ADS

Kamis, 28 Januari 2016

PROPOSAL METODE PENELITIAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.           Latar Belakang Masalah
            Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan setiap individu kapan dan dimana pun berada. Sesuai dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Semakin pesat maka perlu diikuti oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi Negara ini, agar bisa bangkit dari keterpurukan kualitas dalam semua pendidik dari aspek dan jenjang kualitas pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era globalisasi.
Perbaikan mutu pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas produk pendidikan, dimana pelaksanaannya tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu proses pendidikan termasuk dalam hal ini pendidikan matematika. Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan  yang penting dan semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi  dewasa ini. Belajar IPA bukan semata-mata  untuk menjadi sarjana  IPA. Hal ini yang terpenting adalah  melatih diri untuk  berpikir dan bertindak  secara analitis dan logis.  Anak didik yang terbiasa berpikir secara IPA akan lebih mudah berpikir logis dan rasional. Kemampuan berpikir semacam ini sangat  dibutuhkan dalam meyongsong era modern yang menuntut kompetisi seperti sekarang ini. Suparno (dalam Yuli Darwati, 2009:1)
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat juga kita lihat dari hasil belajar matematika siswa yang rendah. IPA merupakan salah satu ilmu dasar yang harus di kuasai oleh siswa. Rendahnya hasil belajar IPA siswa teramati pada sast peneliti melakukan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di kelas IV SD Negeri Salak tahun 2011.Menurut data kelas IV B sebanyak 33 orang siswa yang diteliti hanya sebagian kecil yang memperhatikan pelajaran  IPA. Dari hasil data yang diperoleh ketika diadakan ujian mid semester pada mata pelajaran IPA yang mengikuti ujian sebanyak 33 orang siswa hanya mendapat nilai rata-rata 29,42. Dilihat dari nilai rata-rata siswa dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV B belum menguasai materi pelajaran. Ketika peneliti mengadakan observasi di kelas siswa cenderung lebih mengutamakan penurunan rumus atau hanya membahas sal-soal.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa adalah motivasi belajar. Jika motivasi belajar siswa yang rendah akan mengakibatkan hasil belajarnya rendah, khususnya pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar IPA siswa akan tinggi jika motivasi belajarnya IPAnya juga tinggi demikian sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik ( dalam Manik, 2007) yang mengatakan bahwaMotivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa, belajar dengan motivsi rendah berarti hasil belajarnya juga rendah. Motivasi belajar yang rendah mengakibatkan siswa kurang berminat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Disini guru cukup berperan agar cara yang digunakan dapat meningkatkan siswa  semakin berminat belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Bertolak dari permasalahan tersebut perlu diupayakan suatu cara untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA yaitu mengubah cara mengajar guru dan cara belajar yang digunakan siswa dalam belajar. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar juga dipengaruhi oleh sikap guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sikap siswa dalam belajar yang kurang aktif, faktor metode belajar banyak memegang peranan dalam  upaya meningkatkan  pendidikan.
       Salah satu bentuk strategi mengajar adalah dengan pembelajaran inkuiri. Dengan pembelajaran inkuiri ini diharapkan siswa beraktivitas secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri. Strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, Tetapi mereka bergerak untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Dengan strategi inkuiri ini siswa tidak akan merasa bosan dalam mempelajari materi yang akan diajarkan. Melalui pembelajaran inkuiri diharapkan nilai hasil belajar siswa lebih dapat ditingkatkan.
       Ada beberapa macam pembelajaran inkuiri, dalam pembelajaran ini dicoba menerapkan metode pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inguiry). Dimana pembelajaran inkuiri terbimbing ini digunakan dalam kegiatan pembelajaran, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa terhadap proses belajar mengajar  yang berlangsung. Pembelajaran ini dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan rendahnya daya ingat siswa karena siswa dilibatkan langsung dalam proses belajar-mengajar dengan bimbingan guru.
   Sumber daya alam (SDA) adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam diklasifikasikan berdasarkan pembentukannya terdiri atas 3, yaitu:
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Renewable Resource)
Dikatakan demikian karena alam dapat mengadakan pembentukan kembali dalam jangka waktu yang relatif singkat. sumber daya alam ini terbentuk dengan 2 cara, yaitu
-          Pembaharuan dengan reproduksi
Terjadi pada sumber daya alam hayati. Akan tetapi walaupun dapat terus bertambah denganm cepat, jika pengelolaannya kurang tepat, sumber daya alam ini juga dapat punah dan sekali sumber daya alam ini punah maka alam tidak dapat membentuknya lagi.
Pembaharuan dengan adanya siklus
Beberapa sumber daya alam seperti air dan udara terjadi dalam proses berputar atau siklus, dengan adanya siklus ini pula sumber daya alam ini terbaharui.
Beberapa hal dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas sumber daya alam yang terbaharui ini:
-          Pencemaran udara (penurunan kualitas atmosfer)
-          Penebangan hutan (penurunan kualitas dan kuantitas air tanah)S
       Bertolak dari uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang Kecupak Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2.   Identifikasi Masalah
          Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas  maka identifikasi masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan yaitu :
1.      Proses pembelajaran yang dilakukan guru terkesan pada pembelajaran satu arah yaitu siswa hanya sebagai pendengar
2.      Pembelajaran yang berpusat pada guru
3.      Proses pembelajaran kurang melibatkan aktivitas siswa
4.      Sebagian siswa sekolah dasar kurang berminat belajar matematika
5.      Kemampuan guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang kurang tepat terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

1.3.   Batasan Masalah
          Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi yaitu Peningkatan hasil belajar matematika siswa  pada pokok Sumber daya alam (SDA). Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4.   Rumusan Masalah
          Sesuai dengan penelitian masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Pada Sumber daya alam (SDA) kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.5.   Tujuan Penelitian
          Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah  :
1.    Untuk mengetahui apakah penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa




1.6.   Manfaat Penelitian
          Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.      Bagi siswa dapat lebih aktif, kreatif dan lebih giat dalam belajar sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya.
2.       Bagi Guru bidang studi IPA dapat dijadikan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar
3.      Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pengaruh dari strategi pembelajaran inkuri terbimbing terhadap hasil belajar siswa
4.      Bagi sekolah sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.













BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1    Kajian Teoritis

2.1.1  Hakikat Belajar Mengajar

          Belajar dan mengajar adalah dua jenis kegiatan yang berbeda satu dengan yang lain. Akan tetapi walaupun kegiatan belajar dengan kegiatan mengajar merupakan kegiatan berbeda, kedua kegiatn tersebut tidak dapat dipisahkan. Kegiatan tersebut searah dan sejalan untuk mencapai tujuan  yaitu tujuan pengajaran.
          Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dialami oleh orang yang sedang belajar. Belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, menulis, berhitung dan lain sebagainya. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat dan penguasaan diri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psikologi siswa untuk menuju perkembangan manusia seutuhnya (Sardiman, 2003;21).
          Sesuai dengan yang ditemukan oleh Hamalik (2010;36)belajar adalah suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan”. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil soal-soal melainkan perubahan kelakuan.
          Kemudian, (Slameto 2003:2) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
          Dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa seseorang dikatakan belajar bila di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku menuju perkembangan pribadi dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu. Dapat juga disimpulkan belajar merupakan proses aktif, proses bereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
          Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menetapkan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung atau memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar (Sardiman 2003).
          Bila terjadi proses belajar maka bersama itu pula terjadi proses mengajar dan begitu juga sebaliknya. Jika ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Apabila sudah terjadi suatu proses saling berinteraksi antara yang mengajar dengan yang belajar, maka masing-masing pihak berada dalam suasana belajar.
          Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, unit proses pengajar tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak saja yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar karena anak didik tidak merasakan perubahan dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah 2006 : 38).
          Dari uraian di atas penulis berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan suatu kondisi yang dapat membantu, memberi ransangan, bimbingan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

2.1.2.   Hakikat IPA di SD

Hakikat  Ilmu Pengetahuan Alam
Melalui pengamatan kasat mata terhadap segala sesuatu yang berada di sekitar kita, maka kita akan menemukan bahwa bumi tempat kita hidup atau alam semesta ini ternyata penuh dengan fenomena-fenomena yang menakjubkan, penuh dengan keragaman yang memukau, yang kesemuanya itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kepada kita tentang mengapa dan bagaimana semua itu dapat  terjadi.
Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) merupakan suatu ilmu yang menawarkan cara-cara kepada kita untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, IPA pun menawarkan cara  kepada kita untuk dapat memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat d alam semesta, dan yang paling penting adalah IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

          Selanjutnya Rusfendi (1992) juga menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur unsur yang tidak di defenisikan , defenisi-defenisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang diberikan kebenarannya sehingga matematika disebut ilmu deduktif. Hudoyo (1979) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis, jadi matematika berkenaan dengan  konsep konsep yang abstrak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur hubungan-hubungan maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan aturan yang beroperasi di dalam struktur struktur. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa matematika adalah bahasa sebab matematika bahasa simbol yang berlaku secara universal dan sangat padat pengertiannya.

2.1.3. Hasil Belajar IPA
          Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil dari pengalamannya Menurut Djamarah (2002:2) menyatakan bahwa ;” Hasil belajar merupakan aktivitas  yang dilakukan secara sadar  untuk mendapatkan sejumlah kesan  dari bahan yang dipelajari tetapi setiap perubahan dari dalam diri individu merupakan secara arti belajar.
          Menurut Tu’u (2004 :75 ) berpendapat bahwa :” hasil belajar merupakan hasil belajar yang dicapai sseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan  tertentu”. Sedangkan Sukmadinata  (2005 :5) menyataan bahwa :” hasil belajar merupakan kemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh sesorang  dilihat dari prilakunya baik perilaku dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan, berpikir merupakan keterampilan motorik.
          Nana Sudjana (2009:22) menyatakan bahwa :” hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima  pengalaman belajarnya”. Benyamin Blom (Nana Sudjana 2009 : 22) membagi hasil belajar menjadi 3 ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Pencapaian hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakan suatu program pengajaran.
            Menurut Djamarah dan Zain (2006:105) untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, Setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejarah dengan Filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK) nya dapat tercapai.
            Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Seperti tes formatif yaitu tes yang digunakan untuk mengukur suatu atau beberapa pokok bahasan-bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu tes subsumatif merupakan test yang mengikuti sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diartikan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat hasil belajar siswa .
            Dengan demikian dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar matematika adalah suatu perubahan akibat adanya usaha belajar matematika. Perubahan hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan . Hasil ini diketahui dengan pengadaan pengukuran terhadap tes belajar yang diberikan.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
            Menurut slameto (2003;54) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
1.      Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.
a.      Faktor bilogis (Jasmaniah)
      Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan adalah kondisi fisik yang normal  dan kondisi kesehatan fisik. Artinya fisiknya tidak mengalami cacat sejak lahir seperti keadaan otak, panca indra, anggota tubuh seperti tangan atau kaki, dan organ organ tubuh bagian dalam yang akan menentukan kondisi kesehatan seseorang.
b.      Faktor psikilogis (Rohaniah)
      Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa intelegensi siswa/tingkat kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif /dorongaan , kematangan dan kesiapan siswa.



2.      Faktor eksternal
      Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a.      Faktor Lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor pertama dan yang paling utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi lingungan keluarga yang sagat menentukan keberhasilan seseorang adalah adanya hubungan harmonis di antara sesama anggota keluarga, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.
b.      Faktor Lingkungan sekolah
     Suatu hal yang paling mutlak yang harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsisten dan konsekuen. Seluruh warga sekolah harus menaati dan menjalankan peraturan yang ada di sekolah.
c.       Faktor lingkungan Masyarakat
     Lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah lembaga-lembaga pendidikan non formal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu seperti kursus bahasa asing, keterampian tertentu, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan  belajar di sekolah sangggar organisasi, keagamaan seperti remaja mesjid, dan gereja dan sanggar karang taruna.
          Sedangkan menurut syah (2010:129) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah :
1).Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri berupa keadaan/kondisi jasmani dan rohani,2). Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang berupa kondisi lingkungan siswa, dan 3). Faktor pendekatan belajar.

2.1.5. Strategi Pembelajaran
            Strategi pada mulanya digunakan dalam dunia kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategus atau strategos. Strategi yang berarti ilmu Jenderal atau ilmu kedisiplinan. Strategi dalam dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar adalah suatu seni dan ilmu untuk membawakan pelajaran di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat di capai secara efektif dan efisien. Di sini guru di tuntut harus memiliki strategi dalam setiap melaksanakan tugasnya dalam mengajar. Oleh karena itu kemampuan guru dalam memahami serta mengimplementasikan  berbagai strategi dalam pengajaran merupakan hal yang sangat penting. Untuk itulah setiap guru di tuntut harus mengenal dan menguasai berbagai jenis strategi yang dapat digunakan dalam pengajaran.
            Penulis berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah tindakan nyata yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien”. Dengan kata lain strategi pembelajaran adalah politik taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
            Kemp (dalam Sanjaya 2006 : 126) mengartikan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick dan Carey  (dalam Sanjaya 2006 : 126) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Menurut J.R.David     
(dalam sanjaya 2006 : 126) strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai “Perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan  yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dapat dimengerti bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan seara bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara efektif dan efisien. Upaya untuk mengemplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal maka strategi pembelajaran menggunakan metode, pendekatan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
             
2.1.6. Strategi Pembelajaran Inkuiri
          Inkuiri yang bahasa Inggris inguiry berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan dan penemuan. Inkuiri adalah sebuah sistem dalam cara melihat sebuah pengetahuan atau hal baru. Inkuiri merupakan suatu cara mengajari murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan proses, sikap dan pengetahuan berpikir (Bruce d Bruce 1992). Pendapat Bruce d  Bruce, Cleaf (dalam Kusmana 2010 :38 ) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menentukan informasi. Didalam bukunya Sanjaya (2006 : 196) inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
          Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat dikatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksprimen, melakukan eksprimen, mengumpulkan dan menganalisa data dan menarik kesimpulan.
          Strategi pembelajaran inkuri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
            Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri :
Pertama,  strategi inkuiri menekan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
          Agar dapat terlaksana dengan baik maka  dalam penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini :
1.  Orientasi  
          Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada tahap ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
2.  Prinsip Interaksi
          Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungannya sendiri.
3.       Prinsip Bertanya
          Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.
4.       Prinsip Belajar Untuk Berpikir
          Belajar bukan hanya mengingatkan sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak baik otak kiri maupun otak kanan.
5.       Prinsip Keterbukaan
          Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi oleh sebab itu anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan logika dan nalarnya.
           Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Orientasi
          Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah :
a.     Menjelaskan topik, tujuan  dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
b.    Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
c.     Menjelaskan pentingnya topik dan kesiapan belajar
2.  Merumuskan Masalah
          Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir, memecahkan teka-teki itu dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
3.  Merumuskan Hipotesis
          Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4.  Mengumpulkan Data
          Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5.  Menguji Hipotesis
          Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa agar jawaban yang diberikan.
6.  Merumuskan Kesimpulan
          Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong nya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dicapai.

2.1.7.   Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
          Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inguiry) merupakan strategi pembelajaran yang digunakan apabila dalam kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan problem petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat yang diberikan oleh guru. Pada umumnya pembelajaran inkuiri terbimbing ini mencakup hal-hal pernyataan problem, prinsip atau konsep yang ditemukan, alat/bahan. Diskusi pengarahan kegiatan penemuan oleh siswa, proses berfikir kritis dan ilmiah,  pertanyaan bersifat open ended dan catatan guru. Didalam inkuiri terbimbing peranan guru sangat menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Menurut W. Gulo ( 2002 : 86-87) Peranan utama guru dalam menciptakan inkuiri adalah sebagai berikut :
(1). Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. (2). Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam prosesberfikir siswa. (3).Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. (4).Administrator,yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. (5).Pengarah,yang memimpin arus kegiatan berfikir siswa pada tujuan yang diharapkan. (6). Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. (7). Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

          Peranan guru pembimbing tersebut menonjol   pada strategi pembelajaran inkuiri terbimbing (guiden inguiry) dimana kemungkinan penemuan telah diperhitungkan oleh guru. Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berfikirnya, cara mereka menanggapi dan sebagainya.
            Perbedaan dari strategi inkuiri terbimbing dengan strategi inkuiri lainnya hanya terletak pada prosedur pembelajarannya, dimana strategi inkuiri pada umumnya siswa dilepas oleh guru sedangkan inkuiri terbimbing difokuskan kepada guru untuk membimbing, sedangkan pelaksanaan langkah-langkah strategi inkuiri terbimbing sama dengan strategi inkuiri lainnya, misalnya pada langkah-langkah inkuiri dibawah ini :









Text Box: MERUMUSKAN MASALAH


MENARIK KESIMPULAN SEMENTARA
 


MERUMUSKAN HIPOTESIS
 





                                                            SISWA


MENGUMPULKAN BUKTI
 
MENGUJI HIPOTESIS
 
         
                              

                                                                                              
                                                         
                               Desain Strategi Pembelajaran Inkuiri
          Gambar 1. Skema Strategi Pembelajaran Inkuiri ( W.Gulo 2002 :94 ).
Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan pembelajaran dibawah bimbingan guru untuk mengembangkan sikap percaya diri sendiri siswa. Mencapai tujuan ini siswa dihadapkan kepada masalah yang misterius belum diketahui tetapi menarik. Namun perlu diingat bahwa masalah tersebut harus didasarkan pada suatu gagasan yang memang dapat ditemukan, bukan mengada-ngada.
          Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam strategi pembelajaran inkuiri terbimbing karena pertayaan-pertanyaan harus berasal dari guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kerjasama guru dengan siswa. Siswa dengan siswa diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman dua atau lebih yang bekerja sama dengan berpikir dan bertanya, akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan bila siswa bekerja sendiri. Peran guru memonitor, membimbing pertanyaan siswa untuk mencegah agar proses inkuiri tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan dua aturan penting yaitu :
1.    Pertanyaan harus dijawab “ Iya” atau “Tidak” dan harus diucapkan dengan suatu cara sesama dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan.
2.      Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan jawaban pertanyaan tetapi mengalahkan siswa untuk menemukan jawaban sendiri.   
Peran guru untuk membantu siswa memecahkan masalah dalam strategi inkuiri menonjol pada strategi pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inguiry). Strategi inkuiri ini peran guru difokuskan untuk membimbing saja jika siswa mengalami kesulitan dalam menghadapi (memecahkan) masalah tersebut.

2.2.   Uraian Materi
2.2.1 Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam diklasifikasikan berdasarkan pembentukannya terdiri atas 3, yaitu:
1.      Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Renewable Resource)
Dikatakan demikian karena alam dapat mengadakan pembentukan kembali dalam jangka waktu yang relatif singkat. sumber daya alam ini terbentuk dengan 2 cara, yaitu
a)      Pembaharuan dengan reproduksi
Terjadi pada sumber daya alam hayati. Akan tetapi walaupun dapat terus bertambah denganm cepat, jika pengelolaannya kurang tepat, sumber daya alam ini juga dapat punah dan sekali sumber daya alam ini punah maka alam tidak dapat membentuknya lagi.
b)      Pembaharuan dengan adanya siklus
Beberapa sumber daya alam seperti air dan udara terjadi dalam proses berputar atau siklus, dengan adanya siklus ini pula sumber daya alam ini terbaharui.
Beberapa hal dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas sumber daya alam yang terbaharui ini:
a.       Pencemaran udara (penurunan kualitas atmosfer)
b.      Penebangan hutan (penurunan kualitas dan kuantitas air tanah)
Gambar SDA yang dapat diperbaharui
                                        
Lahan pertanian yang subur                                        Indonesia,salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.



2.      Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable Resource)
Sumber daya alam ini mempunyai jumlah yang relatif tetap atau mungkin bisa dikatakan semakin sedikit jumlahnya. Ini dikarenakan pembentukan sumber daya alam ini memerlukan rentang waktu yang sangat lama sehingga sumber daya alam ini dapat habis. Contohnya antara lain : bahan mineral, minyak bumi, gas alam dan SDA fosil lainnya. Sumber daya alam ini dibedakan Menurut daya pakai dan nilai konsumtifnya yaitu :
a.       Sumber daya alam yang tidak cepat habis
Tidak cepat habis karena nilai konsumtif manusia terhadap SDA ini relatif dalam jumlah sedikit. Contoh : intan, dan batu permata.
b.      Sumber daya alam yang cepat habis
Cepat habis karena nilai konsumtif manusia terhadap SDA ini relatif dalam jumlah yang banyak. Contoh : gas alam dan minyak bumi.
Dalam UU No. 11 tahun 1967 tentang pertambangan, barang-barang tambang dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1)      Golongan A yaitu golongan bahan galian strategis (penting untuk pertahanan dan keamanan     negara atau menjamin perekonomian negara). Contoh : minyak bumi, batubara,  bahan     radioaktif, tembaga, besi, alumunium, timah, dan mineral logam lainnya.
2)      Golongan B yaitu bahan galian vital (penting untuk hajat hidup orang banyak). Contoh : emas,     perak, magnesium, batu permata, asbes dan lain-lain.
3)      Golongan c yaitu golongan bahan galian selain Golongan A dan Golongan B di atas. Contoh:     bahan industri (batu kapur)


3. Sumber daya alam yang tidak habis/kekal
Sumber daya alam ini merupakan sumber daya yang banyak terdapat di alam dan tidak dapat habis. Contoh : udara, cahaya matahari, dan air laut.

                             
Biji tanaman kopi                                Wilayah perairan
yang terbentang luas

3.      Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
      Yaitu sumber daya alam yang tak ada habisnya. Contoh : air,udara,hutan,laut,dsb. Namun untuk hutan,biarpun termasuk yang dapat diperbaharui,saat ini hutan-hutan selalu ditebangi untuk kepentingan sepihak. Padahal,hutan adalah paru-paru dunia (lung of world). Hutan pula yang memberikan keanekaragaman hayati. Maksudnya,hutan adalah tempat hidup bagi fauna dan flora kita.. Maka tidak heran apabila saat ini banyak sekali fauna yang statusnya terancam punah.

      Hutan juga menjadi tempat menyimpan air hujan. Hutan-hutan itu ditebangi,maka banjir bandang terjadi dimana-mana ! Padahal,air hujan adalah barokah yang luar biasa dari Tuhan. Saya tidak habis pikir betapa teganya manusia dengan tidak berdosanya merusak alam!! Mungkin kita sekarang hanya berharap ada usaha yang tegas dari pemerintah kita untuk melindungi hutan kita. Karena hanya pemerintahlah yang punya kuasa dan wewenang.

Sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui
      Yaitu sumber daya alam yang bisa habis. Contoh : Barang tambang,minyak bumi,dsb. Tuhan maha baik. Tuhan memberi semua ini untuk kesejahteraan ciptaan-Nya. Akan tetapi,saat ini sumber daya yang tak dapat diperbaharui hampir selalu digunakan untuk manusia alias dieksplorasi besar-besaran. Hal ini tentu dapat menyebabkan kelangkaan minyak bumi atau barang tambang. Padahal,kebutuhan manusia dalam hal ini semakin banyak. Dengan meningkatnya jumlah kebutuhan dan berkurangnya sumber daya ini menyebabkan kelangkaan tak bisa dihindari lagi.
            Kemudian,mengapa banyak ilmuwan dan professor di dunia ini tidak bisa menemukan solusi dari hal ini ?? Maksudnya,mencari alternatif lain dari hasil penelitiaan dan percobaan mereka. Contohnya seperti bensin dan sejenisnya. Penggunaan bensin pada kendaraan bermotor itu kurang baik juga untuk lingkungan kita,karena polusi udara yang dihasilkan dari asap kendaraan itu berasal dari penggunaan bensin sebagai bahan bakar. Nah,para ilmuwan diharapkan mampu mencari alternatif bahan bakar selain bensin yang merupakan hasil dari olahan minyak bumi. Karena jika minyak bumi telah habis,maka kendaraan bermotor dianggap sebagai 'sampah'.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/1971320-sda-yang-dapat-diperbaharui-dan/#ixzz26cwMdfQB
2.2.2. Hasil tambang
            Sumber daya alam hasil penambangan memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia, seperti bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, maupun sebagai perhiasan. Berbagai jenis bahan hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu eksploitasi sumber daya alam tersebut.[23] Beberapa negara, seperti Indonesia dan Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini.[23] Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein.[1] Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:
  • Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;
  • Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;
  • Minyak Tanah untuk bahan baku lampu minyak;
  • Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;
  • LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;
  • Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;
  • Vaselin ialah salep untuk bahan obat;
  • Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan
  • Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)[24]
dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain
merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.
Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.
Emas dan Perak
untuk perhiasan
Untuk bahan bangunan rumah atau gedung
Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api
Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium
Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.

Untuk bahan bakar kompor gas
Mangaan      
Untuk pembuatan pembuatan besi baja
Bermanfaat untuk membuat pensil, dan bahan pembuatan baterai

                                       
2.3.   Kerangka Konseptual
           
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai siswa. Matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari – hari. Matematika selalu mengikuti perkembangan yang berbanding lurus dengan kemajuan sains dan teknologi. Hal yang demikian kebanyakan yang tidak didasari oleh sebagian siswa yang minimnya informasi mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika tersebut dengan demikian baru lihat buruk pada proses belajar siswa yakni mereka hanya belajar matematika, mendengar penjelasan guru, menghapal rumus , lalu memperbanyak latihan soal dengan menguraikan rumus yang sudah dihapal, tetapi tidak pernah ada usaha untuk memahami dan mempelajari makna sebenarnya tentang tujuan materi pelajaran itu sendiri .
            Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu  sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Materi pembelajaran inkuiri merupakan dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
            Pembelajaran inkuiri ini dikususkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inguiry). Inkuiri terbimbing digunakan dalam kegiatan pembelajaran dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri lainnya.

2.4.      Hipotesis Tindakan
            Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi Luas trapesium dan layang-layang kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang.




BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.   Jenis Penelitian
          Jenis penelitian yang digunakan dalam pnelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa melalui penerapan  strategi pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang.

3.2.   Subjek dan Objek penelitian
          Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri No. 030415 Binanga Boang Syang terdaftar pada kelas IV Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 8 Laki-laki dan 12 Perempuan. Objeknya adalah Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

3.3.   Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah
a.Hasil Belajar
          Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan saat penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh berupa skor yang didasarkan pada hasil tes yang diberikan.


b.Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
          Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dengan bimbingan oleh guru. Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inguiry) merupakan strategi pembelajaran yang digunakan apabila dalam kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan problem petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat yang diberikan oleh guru.

3.4.      Desain Penelitian
          Desain penelitian yang dilakukan adalah desain Penelitian Tindakan Kelas yang disusun oleh Kemmis dan  Mc.Taggart yang terdiri dari empat tahapan yaitu 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Pengamatan, dan 4). Refleksi. Pelaksanaan ini direncanakan dengan dua siklus sebagai berikut:


SIKLUS
 
     ?
 
Perencanaan
 


Gambar 2.  Skema Penelitian Tindakan Kelas
Model kemmis dan Mc.Taggart ( Dalam Arikunto dkk, 2006;16 )


3.5.      Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu  siklus I dan siklus II. Pada siklus I dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan dan pada siklus II juga dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan. Hal ini berpedoman pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) yang memuat bahwa pembelajaran Luas Trapesium dan layang-layang membutuhkan waktu sebanyak 4 JP (jam pelajaran) x 35 menit. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi siklus II nantinya akan  sebagai acuan untuk  tindak lanjut pembelajaran selanjutnya.
Berikut ini adalah kegiatan yang akan dilakukan :
A.      Siklus 1
1.       Tahap Perencanaan
         Tahap perencanaan tindakan dilakukan setelah observasi awal dilakukan. Pada tahap ini perencanaan tindakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
a.         Penelitian ini direncanakan dapat tercapai dengan 2 siklus selama dua bulan di semaster I kelas IV SD.
b.        Pelaksanaan tindakan adalah peneliti sendiri, mahasiswa PGSD dan melibatkan guru kelas V sebagai pemantau pelaksana tindakan.
c.         Instrumen penelitian yang digunakan  adalah lembar observasi yang bertujuan  untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar secara kegiatan belajar mengajar di kelas ketika rencana Pelaaksanaan Pembelajaran dilaksanakan.
d.         Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .
e.         Mempersiapkan pembelajaraan inkuiri terbimbing yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
f.         Mempersiapkan media dan alat pembelajaran
  2.     Tahap pelaksanaan Tindakan
          Setelah perencanaan disusun, maka dilakukan pelaksanaan Tindakan terhadap   permasalahan siswa. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberikan materi luas trapesium dan layang-layang. Kegiatan yang dilakukan guna mengetahui sejauh mana  kemampuan siswa dalam  memahami pelajaran dan bagaimana perubahannya.
Secara garis besar bentuk kegiatan dalam tindakan ini adalah sebagai berikut :
a.       Pre Tes
b.      Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap tindakan ini, yaitu :
1)        Membuka pelajaran meliputi, motivasi, penyampaian materi   pelajaran dan  tujuan pembelajaran
2)        Kegiatan inti, meliputi penyampaian materi pokok luas trapesium dan layang-layang” dengan menggunakan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri terbimbing.
3)        Menyelesaikan soal-soal di buku maupun di papan tulis.
4)        Menutup pelajaran, meliputi menyimpulkan pelajaran.
c.       Pemberian pos tes untuk mengukur kemampuan siswa melalui hasil belajarnya.
3.       Tahap Pengamatan ( Observasi )
          Tahap Pengamatan ( observasi ) dilakukan saat proses pembelajaran  sedang berlangsung di dalam kelas. Tahap pengamatan tindakan dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peneliti sebagai pelaksana, sedangkan guru kelas sebagai pengamat. Pengamat menggunakan lembaran observasi  sewaktu mengamati kegiatan belajar mengajar
4.       Tahap Refleksi
          Dari hasil Pengamatan ( observasi ) dapat dianalisis dan diketahui aktivitas yang dilakukan siswa meningkat atau tidak. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang akan dicapai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan titik kelemahan dan kekurangan para siswa. Untuk diperbaiki dalam siklus kedua di mana pada tahap siklus kedua ini diharapkan adanya peningkatan hasil siswa dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing ini. Siswa diharapkan bertambah semangat dan bertambah aktif ketika pelajaran sedang berlangsung.
B.      Siklus II
1.       Tahap Perencanaan
          Pada tahap ini perencanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a.     Peneliti menyusun kembali Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)
b.   Peneliti membuat media dan alat pembelajaran
c.     Peneliti menyusun bahan ajar yaitu luas trapesium dan layang-layang
d.    Peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan/soal mengenai luas trapesium
e.  Membentuk kelompok
f.     Menyiapkan lembar observasi yang akan dipergunakan pada saat pembelajaran.
2.       Tahap pelaksanaan Tindakan
a.       Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap tindakan ini, yaitu :
1). Membuka pelajaran meliputi, motivasi, penyampaian materi   pelajaran dan  tujuan pembelajaran
2). Kegiatan inti, meliputi penyampaian materi pokok bahasan “Luas trapesium dan layang-layang” dengan menggunakan langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri terbimbing.
3). Menutup pelajaran, meliputi menyimpulkan pelajaran.
b.      Pemberian pos tes untuk mengukur kemampuan siswa melalui hasil belajarnya.
3.       Tahap Pengamatan ( observasi )
          Tahap Pengamatan ( observasi ) dilakukan saat proses pembelajaran  sedang berlangsung dilakukan di dalam kelas, tahap pengamatan tindakan dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peneliti sebagai pelaksana sedangkan guru kelas sebagai pengamat. Pengamat menggunakan lembaran observasi  sewaktu mengamati kegiatan belajar mengajar.

4.       Tahap Refleksi
          Dari hasil Pengamatan dapat dianalisis dan diketahui tentang prestasi yang dilakukan siswa meningkat atau tidak. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran.
          Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, jika masih banyak hasil belajar siswa masih rendah maka penelitian harus melakukan siklus selanjutnya. Tetapi bila tingkat keberhasilan sudah tercapai sesuai dengan diharapan maka tidak perlu dilakukan siklus pada tahap berikutnya.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian
          Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri No. 030415 Binanga Boang yang disusun dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No

Bulan/Minggu
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Seminar Proprsal



















2
Persiapan Penelitian




















3
Refleksi awal (persiapan pelaksanaan tindakan kelas dan pre tes)



















4
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pos tes I



















5
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pos tes II
























6
Analisis data















7
Penulisan laporan


















3.6.     Alat Pengumpulan Data
            Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes uraian berbentuk essay dan observasi. Tes belajar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan calon guru (Peneliti).
3.6.1. Tes
            Tes digunakan untuk mengetahui Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Tes disusun dalam bentuk essay yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan (KTSP) untuk kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang Tahun Ajaran 2011/2012. Tes yang digunakan sebanyak 10 item dengan essay. Tes yang dipahami dalam tes instrumen pengumpulan data ini adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

3.6.2. Observasi
          Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Untuk mengetahui keaktifan siswa dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing peneliti menggunakan lembar observasi. Observasi yang dilakukan menggunakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa melalui strategi pembelajaran inkuiri terbimbing. Adapun manfaat observasi strategi pembelajaran inkuiri terbimbing ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang keseluruhan objek yaitu memperoleh informasi di dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi yang dilakukan secara langsung dan dilakukan oleh guru kelas sebagai pengamat yang mengamati kriteria aktivitas yang terjadi pada  siswa.  Bagi pengamat dilengkapi dengan lembar pedoman observasi aktivitas belajar siswa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

3.7.      Teknik Analisis Data
a.     Mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan setiap test secara invidu, dilakukan analisis per item tes dengan menggunakan rumus:   N =    
  1. Memperoleh nilai siswa secara individu digunakan rumus:
N =    
c.       Memperoleh nilai rata-rata kelas digunakan rumus (Khotimah dalam Aqib; 2009 : 40) yaitu :
Keterangan:
X       = nilai rata-rata
 = jumlah semua nilai siswa
 = jumlah siswa

d.      Mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan, peneliti menggunakan analisis persentase dengan menggunakan rumus Khotimah (dalam Aqib, 2009:41) yaitu:
Tingkat keberhasilan ditentukan dengan melihat dari kriteria yang telah ditetapkan, yaitu kriteria menentukan tingkat persentase jumlah siswa dari tiap indikator dibagi 5 bagian yaitu:
Tabel 3. Kriteria tingkat keberhasilan  belajar siswa dalam % (Zainal Agib 2009: 41)
Tingkat keberhasilan %
Arti
 >  80 %
60 – 75 %
40 – 59 %
20 – 39 %
<  20 %
sangat baik
baik
cukup
kurang
sangat kurang

Berdasarkan ketuntasan belajar, siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 dikatakan berhasil atau tuntas belajar dan  jika ketuntasan belajar di kelas sudah mencapai 75 % maka ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai.
Data observasi menggunakan skala penilaian dalam rentang nilai dengan bentuk angka ( 4, 3, 2, 1) untuk aktivitas siswa berarti 1 artinya kurang, 2 artinya cukup, 3 artinya baik, dan 4 artinya baik sekali. Sudijono (2007:45) “ pemberian nilai dengan cara memberi tanda centang ( ) pada kolom skala nilai”. Setelah itu semua nilai tersebut dihitung dengan rumus:
Nilai =   x 100

3.8.   Lokasi dan Waktu Penelitian
          Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri No. 030415 Binanga Boang pada tahun ajaran 2012/2013  pada semester ganjil. Penelitian diharapkan selesai dalam waktu dua bulan yaitu pada bulan agustus dan September 2012 dari persiapan sampai penulisan laporan.



DAFTAR PUSTAKA

 Abdurahman, M. (1999). Pendekatan tentang anak berkesulitan belajar. Jakarta.  
          Rineka cipta.

Agib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian tindakan kelas untuk guru SD, SLB, TK.      Bandung. CV Yrama Widia.

Arikunto, S. 2007. Manajemen penelitian. Jakarta Rineka cipta.

Arikunto, Sukarsimini2006. Penelitian tindakan kelas. Jakarta.Bumi Aksara.

Darwati, Yuli.2009.Adaptive Help Seekig. Yokyakarta. Logung Pustaka.

Djamarah, Syaiful, Bahri, Zain Aswin. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta.     Rineka cipta.

Dimyati, Mudjimo, 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Emzir. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafndo Persada.

Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta. Gramedia Widia sarana   Indonesia.

Hamalik,O. 2010. Kurikulum dan pembelajaran.Jakarta.Bumi Aksara.

Kusuma, Suherli. 2010. Model Pembelajaran Siswa aktif. Jakarta. PT. Penerbit       Sketsa Sara Lalitya.

Mulyasa, E. 2004, Implementasi Kurikulum. Bandung. Rosda Karya.

Riduwan. 2006. Belajar mudah penelitian. Bandung.Alfabeta.

Rusfendi, ET. 1992. Pendidikan I. Jakarta. Depdiknas.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses     pendidikan. Jakarta. Prenada Media Group.

Sardiman,A.M. 2003 .Interaksi dan motivasi belajar Mengajar.Jakarta.Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor mempengaruhinya. Jakarta.PT.Rineka     
        Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung. Tarsit.

--------- . 2009. Penilaian hasil proses hasil belajar mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin.2010.Psiklogi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung. Remaja Rosda karya

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Tulus, T. 2004. Peranan disiplin pada prilaku dan prestasi siswa. Jakarta.   Grasindo











  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar