BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) sekarang ini membawa perubahan gaya
hidup manusia baik di segala bidang. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan
untuk dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia agar dapat bersaing dalam
dunia. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia adalah
dengan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai atau mewujudkan hal-hal tersebut, seorang guru harus memiliki empat
kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap
pelajaran IPA di kelas IV SD.....saat mengajar. Terlihat
bahwa hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPA masih terlihat sangat
rendah. Nilai yang diperoleh
siswa belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Rendahnya hasil belajar siswa perlu
untuk dicermati. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang diterapkan
cenderung bersifat menonton tanpa adanya inovasi
penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA.
Untuk mengatasi
masalah diatas, perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
semangat, aktivitas dan hasil belajar siswa.
Salah satunya ialah menerapkan metode index
card match (mencari pasangan kartu).
Metode index card match dapat membantu siswa mengingat kembali materi yang
telah dipelajari, menguji sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang
disampaikan serta mengetahui sejauh mana perkembangan siswa saat ini dengan
menggunakan kartu index. Dengan
adanya kondisi seperti di atas maka penulis tertarik untuk menerapkan metode index card match. Dengan menggunakan metode
index card match dapat membuat siswa
lebih aktif dan bergairah dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat membantu
siswa untuk mengingat dan menggulang materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa masih banyak
siswa Sekolah Dasar yang belum memahami materi pelajaran IPA. Kenyataan inilah
yang menjadi dasar bagi penulis ingin menelusuri lebih lanjut bagaimana meningkatkan
hasil belajar siswa, dengan melakukan suatu penelitian yang berjudul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkam Metode Index Card Match pada Pelajaran
IPA di Kelas IV SD ....................
1.2
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dapat didefenisikan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1.
Rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA secara khusus pada materi pokok energi panas
2.
Guru kurang terampil
dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran
1.3
Batasan
Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan ini maka penelitian
dibatasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Index Card Match pada pelajaran IPA
materi pokok energi panas di kelas IV SD............
1.4
Rumusan
Masalah
Berdasar dari latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan: Apakah dengan menerapkan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV SD.....
1.5
Tujuan
Penelitian
Yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
metode Index Card Match pada
pelajaran IPA materi pokok energi panas di kelas IV SD.......
1.6
Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini adalah :
1.
Manfaat bagi Anak untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA khususnya pada materi pokok
energi panas.
2.
Manfaat bagi Guru sebagai
pertimbangan bagi para guru untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat
dalam proses belajar mengajar.
BAB II
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
A. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar terdiri dari dua kata
yaitu “Hasil” dan “Belajar”. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan
karena berlangsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah
serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik di bandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan
menjadi sopan.
Nana
Sudjana (2009:22) “Hasil belajar adalah
kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar”. Menurut Agus Suprijono (2010:5) “Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan”. Sedangkan menurut Hamalik (2009:30) “Hasil belajar adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan”. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan
dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan yang timbul
pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang berupa kecakapan
sikap, kebiasaan dan pengertian.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar
mengajar dilaksanakan, baik dalam bentuk nilai, sikap, apresiasi, dan
keterampilan siswa yang dapat diamati dalam proses belajar mengajar. Hasil
belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa
dalam mengetahui dan memahami suatu pelajaran.
B. Metode Index Card Match
Dari berbagai metode pembelajaran yang banyak menarik perhatian orang
akhir-akhir ini salah satu diantaranya adalah index card match dikenal juga dengan
istilah “mencari pasangan kartu”. Metode ini berpotensi membuat siswa
senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat
pembelajaran tidak membosankan.
Nurgayah (2011:169) “Metode index card match artinya suatu cara yang digunakan guru dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan jawaban yang cocok dengan
pertanyaan yang sudah disiapkan”. Menurut Agus Suprijono (2009:120) “Metode index card match “mencari pasangan
kartu” digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan
sebelumnya”. Menurut Mel Silberman (2009:240), “Index Card Match adalah
cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran, ia
membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan
sekelas”.
Hisyam Zaini (2008:32) “Index Card
Match atau Mencari
Pasangan Kartu adalah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan
untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi
baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik
diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga
ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan”.
Tipe Index Card Match ini
berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka
pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.
Dari pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) merupakan suatu metode pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa
kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Unsur permainan
yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak
membosankan. Tentu saja penjelasan aturan permaian perlu diberikan kepada siswa
agar metode ini menjadi lebih efektif.
Nurgayah
(2011:169) Langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut: (1) Siapkan
materi pelajaran yang sudah dipelajari di rumah (2) Buatlah potongan kertas
sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban (3)
Potonglah kertas pertanyaan dibagikan kepada separuh jumlah peserta didik, dan
yang berisi jawaban juga sejumlah separuh peserta didik yang hadir (4) Peserta
didik disuruh mencari pasangan soal dan jawaban, setelah ketemu suruh mereka
duduk berdekatan, kemudian suruh satu persatu membacakan atau mencocokkan soal
dan jawabannya, sementara peserta didik yang lain mendengarkan barangkali ada
kekeliruan pasangan (5) Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan dan sekaligus
menjelaskan bahwa metode ini sebagai latihan persiapan ujian akhir atau ulangan.
Langkah-langkah pembelajaran metode index
card match menurut Nurgayah belum lengkap.
Selanjutnya
menurut Agus Suprijono (2009:120) Langkah – langkah pembelajarannya sebagai
berikut: (1) Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di
dalam kelas (2) Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama (3)
Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan.
Setiap kertas berisi satu pertanyaan (4) Pada sepatuh kertas yang lain, tulis
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat (5) Kocoklah semua kertas
sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban (6) Setiap siswa diberi satu
kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh
siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban (7) Mintalah
kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan,
mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak
memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain (8) Setelah
semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap
pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras
kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh
pasangannya (9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Langkah-langkah pembelajaran metode index
card match menurut Agus Suprijono belum lengkap.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran metode index card match diatas maka penulis
membuat kesimpulan sebagai berikut:
- Siapkan materi pelajaran yang sudah dipelajari dirumah atau materi yang sudah pernah diajarkan disekolah.
- Guru mempersiapkan potongan-potongan kertas sebanyak separuh siswa dalam kelas yang akan diajar.
- Potongan-potongan kertas tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yang sama sehingga berbentuk kartu.
- Pada separuh bagian ditulis pertanyaan tentang materi yang diajarakan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan dan pada separuh bagian yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
- Kemudian kartu-kartu tersebut dicampur aduk secara acak, sehingga tercampur antara soal dengan jawaban.
- Kartu-kartu tersebut kemudian dibagiakan kepada setiap siswa, satu siswa satu kertas. Diterangkan aturan main bahwa siswa yang mendapat soal harus mencari temannya yang memndapat jawaban dari soal yang diperolehnya, demikian pula sebaliknya.
- Setelah siswa menemukan pasanganya, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan pasangan yang diperolehnya. Antar pasangan satu dengan yang lain diminta untuk tidak memberitahukan materi yang diperolehnya.
- Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, setiap pasangan diminta untuk membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras secara bergantian agar didengar oleh teman-teman yang lain, kemudian pasangannya membacakan jawaban juga dengan susara keras.
- Setelah semua pasangan telah membaca soal dan jawaban yang diperoleh kemudian guru membuat klarifikasi. Bersama-sama siswa guru membuat kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.
Metode cukup menarik untuk diterapkan, selain ada unsur
permainan kebersamaan dan membangun keakraban antar siswa. Metode ini dapat
digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang telah diberikan guru. Siswa yang belum begitu menguasai materi
yang telah diajarkan tentunya akan mengalami kesulitan dalam mencari pasangannya.
E. Keunggulan dan kelemahan dari metode index card match
Nurgayah (2011:106) Setiap metode pembelajaran
berbeda fungsi dan cara penggunaannya, sehingga tidak ada suatu metode tertentu
yang dianggap unggul untuk semuanya baik dari untuk semua materi pembelajaran,
peserta didik, pendidik, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebagai
pendidik, guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat untuk proses
pembelajaran tertentu.
Handayani (2009:4) http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Kelebihan metode index card match sebagai berikut: (1) terjadi proses diskusi dan persentasi sehingga dapat lebih
menguatkan konsep/topik yang hendak di review maupun topik baru yang baru
dipelajari; (2) membantu siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran; (3) mampu menciptakan suasana belajar
yang aktif dan menyenangkan; (4) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf
ketuntasan belajar; (5) penilaian
dilakukan bersama pengamat dan pemain; (6) merupakan strategi yang berpusat
pada siswa dan tidak pada guru; (7) Membangun keakraban dan kebersamaan antara siswa dengan
siswa dan siswa dengan guru; (8) materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa. Sedangkan Kelemahan
metode Index Card Match sebagai berikut: (1) guru harus meluangkan waktu lebih lama dalam membuat
potongan kertas soal dan jawaban; (2) guru harus memiliki jiwa demokratis dan
ketrampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas; (3) menuntut sifat
tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah; (4) suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas
lain.
F.
Pembelajaran
IPA di SD
IPA merupakan singkatan dari Ilmu
Pengetahuan Alam (Natural Science). Dalam Bahasa Indonesia istilah Science
sering digunakan namun penulisannya telah disesuaikan dengan Bahasa Indonesia
yaitu Sains. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan
yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki
upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan
Amien (dalam Ali Nugraha 2005:3) mengemukakan bahwa,
“IPA sebagai bidang ilmu ilmiah dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang
terdapat pada mahkluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan
tentang alam”. Pada hakikatnya sains dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu
produk, proses, dan pemupukan sikap. Pembelajaran IPA di SD bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor seiring dengan
perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni)
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar dan pembelajaran dapat mengembangkan daya penalaran siswa
mencakup beberapa komponen yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), sikap (afektif). Agar siswa berpikir kritis, aktif bertanya,
mengkombinasikan gagasan – gagasan menjadi argumen, serta bertanya tentang
mengapa, bagaimana. Berkenaan dengan hal ini, menurut peneliti didalam mengajar
guru dituntut bukan hanya mampu untuk menyampaikan pengetahuan saja tetapi juga
harus memilki kemampuan menciptakan kondisi kegiatan belajar yang membangkitkan
gairah siswa untuk belajar secara aktif dan memiliki penalaran yang tinggi
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
G. Pembelajaran “Energi Panas”
Panas merupakan salah satu
bentuk energi. Energi yang dihasilkan oleh panas disebut energi panas. Energi
panas biasa juga disebut kalor. Energi panas memiliki manfaat yang sangat
banyak dalam kehidupan manusia. Budi Wahyono dan Setyo
Nurachmandani (dalam IPA 2008:97) Dalam kehidupan
sehari-hari sumber energi panas adalah matahari. Selain itu terdapat pula
sumber energi panas dari gesekan benda dan api.
- Sumber Energi Panas
Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disebut sumber
panas. Dalam kehidupan kita terdapat dua sumber panas, yaitu matahari dan
sumber panas lain yang dihasilkan karena gesekan benda.
- Matahari
Matahari merupakan sumber panas utama di bumi yang digunakan
oleh makhluk hidup. Energi panas yang dihasilkan oleh matahari sangat
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena energi matahari
digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat makanan pada proses fotosintesis.
Dalam kehidupan sehari-hari, energi matahari juga digunakan
untuk alat pemanas yang biasanya diletakkan di atap rumah atau hotel. Selain itu,
Energi panas juga digunakan oleh petani untuk menjemur hasil panennya. Kemajuan
bidang teknologi juga menghasilkan temuan baru yang memanfaatkan energi
matahari.
Salah satunya melalui pengembangan kendaraan bertenaga surya.
Dalam teknologi ini, cahaya matahari diubah menjadi energi listrik dan disimpan
di dalam aki. Nah, energi listrik yang disimpan di dalam aki inilah yang
digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
- Energi panas yang dihasilkan karena gesekan benda
Selain matahari, energi panas juga dapat dihasilkan dari gesekan
antara dua buah benda. Panas timbul karena gesekan yang terus-menerus. Makin
kasar permukaan benda yang digesekkan, makin cepat pula panas timbul. Satu hal
yang perlu diperhatikan. Pemberian cairan atau pelumas pada permukaan benda
menyebabkan lambannya timbul panas.pada saat udara dingin di pegunungan, orang
yang mendaki gunung biasanya menggesek-gesekkan kedua telapak tangannya untuk
memperoleh energi panas sehingga tubuhnya menjadi hangat.
- Api
Untuk memunculkan api, kamu membutuhkan bahan bakar dan udara.
Bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak tanah, dan gas.
Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara, api akan mati.
Api dapat dimunculkan dari korek api dan batu api. Batu api biasanya
dipasangkan pada pemantik. Pada zaman dahulu, sebelum ditemukan kedua alat
tadi, api dihasilkan dengan menggesekkan batu api.
Selain itu, juga dilakukan dengan menggesekkan dua batang kayu.
Jika gesekan sudah sangat panas, akan timbul api pada kayu tersebut. Api sangat
bermanfaat bagi kehidupan, di antara nya untuk masak, menjalankan mesin, serta
memusnahkan sampah dan kuman. Namun, kamu harus hati-hati menggunakannya. Api
dapat menyebabkan kebakaran. Bukan hanya harta yang hilang, tetapi dapat juga
nyawa. Oleh karena itu, jika sudah tidak diperlukan, matikanlah api.
Energi
Panas
Pada jaman dahulu, nenek
moyang kita biasa menggunakan kayu atau batu untuk memperoleh sumber panas
berupa api. Caranya adalah dengan menggosok-gosokkan batu atau kayu tersebut. Gesekan
yang terjadi dapat menimbulkan panas dan dihasilkan api sebagai sumber panas. Seiring
dengan kemajuan teknologi, saat ini api dapat dengan mudah diperoleh. Kamu
tentu tahu korek api. Dengan menggesekkan batang korek api pada bidang gesek,
maka kamu akan mendapatkan api. Selain itu api dapat pula diperoleh dari gas,
misalnya korek gas atau kompor gas. Namun saat menggunakan api, kalian harus
hatihati. Agar lebih aman, mintalah bantuan kepada orang dewasa. Carilah
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukan bahwa sumber panas dapat
dihasilkan dengan cara menggesek-gesekkan dua buah permukaan benda.
- Perpindahan Panas
Yosaphat Sumardi (2008:8.15)Panas dapat berpindah atau merambat
melalui tiga cara, yaitu radiasi, konveksi, dan konduksi.
- Radiasi
Setiap hari kita dapat merasakan panasnya cahaya matahari yang
terpancar pada tubuh kita. Panas yang terpancar tersebut sampai ke bumi tanpa
melalui zat perantara. Panas yang merambat langsung tanpa melalui zat
perantara dikenal dengan radiasi.
Radiasi panas terbesar yang dapat kita rasakan adalah radiasi
yang dihasilkan oleh matahari. Oleh karena itu, matahari merupakan sumber energi
panas utama dalam kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu juga dapat
menemukan peristiwa yang berhubungan dengan radiasi. Pada saat kamu berada di
bawah lampu yang cukup terang tentunya kamu akan merasakan hangat. Selain itu
ketika kamu berada dekat dengan kompor yang sedang menyala tentu kamu juga akan
merasakan panas. Panas tersebut dapat terasa tanpa melalui perantara.
- Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan panas yang diikuti oleh
perpindahan zat perantaranya.
Misalnya air yang panas akan bergerak naik menyebabkan wadahnya menjadi panas.
- Konduksi
Kamu tentu pernah meyentuh sendok yang berada di dalam air teh
panas yang kamu buat. Apa yang kamu rasakan pada ujung sendok tersebut? Kamu
akan merasakan bahwa ujung sendok menjadi hangat. Hal ini disebabkan karena
terjadinya perpindahan panas dari air teh panas melalui sendok. Perambatan
panas yang terjadi pada sendok ini disebut dengan konduksi. Konduksi
merupakan perambatan panas tanpa disertai perpindahan zat perantaranya.
2.2 Kerangka Konseptual
Guru memegang peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Diantaranya sebagai penggerak maupun
motivator bagi siswa supaya tetap semangat dalam belajar. Menjadi tugas guru
untuk menerapkan suatu metode pembelajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan
semangat siswa dalam belajar dan mampu mengatasi proses pembelajaran yang
monoton sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode index card match atau mencari pasangan
kartu merupakan satu alternative yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan
metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya diberi poin
Dalam metode
ini terdapat aktivitas membaca, mengamati, mendengarkan, berbicara, mencatat,
memecahkan soal, kecepatan mencari kartu dan aktivitas emosional (gembira,
bersemangat). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas,
baik aktivitas fisik maupun psikis. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar
tidak mungkin terjadi. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Dengan penerapan metode index card match di dalam kelas maka
diharapkan aktivitas siswa kembali aktif sehingga proses belajar mengajar yang
monoton tidak akan terjadi dalam kelas.
Hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diharapkan setelah proses belajar
mengajar. Untuk itu, segala sesuatu yang mempengaruhi hasil belajar harus
dioptimalkan agar mencapai hasil belajar yang baik. Melalui penerapan metode
pembelajaran ini, siswa dituntut untuk belajar bersama, melatih kecepatan
berpikir dalam suasana yang menyenangkan, karena metode ini bisa divariasikan
dalam bentuk permainan kartu.
Metode index card
match dapat melatih pola pikir siswa karena dengan metode ini siswa dilatih
memahami dan mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu
jawaban atau soal, lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah
dicocokkan oleh siswa bersama-sama dengan guru. Karena pembelajaran ini
dilakukan dalam suasana menyenangkan, maka siswa diharapkan lebih bersemangat
dan dapat lebih menguasai mata pelajaran IPA di kelas IV SD... materi pokok energi panas dengan
baik.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan konsep dalam kajian
teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: “Dengan menerapakan metode Index Card Macth dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SD......dalam pembelajaran
IPA materi pokok “energi panas” tahun pelajaran .
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) classroom
action research yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi pokok energi
panas.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD
semester genap. Penelitian ini diharapkan selesai dalam waktu 2 bulan. Mulai
tanggal 06 januari, februari, dan 06
maret 2015. Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan penulis bekerja di tempat
ini.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini
adalah siswa kelas IV SD . yang
berjumlah 30 orang siswa terdiri dari laki – laki 14 orang dan perempuan 16
orang. Objek penelitian ini adalah tindakan sebagai upaya peningkatan hasil
belajar siswa dengan menerapkan metode index
card match.
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 2005. Mengajarkan IPA dengan Metode Discovery dan Inguiry. Jakarta:
Depdikbud
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian
Tindakan Kelas.Medan: Pasca Sarjana Unimed
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara
Handayani. 2009. Stategi Belajar Aktif dengan ICM. http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html. Diakses tanggal 22 Desember 2011
Nurgayah. 2011. Strategi & Metode Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media Perintis
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sumardi, Yosaphat, dkk. 2008. Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar