ADS

Selasa, 08 Desember 2015

PROPOSAL PTK IPA SD kelas 5


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secaralangsung dalam masyarakat. Beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kebudayaan bangsa, melatih anak berpikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
Pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas. Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPA yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar selalu mengacu pada kurikulum IPA. Dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa dalam pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah. Proses pembelajaran IPA yang diharapkan adalah yang dapat mengembangkan keterampilan


proses, pemahaman konsep, sikap ilmiah siswa, serta mendasarkan pada kegiatan IPA yang berkembang di masyarakat.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta  lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi siswa  menjadikan prestasi belajar IPA masih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut peneliti temukan pada saat melakukan observasi Di Kelas V SD ........, dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan.
Berdasarkan dari pengalaman PPL yang sebelumnya, peneliti melihat bahwa sebenarnya pembelajaran jika dilaksanakan bervariasi apalagi dalam konsep diluar kelas dan mengenal lingkungan sekitar mereka pasti tertarik dan termotivasi. Sebelumnya peneliti juga pernah melaksanakan aktivitas serupa namun tidak sebaik metode kerja lapangan, inkuiri dan diskusi. Kemudian sebelumnya peneliti juga melihat, bahwa selama ini pembelajaran yang disampaikan guru ke siswa hanya sebatas dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas saja, kemudian selalu menggunakan model pembelajaran yang monoton. Sehingga kreativitas siswa, motivasi siswa, dan kemampuan siswa tidak akan berkembang dengan baik.
Rendahnya pemahaman belajar siswa tersebut setelah ditelusuri antara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari guru, kurang bervariasi dalam penggunaan model karena minimnya peralatan, dan terlalu sering menggunakan model ceramah dan tanya jawab saja. Sedangkan faktor dari siswa, kurang melakukan eksperimen yang memadai untuk Kompetensi Dasar yang membutuhkan penalaran dan pembuktian konsep/teori karena kurang tersedianya peralatan eksperimen di sekolah. Akibatnya guru menyampaikan pembelajaran lebih banyak dengan pendekatan ekspositoris, sedangkan siswa hanya dijejali dengan konsep-konsep saja tanpa praktikum. Hal ini menjadikan siswa kesulitan menguasai materi IPA karena pembelajaran yang dilakukan belum mengakomodir secara optimal kebutuhan tersebut
Kemampuan guru dalam merancang strategi, model, dan media mutlak dibutuhkan. Tidak semua model cocok untuk sebuah pembelajaran. Ada model yang cocok dengan pembelajaran tertentu, dan ada pula yang kurang sesuai. “keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan model pembelajaran”. Pembelajaran IPA dengan menyertakan strategi, model, dan media yang tepat akan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa akan pembelajaran IPA yang dilaksanakan. Dan kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi dinilai cocok dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA ini.
Model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi  adalah penggabungan metode kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi. Metode ini digabungkan dalam membahas satu materi pembelajaran. Peneliti tertarik melakukan pengambilan 3 model pembelajaran karena, berdasarkan survey peneliti menilai aktivitas belajar siswa tidak akan meningkat jika hanya dilakukan dengan 1 model pembelajaran saja.
Metode kerja lapangan adalah suatu cara mengajar dengan cara mengajak siswa ke suatu tempat diluar yang bertujuan tidak hanya sekedar melakukan observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun/aktif berpartisipasi ke lapangan kerja, agar siswa dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.
Menurut Istarani (2011:132) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari cara kritis, analisi, argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.
Pendapat lain mengatakan bahwa metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antar dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pegalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif atau menjadi pendengar saja menurut Syaiful (dalam Istarani, 2012:31).
Model pembelajaran kelidis itu menyatukan 3 model pembelajaran. Siswa akan dituntut lebih kreatif dan semakin meningkatkan kualitas pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendapatkan pembelajaran di dalam kelas tanpa ada variasi yang dilakukan guru. Siswa hanya menerima dari apa yang mereka dengarkan. Sehubungan dengan masalah yang dihadapi oleh para siswa, maka harus segera dilakukan tindakan melalui penelitian dengan judul : “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inquiri, Diskusi Pada Pelajaran IPA Di Kelas V

B.     Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yaitu :
1.      Siswa kurang memahami konsep dengan baik kemudian kurangnya motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
2.      Kemauan belajar siswa terhadap pelajaran IPA masih rendah.
3.      Tidak berani mengajukan pertanyaan, kemudian tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru.
4.      Kurang tertarik dengan materi yang disajikan guru.
5.      Strategi yang dipilih dan digunakan guru belum sesuai dengan materi yang diajarkan.
6.      Perencanaan waktu belum diorganisasikan dengan baik sehingga waktu tidak efektif.

C.    Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan waktu dan biaya maka peneliti membatasi permasalahan yang diteliti. Adapun batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inquiri, Diskusi Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD....

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan  masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inquiri, Diskusi Pada Pelajaran IPA Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas V SD...


E.     Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inquiri, Diskusi Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi T.A.2013/2014”.


F.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori ilmu pendidikan.  Adapun secara praktis manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1.      Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan untuk perbaikan kekurangan dalam pembelajaran IPA.
2.      Bagi guru, diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki dan melakukan penerapan model kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi.
3.      Bagi siswa diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar setelah diadakannya perlakuan dalam penelitian ini.
4.      Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bukti ilmiah dalam dunia pendidikan.
5.      Bagi peneliti, dapat meningkatkan keterampilan peneliti dalam menerapkan penggunaan model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi.

 Semoga Bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar