ADS

Jumat, 22 Januari 2016

Proposal Skripsi Penjas Terbaru


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan.

Pelajaran Pendidikan jasmani merupakan materi pendidikan yang menyangkut ilmu kesehatan dan olah fisik di sekolah. Pelajaran ini bertujuan untuk membangun kesehatan mental dan fisik siswa. Pencapaian prestasi akademis di bangku sekolah tanpa ditunjang dengan mental dan fisik yang sempurna mustahil dapat dicapai.

Permasalahan yang sering timbul di sekolah adalah kurangnya motivasi siswa untuk giat mengikuti pelajaran olahraga. Siswa enggan mengikuti latihan – latihan olahraga yang diselenggarakan oleh guru karena mereka menganggap latihan – latihan tersebut melelahkan. Mereka lebih senang tinggal di kelas dengan berbagai alasan daripada bermain di lapangan.

            Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada  hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
           
            Pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika dikumpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan aktifitas manusia. Dalam kaitan ini diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang   cukup   dalam. berbeda dengan bidang lain :  misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung maupun secara tidak langsung.

            Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata, definisi penjaskes tidak banyak menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.
            Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam ”pikiran dan tubuh” yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehari-hari seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan,  yaitu : psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gerisiimer, penjaskes diistilahkan sebagai proses menciptakan  ” tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang sehat ”diharapkan” pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano     

                        Guru sebagai mediator dan fasilator  dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.Oleh karena itu menjadi seorang guru tidaklah mudah.Karena bisa dikatakan ditangan seorang gurulah masa depan anak didiknya.

            Namun sangat disayangkan kepedulian seorang guru dalam hal ini sudah mulai berkurang.Guru sering tidak memperhatikan kualitas pelajaran yang diberikannya terhadap anak didiknya,guru mengajari muridnya layaknya seperti orang dewasa, artinya guru melupakan bahwa tahap perkembangan anak di SD masih bersifat konkrit, jadi pembelajaran harus diberikan dengan penanaman konsep yang tepat sehingga hasil yang kita harapkan tercapai dan terbentuk secara permanen.
Untuk meningkatkan kualitas dan sebagai pebaiakan, penulis(sebagai guru) mencoba meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan pertimbangan yang cukup matang,dengan melihat kondisi pelajaran yang sudah dilakuakan.Banyak hal yang perlu proses perbaikan yang cukup serius. Disamping tu,banyak juga hal yang timbul dari diri maupun lingkungan peserta didik, namun penulis melihat dan menyadari kesalahan itu lebih banyak berasal dari lingkungan sekolah tempat siswa menuntut ilmu.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis melihat kekurangan guru hanya dapat diperbaiki oleh guru itu sendiri.

            Beberapa masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani secara umum yaitu : lapangan yang sempit , Hasil belajar rendah,kurangnya alat yang sesuai, metode yang dipakai guru sifatnya monoton, kurangnya keberanian siswa dalam praktek ( melakukan latihan ). Semua masalah tersebut diatas banyak penyebabnya baik itu datangnya dari peserta didik maupun yang datangnya dari guru itu sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin memilih judul penelitian, “ MODEL PEMBERIAN LATIHAN DENGAN  MEMANFAATKAN BAN BEKAS DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR LOMPAT DI KELAS IV SD NEGERI NO. 033931 SALAK KEC. SALAK KAB. PAKPAK BHARAT “.

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1.        Bagaimana peningkatan hasil  belajar  Teknik dasar lompat bagi siswa dengan diterapkannya model pemberian latihan dan memanfaatkan ban bekas ?
2.        Bagaimanakah pengaruh model pemberian latihan dengan memanfaatkan ban bekas  terhadap hasil belajar siswa ?

C.   Pembatasan masalah           
            Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi
1.      Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV SD negeri no. 033931   Salak Kec. Salak Kab. Pakpak Bharat
2.      Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober semester ganjil tahun ajaran 2012 /2013
3.      Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Teknik Dasar Lompat .

D.     Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Mengetahui peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani  untuk teknik dasar lompat pada siswa kelas IV, setelah diterapkan  model pemberian latihan dengan memanfaatkan ban bekas  .
2.      Mengetahui pengaruh pemberian latihan dengan memanfaatkan ban bekas  .
3.      Meningkatkan keterampilan guru dalam mengatasi masalah-masalah yang kerap terjadi dalam pembelajaran Penjas.
4.      Meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri No. 033931 Salak, Khususnya pembelajaran Penjas.

E.   Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1.      Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan Penjas.
2.      Meningkatkan motivasi pada pelajaran Penjas
3.      Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan Penjas.
4.      Sebagai Dasar untuk Penelitian Selanjutnya.




BAB II
KAJIAN  TEORI PENGAJUAN HIPOTESIS

A.   Kajian  Teori

1.      Meningkatkan Hasil Belajar Teknik  dasar Lompat
a.       Meningkatkan   hasil Belajar
Meningkatkan beasal dari kata dasar “tingkat” dan yang berarti Suatu hal yang tersusun mulai yang terendah sampai tinggi. Meningkatkan artinya suatu  usaha ataun kegiatan yang dilakukan untuk lebih baik  atau tinggi.
Hasil adalah suatu perolehan dari sebuah proses. Belajar dalah suatu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.Menurut Nana Sudjana Hasil belajar adalah Akibat dari proses belajar dengan menggunakan  alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara  terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
            Belajar adalah sustu usaha (berlatih) sebagai upaya untuk mendapatkan pengetahuan atau kepandaian.Ada beberapa para ahli  memamaparkan pengertian daripada belajar diantaranya:
1.Nana Sudjana mengatakan belajar adalah proses yang aktif, belajar mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu.Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan , proses berbuat melalui berbagai pengalaman.Belajar adalah proses melihat, mengamati ,memahami sesuatu.
2.Ahmad Fauji mengatakan belajar adalah suatu prosesi dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi.
3.Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu akibat reaksi individu dengan lingkungannya.

            Dari beberapa  pengertian   belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku tersebut baik dalam aspek pengetahuan(kognitif) ,keterampilannya( psikomotor) maupun sikapnya (afektif).
            Meningkatkan hasil belajar berarti suatu upaya yang dilakukan seseorang/sekelompuk orang dalam merubah tingkahlaku kearah yang lebih baik    

b.      Teknik Dasar Lompat

Teknik = Cara , Dasar = tingkat paling rendah ( bawah ) , Lompat = gerakan  berpindah tempat  secara  spontan dan cepat untuk melampaui suatu hal. Teknik Dasar lompat Yaitu cara yang digunakan untuk berpindah tempat secara cepat /spontan dalam melampaui sesuatu, Dengan tahap-tahap tertentu  yaitu awalan – tolakan – mendarat.


2.      Model Pemberian Latihan dengan menggunakan Ban bekas

a.       Model Pemberian Latihan
Model = pola / acuan.  latihan adalah  Suatu kegiatan yang diulang-ulang. Model Pemberian Latihan adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan yang diulang-ulang.
b.       menggunakan Ban Bekas
Menggunakan = memakai . Ban Bekas adalah suatu barang  ( ban )  yang tidak berguna / manfaat lagi. Menggunakan Ban Bekas Berarti  Memakai Barang  yang berupa Ban  yang sudah tidak dipergunakan lagi.



B.   Kerangka Berfikir

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan   hidup sehat yang bertujuan untuk mengembangkan diri siswa (jasmani dan rohani) secara proporsional pada aspek keterampilan gerak (psikomotor), pengetahuan (kognitif), dan sikap (afektif). Pendidikan jasmani juga bisa menjadi media penting untuk pengembangan life skill atau kecapakan hidup. Karena di sini siswa dididik disiplin, mengerjakan sesuatu dengan tertib, pekerja keras, sportif, menghargai peraturan, dan bekerja sama dengan baik.
Banyak orang salah menafsirkan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah sama dengan proses penciptaan prestasi di bidang olah raga. Kesalahan tafsir ini menimbulkan kesalahan juga dalam metode atau cara mengajarkan pendidikan jasmani di sekolah. Padahal, antara pendidikan jasmani dan prestasi olah raga sama-sama memiliki metode dan target namun metode dan targetnya agak berbeda. Meski begitu, pendidikan jasmani bisa dijadikan sebagai awal dari dimulainya metode atau proses penciptaan sebuah prestasi olah raga di sekolah, yang boleh jadi bisa dilanjutkan menjadi sebuah proses penciptaan prestasi secara nasional.
Belajar merupakan sebuah aktivitas yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi kebutuhan tiap orang dimana dalam proses belajar ini terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, berdemokrasi, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga Negara Indonesia. Penyempurnaan kurikulum dilakukan secara responsive terhadap penerapan hak asasi manusia, kehidupan berdemokrasi, globalisasi dan otonomi daerah. Hasil belajar siswa salah satunya sangat ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran guru. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran sangat mendukung keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar. Dari uraian tersebut dapat di ambil pengetian Hasil Belajar adalah suatu pengetahuan yang diperoleh dari sebuah proses . Hasil Belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa  data kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian ini dengan  memanfaatkan ban bekas akan dapat membuat siswa  aktif  dan bergairah / bersemangat dalam belajar melalui proses pemberian latihan untuk meningkatkan hasil belajar. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
      Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hasil belajar siswa meningkat
Proses
Pembelajaran melalui model pemberian latihan dengan memanfaatkan ban bekas


   Hasil

Siswa
 







·         aktifitas belajar siswa rendah
·         Hasil  belajar siswa rendah


 





C.   Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut di atas, diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :  Melalui model pemberian latihan dengan memanfaatkan Ban bekas  akan  dapat meningkatkan hasil belajar Teknik lompat di kelas IV SD Negeri no. 033931 Salak  dengan Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah  82% dari seluruh siswa memperoleh nilai 6,0 atau jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat. Hal tersebut berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SD Negeri No. 033931 Salak untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani.
















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Waktu dan Lokasi Penelitian

·         Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan  oktober Tahun Pelajaran 2012/2013 selama 3 bulan, dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

·         Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD negeri No. 033931 Salak kec. Salak
Kab. Pakpak Bharat dan bersifat terbuka dalam upaya menerima inovasi pendidikan.

B.   Subjek dan objek Penelitian

·         Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester 1 SD Negeri 033931 Salak ,Kec. Salak Kab. Pakpak Bharat Tahun Pelajaran 20112/2013 sebanyak  30 orang yang terdiri dari laki-laki    orang dan perempuan   orang.

·         Objek Penelitian

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hasil belajar Teknik Dasar Lompat dengan menggunakan model pemberian latihan dan memanfaatkan ban bekas.

C.   Prosedur

1.         Perencanaan  Awal
Penelitian dilakukan di SD Negeri No. 033931 Salak, Kec.Salak  Kab. Pakpak Bharat di kelas IV yang jumlah siswanya 25 0rang. Judul yang diambil adalah Dengan model Pemberian latihan dan memanfaatkan ban bekas dapat meningkatkan hasil Belajar Teknik Dasar Lompat di kelas IV SD Negeri No. 033931 Salak.
Penelitian dilakukan dalam waktu kurang lebih tiga bulan, mulai bulan september sampai bulan nopember 2012.  Perencanaan tindakan meliputi :

2.      Perencanaan Tindakan ( Siklus I )

a)        Membuat skenario pembelajaran
b)        Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas
c)        Mempersiapkan instrument untuk merekan dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan
d)       Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan

3.      Observasi

Pada bagian pengamatan, dilakukan peremkaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

4.       Refleksi
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Apabila pada siklus I tidak berhasil maka selanjutnya diperlukan  tindakan ke II yaitu siklus II yang dimulai dari perencanan untuk tindakan II ( siklus II )

5.        Tindakan

Tindakan II ini dilaksanakan apabila Tindakan I  belum berhasil mencapai target yang diinginkan ( standar minimal ).Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang melakukan apa, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan kembali direncanakan, dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan iterpretasi serta diikuti dngan kegiatan refleksi.

D.  Data dan Sumber Data

Jenis data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan dengan hasil karya siswa. Data kuantitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktifitas siswa yang dapat diproleh dari lembar observasi mengenai aktifitas siswa baik secara individu maupun dalam kelompok.

E.   Instrumen Pengumpul Data
Data diproleh dari dari lembar observasi yang berupa check list dan skala penilaian.


F.    Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriktif dengan sistim peringkat untuk mengetahui peningkatan yang ada setelah dilakukan penelitian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar