntut bukan hanya mampu untuk menyampaikan pengetahuan saja tetapi juga harus memilki kemampuan menciptakan kondisi kegiatan belajar yang membangkitkan gairah siswa untuk belajar secara aktif dan memiliki penalaran yang tinggi sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
G.        Pembelajaran “Energi Panas”
Panas merupakan salah satu bentuk energi. Energi yang dihasilkan oleh panas disebut energi panas. Energi panas biasa juga disebut kalor. Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan manusia. Budi Wahyono dan Setyo Nurachmandani (dalam IPA 2008:97) Dalam kehidupan sehari-hari sumber energi panas adalah matahari. Selain itu terdapat pula sumber energi panas dari gesekan benda dan api.
  1. Sumber Energi Panas
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber panas. Dalam kehidupan kita terdapat dua sumber panas, yaitu matahari dan sumber panas lain yang dihasilkan karena gesekan benda.
  1. Matahari
Matahari merupakan sumber panas utama di bumi yang digunakan oleh makhluk hidup. Energi panas yang dihasilkan oleh matahari sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena energi matahari digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat makanan pada proses fotosintesis.
Dalam kehidupan sehari-hari, energi matahari juga digunakan untuk alat pemanas yang biasanya diletakkan di atap rumah atau hotel. Selain itu, Energi panas juga digunakan oleh petani untuk menjemur hasil panennya. Kemajuan bidang teknologi juga menghasilkan temuan baru yang memanfaatkan energi matahari.
Salah satunya melalui pengembangan kendaraan bertenaga surya. Dalam teknologi ini, cahaya matahari diubah menjadi energi listrik dan disimpan di dalam aki. Nah, energi listrik yang disimpan di dalam aki inilah yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan.

  1. Energi panas yang dihasilkan karena gesekan benda
Selain matahari, energi panas juga dapat dihasilkan dari gesekan antara dua buah benda. Panas timbul karena gesekan yang terus-menerus. Makin kasar permukaan benda yang digesekkan, makin cepat pula panas timbul. Satu hal yang perlu diperhatikan. Pemberian cairan atau pelumas pada permukaan benda menyebabkan lambannya timbul panas.pada saat udara dingin di pegunungan, orang yang mendaki gunung biasanya menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya untuk memperoleh energi panas sehingga tubuhnya menjadi hangat.
  1. Api
Untuk memunculkan api, kamu membutuhkan bahan bakar dan udara. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak tanah, dan gas. Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara, api akan mati. Api dapat dimunculkan dari korek api dan batu api. Batu api biasanya dipasangkan pada pemantik. Pada zaman dahulu, sebelum ditemukan kedua alat tadi, api dihasilkan dengan menggesekkan batu api.
Selain itu, juga dilakukan dengan menggesekkan dua batang kayu. Jika gesekan sudah sangat panas, akan timbul api pada kayu tersebut. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan, di antara nya untuk masak, menjalankan mesin, serta memusnahkan sampah dan kuman. Namun, kamu harus hati-hati menggunakannya. Api dapat menyebabkan kebakaran. Bukan hanya harta yang hilang, tetapi dapat juga nyawa. Oleh karena itu, jika sudah tidak diperlukan, matikanlah api.
Energi Panas
Pada jaman dahulu, nenek moyang kita biasa menggunakan kayu atau batu untuk memperoleh sumber panas berupa api. Caranya adalah dengan menggosok-gosokkan batu atau kayu tersebut. Gesekan yang terjadi dapat menimbulkan panas dan dihasilkan api sebagai sumber panas. Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini api dapat dengan mudah diperoleh. Kamu tentu tahu korek api. Dengan menggesekkan batang korek api pada bidang gesek, maka kamu akan mendapatkan api. Selain itu api dapat pula diperoleh dari gas, misalnya korek gas atau kompor gas. Namun saat menggunakan api, kalian harus hatihati. Agar lebih aman, mintalah bantuan kepada orang dewasa. Carilah peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukan bahwa sumber panas dapat dihasilkan dengan cara menggesek-gesekkan dua buah permukaan benda.
  1. Perpindahan Panas
Yosaphat Sumardi (2008:8.15)Panas dapat berpindah atau merambat melalui tiga cara, yaitu radiasi, konveksi, dan konduksi.
  1. Radiasi
Setiap hari kita dapat merasakan panasnya cahaya matahari yang terpancar pada tubuh kita. Panas yang terpancar tersebut sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara. Panas yang merambat langsung tanpa melalui zat perantara dikenal dengan radiasi.
Radiasi panas terbesar yang dapat kita rasakan adalah radiasi yang dihasilkan oleh matahari. Oleh karena itu, matahari merupakan sumber energi panas utama dalam kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu juga dapat menemukan peristiwa yang berhubungan dengan radiasi. Pada saat kamu berada di bawah lampu yang cukup terang tentunya kamu akan merasakan hangat. Selain itu ketika kamu berada dekat dengan kompor yang sedang menyala tentu kamu juga akan merasakan panas. Panas tersebut dapat terasa tanpa melalui perantara.
  1. Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan panas yang diikuti oleh perpindahan zat perantaranya. Misalnya air yang panas akan bergerak naik menyebabkan wadahnya menjadi panas.
  1. Konduksi
Kamu tentu pernah meyentuh sendok yang berada di dalam air teh panas yang kamu buat. Apa yang kamu rasakan pada ujung sendok tersebut? Kamu akan merasakan bahwa ujung sendok menjadi hangat. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpindahan panas dari air teh panas melalui sendok. Perambatan panas yang terjadi pada sendok ini disebut dengan konduksi. Konduksi merupakan perambatan panas tanpa disertai perpindahan zat perantaranya.
2.2       Kerangka Konseptual
            Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Diantaranya sebagai penggerak maupun motivator bagi siswa supaya tetap semangat dalam belajar. Menjadi tugas guru untuk menerapkan suatu metode pembelajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan semangat siswa dalam belajar dan mampu mengatasi proses pembelajaran yang monoton sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode index card match atau mencari pasangan kartu merupakan satu alternative yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin
Dalam metode ini terdapat aktivitas membaca, mengamati, mendengarkan, berbicara, mencatat, memecahkan soal, kecepatan mencari kartu dan aktivitas emosional (gembira, bersemangat). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Dengan penerapan metode index card match di dalam kelas maka diharapkan aktivitas siswa kembali aktif sehingga proses belajar mengajar yang monoton tidak akan terjadi dalam kelas.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diharapkan setelah proses belajar mengajar. Untuk itu, segala sesuatu yang mempengaruhi hasil belajar harus dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang baik. Melalui penerapan metode pembelajaran ini, siswa dituntut untuk belajar bersama, melatih kecepatan berpikir dalam suasana yang menyenangkan, karena metode ini bisa divariasikan dalam bentuk permainan kartu.
Metode index card match dapat melatih pola pikir siswa karena dengan metode ini siswa dilatih memahami dan mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau soal, lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa bersama-sama dengan guru. Karena pembelajaran ini dilakukan dalam suasana menyenangkan, maka siswa diharapkan lebih bersemangat dan dapat lebih menguasai mata pelajaran IPA di kelas IV SD...  materi pokok energi panas dengan baik.
2.3       Hipotesis Tindakan
            Berdasarkan konsep dalam kajian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Dengan menerapakan metode Index Card Macth dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD......dalam pembelajaran IPA materi pokok “energi panas” tahun pelajaran .

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1       Jenis Penelitian
            Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) classroom action research yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi pokok energi panas.
3.2       Lokasi dan Waktu Penelitian
            Lokasi penelitian dilaksanakan di SD semester genap. Penelitian ini diharapkan selesai dalam waktu 2 bulan. Mulai tanggal  06 januari, februari, dan 06 maret 2015. Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan penulis bekerja di tempat ini.
3.3       Subjek dan Objek Penelitian
            Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas IV SD . yang berjumlah 30 orang siswa terdiri dari laki – laki 14 orang dan perempuan 16 orang. Objek penelitian ini adalah tindakan sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode index card match.


DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 2005. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inguiry.  Jakarta: Depdikbud
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas.Medan: Pasca Sarjana Unimed
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Handayani. 2009. Stategi Belajar Aktif dengan ICM. http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Diakses tanggal 22 Desember 2011
Nurgayah. 2011. Strategi & Metode Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media Perintis
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumardi, Yosaphat, dkk. 2008. Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar