BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
selalu berupaya untuk mencerdaskan peserta didik agar dapat meningkatkan
kualitas manusia Indonesia. Siswa adalah suatu organisme yang hidup. Dalam diri
siswa terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup dan sedang
berkembang. Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat ‘prinsip aktif’
yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan
tingkah lakunya. Pendidikan/pembelajaran perlu mengarahkan tingkah laku menuju
ke tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pendidikan modern lebih
menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja.
Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta
perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut,
menurut Hamalik (2001) sistem
pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan
(aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Pendidikan sangat penting dalam
meningkatkan potensi diri setiap orang. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negera. Aktivitas
belajar siswa di sekolah tidak selamanya baik. Siswa belajar di sekolah umumnya
di mulai dari pagi hari hingga siang hari, selama belajar ini terkadang siswa
merasa bosan dalam belajar, hal ini diperlihatkan dengan adanya siswa yang
keluar kelas untuk ke kamar mandi atau hanya sekedar keluar kelas untuk
menghilangkan kebosanan, selain itu dapat juga dilihat dari kurangnya semangat,
perhatian dan antuasi siswa selama pembelajaran, bahkan terdapat beberapa siswa
yang mengganggu teman ketika proses belajar mengajar berlangsung serta kegiatan
lainnya.
Dari segi proses, guru dikatakan ber
apabila mampu melibatkan sebagian besar siswa aktif baik fisik, mental maupun
sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi , guru dikatakan ber
apabila pembelajaran yang diberikannya mampu merubah perilaku peserta didik ke
arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik, dengan kata lain guru
berpengaruh besar terhadap keberan belajar siswanya.
Pembelajaran IPA di kelas sangat
membutuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Mata pelajaran IPA atau
Sains merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya.
Sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau
yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sains sangat erat
kaitannya dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran
sains hendaknya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang
rasional atau dapat dimengerti oleh siswa dan memungkinkan terjadi interaksi
sosial. Jadi saat proses pembelajaran siswa harus terlibat secara langsung
dalam kegiatan nyata siswa memperoleh pengalaman langsung dengan objek dan
interaksi sosial dalam kelompoknya saat mencocokkan konsepsi awalnya dengan
konsep yang disepakati ilmuwan. Guru perlu mempersiapkan bahan lebih awal dan melibatkan
siswa agar siswa juga merasa berperan dalam pembelajaran sains (http://www.wordpress.com).
Namun kenyataan di lapangan, khususnya
di SD negeri 060823 Medanamplas, berdasarkan
observasi awal, masih menunjukkan peluang untuk diadakan upaya
perbaikan. Umumnya siswa kelas V dalam
mempelajari materi pelajaran sains di kelas dengan menggunakan metode ceramah,
dan pemberian tugas. Pembelajaran yang dilakukan peneliti hanya berjalan satu
arah yaitu dari guru kepada siswa. Aktivitas siswa selama pembelajaran juga
masih tergolong kurang baik. Berdasarkan
observasi peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata masalah yang dihadapi
siswa dalam aktivitas belajar adalah kurangnya motivasi siswa, hal tersebut
dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam kelas yaitu banyak siswa yang kurang
fokus dan konsentrasi saat belajar di kelas, mengganggu teman saat belajar;
cepat merasa bosan dengan tugas-tugas yang diberikan guru dan aktivitas negatif
lainnya. Salah satu penyebab hal tersebut dapat diduga karena peneliti juga
jarang menggunakan alat peraga maupun media selama pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode mengajar yang kurang
tepat merupakan salah satu penyebab kurangnya minat dan motivasi belajar sains
siswa yang mengakibatkan kurangnya keaktifan atau aktivitas belajar siswa pada
pelajaran sains. Guru sebagai pengajar menyampaikan materi pelajaran secara
verbal. Namun, penyampaian secara verbal saja tidaklah cukup untuk memberi
pemahaman kepada siswa, karena siswa menjadi kurang tertarik untuk
memperhatikan pelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus mampu merancang
skenario pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar termasuk
menggunakan media dalam proses belajar mengajar, dan salah satunya dengan media
gambar.
Dalam proses pembelajaran IPA,
sangatlah penting menggunakan media gambar. Gambar mempermudah guru dalam
menjelaskan suatu materi, tentunya siswa juga akan lebih termotivasi, paham dan
tertarik dengan adanya gambar. Terlebih lagi, siswa SD lebih menyukai gambar
dengan warna yang menarik dan mencolok. Jika tidak ada gambar maka siswa akan
sulit untuk membayangkan bagaimana bentuk, wujud, atau rincian suatu kejadian
di alam. Maka dari itu, media gambar sangat cocok menjadi media yang digunakan
di dalam proses belajar mengajar di kelas.
Penggunaan media gambar di dalam
proses belajar mengajar sains termasuk di kelas V tentunya disesuaikan dengan
ruang lingkup materi pelajaran sains yang akan disampaikan kepada siswa. Salah
satu materi pelajaran sains yang dipelajari di kelas V SD adalah materi “daur
air”. Untuk menjelaskan materi daur air, tidak cukup hanya dengan metode
ceramah saja, tetapi diperlukan suatu media yaitu media gambar yang dapat
menjelaskan proses daur air. Dengan menggunakan media gambar, siswa tidak hanya
membayangkan tentang materi daur air, tetapi diharapkan dapat lebih mudah
memahami proses daur air tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
maka peneliti tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Kelas V dalam Pelajaran Sains dengan Menggunakan
Media Gambar di SD Negeri 060823 Medanamplas”
B.
Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini, antara lain :
1. Apakah dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sains di kelas V SD negeri
060823 Medanamplas?
2. Bagimana menggunakan media gambar pada pokok
bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian
ini, adalah :
a. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media
gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran sains di kelas
V SD Negeri 060823 Medanamplas.
b. Untuk mengetahui penggunaan media gambar pada
pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
di kelas yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi
daur air sehingga belajar sains siswa
juga meningkat.
2. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengukur
keberan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui Penelitian Tindakan
Kelas dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
sains.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya
Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu sekolah, serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan refrensi bagi
peneliti selanjutnya, yang ingin meneliti tentang permasalah yang sama.
5. Sebagai bahan informasi dan pelatihan bagi
peneliti untuk mengembangkan dan menggunakan media gambar pada pembelajaran
sains dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
E.
Batasan
Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak
terlalu meluas, perlu dilakukan pembatasan masalah, adapun masalah yang
diteliti dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui
penggunaan media gambar dalam pembelajaran sains di SD Negeri 060823. Materi
yang akan dipelajari dibatasi pada materi daur air kelas V SD.
F. Defenisi Oprasional
1. Keterampilan
yang dimaksud Penulis adalah kecerdasan seseorang untuk memakai bahasa
dalam menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.
2. Media pembelajarn yang dimaksud adalah sebagai alat dalam membantu meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Hasil belajar adalah perubahan
prestasi siswa yang dicapai setelah kegiatan proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat pembelajaran
Pengertian Belajar
Belajar adalah upaya atau kegiatan
yang dilakukan secara teratur dan terencana serta menggunakan tehnik dan metode
tertentu sesuai dengan ilmu atau keterampilan yang dipelajari. Seseorang
dikatakan telah belajar apabila terjadi perubahan tertentu misalnya dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis. Untuk menjelaskan bagaimana proses belajar
berlangsung, timbul berbagai teori belajar. Menurut pengertian secara psikologis
belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku
sebagai dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Dalam keseluruhan dari proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini
berarti bahwa ber tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Seseorang dikatakan telah belajar, apabila pada dirinya terjadi perubahan
tertentu misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca,
dari tidak dapat mengoprasikan komputer menjadi dapat mahir mengoprasikan
komputer dan sebagainya.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia aktivitas
adalah “kegiatan, keaktifan, kesibukan”. Dengan demikian, aktivitas belajar
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan, keaktifan atau kesibukan siswa dalam
belajar sehingga diperoleh perbuhan tingkah laku yang lebih baik.
Menurut Sardiman (2006:103) di dalam
belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat “learning
by doing”. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas atau dengan kata lain tanpa ada aktivitas,
proses belajar tidak mungkin terjadi.
Belajar lebih membutuhkan kegiatan
yang disadari, satu aktivitas, latihan-latihan dan konsentrasi dari orang yang
bersangkutan, belajar dapat terjadi karena adanya rangsangan-rangsangan dari
luar. Menurut teori konstruktivisme (dalam Sardiman, 2006:37) belajar merupakan
kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya.
Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
Anak didik merupakan orientasi dari
setiap proses atau langkah kegiatan belajar mengajar. Peranan guru adalah
sebagai pembimbing, yang dapat mengarahkan siswa dan memberikan motivasi untuk
aktif dan mencapai yang optimal. Siswa
memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang perlu mendapat
pemuasan, dan oleh karenanya menimbulkan dorongan berbuat/tindakan tertentu.
Tiap saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah, sehingga varietasnya
menjadi bertambah besar. Dengan sendirinya perbuatan itu pun menjadi banyak
macam ragamnya.
Dalam diri masing-masing siswa
terdapat ‘prinsip aktif’ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip
aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikan/pembelajaran perlu mengarahkan
tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup
perlu mendapatkan kesempatan berkembang ke arah tujuan tertentu.
Ahmadi (1997:120) menjelaskan bahwa :
Keterlibatan atau keatifan siswa dalam proses
belajar mengajar beraneka ragam, seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan,
membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan-pelaksanaan tugas dan
sebagainya. Keaktifan siswa yang berbeda-beda itu dapatlah dikelompokkan atas
aktivitas yang bersifat fisik dan aktivitas yang bersifat nonfisik, seperti
mental, intelektual dan emosional.
Proses belajar akan mengkan belajar. Namun harus juga diingat, meskipun
tujuan pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu pengajaran yang diperoleh lebih optimal.
Karena yang baik itu dipengaruhi oleh
komponen-komponen yang lain, dan terutama bagaimana aktivitas siswa sebagai
subjek belajar (Sardiman, 2006:102).
Menurut Hamalik (2001:91) aktivitas
dalam peroses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain : a) siswa
mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri; b) berbuat sendiri
akan mengembangkan seluruh aspek peribadi siswa; c) memupuk kerjasama yang
harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja
kelompok; d) siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,
sehingga dapat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual; e)
memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan,
musyawarah dan mufakat; f) membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan
masyarakat, hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam
pendidikan siswa; g) pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan
konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan terjadinya verbalisme; h) pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi
hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
Dengan demikian, berdasarkan
uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar memerlukan adanya
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, belajar siswa tidak akan dapat
ber jika siswa tidak aktif dalam kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah
mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang
diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang
mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil
belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini
hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut
Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu
pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam
informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan
merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat
dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjut Sumarni
(2007:30), pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang
fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan
(4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat kategori,
yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2)
keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan
bereaksi atau bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.
Adapun
Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini
meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang
pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar
adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi
oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas
belajar) yang dilakukan oleh anak. Dari
defenisi-defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar pada
hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Maka hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Faktor
yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses aktivitas yang
dilakukan secara sadar dan mempengaruhi tingkah laku individu secara menetap.
Setiap siswa tidaklah sama tingkat prestasi dan cara belajarnya, serta yang diperolehnya. Sekalipun siswa tersebut
menggunakan cara yang sama dalam belajarnya. Perubahan belajar sangat bersifat
kompleks, karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi atau ditentukan oleh
banyak faktor dan meliputi berbagai aspek.
Menurut Slameto (1995) “faktor-faktor
yang mempengaruhi aktivitas belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang
belajar.
Selanjutnya Slameto (1995:54)
menjelaskan bahwa: “faktor intern dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu: 1)
faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh; 2) faktor
psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan; 3) faktor kelelahan.
Selain faktor-faktor intern di atas,
faktor ekstern juga mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar. Menurut Slameto
(1995:60), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
1. Faktor Keluarga, meliputi :
a. Cara orangtua mendidik.
b. Relasi antar anggota keluarga.
c. Sausana rumah
d. Keadaan ekonomi keluarga.
e. Pengertian orangtua.
f. Latar belakang kebudayaan.
2. Faktor Sekolah, meliputi :
a. Metode mengajar.
b. Kurikulum.
c. Relasi guru dengan siswa..
d. Relasi siswa dengan siswa..
e. Disiplin sekolah.
f. Alat pelajaran.
g. Waktu sekolah.
h. Standar pelajaran di atas ukuran.
i.
Keadaan
gedung.
j.
Metode
belajar.
k. Tugas rumah.
3. Faktor Masyarakat
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat.
b. Mass media.
c. Teman bergaul.
d. Bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar
seorang siswa selain yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Lingkungan
sekitar siswa juga mempengaruhi aktivitas belajar siswa baik di sekolah,
lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka diperlukan kerjasama antara orangtua, guru dan masyarakat
dalam memberikan pengaruh yang positif bagi anak (siswa) untuk dapat belajar
dengan baik.
1. Hakikat IPA (SAINS)
Pengertian IPA/Sains
IPA atau Sains dalam arti sempit
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences (ilmu biologi). Conant (dalam Samatowa, 2006:59),
mendefinisikan sains sebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai eksperimentasi dan observasi, serta berguna
untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. Whitehead (dalam Samatowa, 2006:59), menyatakan sains
dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama adalah orde
observasi yang didasarkan pada observasi
terhadap gejala/fakta, Orde kedua adalah orde konseptual yang didasarkan pada
konsep-konsep manusia mengenai alam.
Sains atau IPA adalah ilmu yang pokok
bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam sains
adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di
alam. Menurut Powler (dalam Depdiknas, 2003:4), sains adalah ilmu yang
sistematis dan dirumuskan dengan mengamati gejala-gejala kebendaan, dan
didasarkan terutama atas pengamatan induksi. Carin dan Sund (dalam Depdiknas,
2003:9) mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sistematis atau tersusun
secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data observasi dan eksperimen. Aktivitas dalam
sains selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan
keterampilan dan kerajinan. Secara sederhana, sains dapat juga didefinisikan
sebagai apa yang dilakukan oleh para ahli sains. Dengan demikian, sains bukan
hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi menyangkut
cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmuwan sains selalu tertarik
dan memperhatikan peristiwa alam, selalu ingin mengetahui apa, bagaimana, dan
mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya.
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA berasal
dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (dalam Oedhien, 2008:3) sains
merupakan pengetahuan kegiatan manusia
yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui
metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku
secara universal. Abdullah (dalam Oedhien, 2008:7), menjelaskan bahwa IPA
merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Menurut Bundu (2006:66) secara harfiah
sains dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Sejalan dengan itu Depdiknas (2003:5)
menjelaskan bahwa “IPA merupakan
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari serangkaian proses
ilmiah”. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas
maka dapat dipahami bahwa IPA merupakan pengetahuan dari kegiatan manusia yang diperoleh dengan
menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan
dari eksperimen atau observasi yang
bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Menurut Darmojo (dalam Samatowa,
2006:61), IPA atau sains adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang
alam semesta dengan segala isinya. Sedangkan Winaputra (dalam Samatowa,
2006:61), menjelaskan bahwa sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan
tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan
cara memecahkan masalah.
Harlen (dalam Bundu, 2006:69),
mengemukakan tiga karakteristik utama sains yaitu :
a) Memandang bahwa setiap orang
mempunyai kewenangan untuk menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori
ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis,
teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada; b)
Memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang
memungkinkan penyusunan prediksi sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang
disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya; dan
c) Memberi makna bahwa teori sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan
berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan
pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan
perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.
Dengan demikian, berdasarkan
uraian-urain di atas, maka disimpulkan bahwa sains bukan hanya terdiri atas
kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dapat dihafal, tetapi
terdiri atas proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala
alam yang belum dapat diterangkan.
Pembelajaran Sains/IPA SD
Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Tohari (dalam Oedien, 2008:5)
menjelaskan bahwa pendidikan IPA merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku
siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap
yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum dan teori IPA. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait
dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup,
energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan
sifatnya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai
pengertian pendidikan dan IPA maka dapat dipahami bahwa pendidikan IPA
merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk
pembelajaran di SD. Berdasarkan Kurikulum Sains SD, sains
merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis untuk
mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan
sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya,
pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan,
terutama siswa Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa
dilatih berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan
percobaan. Aspek pokok dalam
pembelajaran IPA adalah siswa dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka,
memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Vito
(dalam Samatowa, 2006:71), menjelaskan “pembelajaran IPA yang baik harus
mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa”. Siswa diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin
tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skills)
yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi
sangat diperlukan untuk dipelajari.
Pembelajaran sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung. Samatowa (2006:70), menjelaskan “model belajar
yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning
by doing)”. Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya
sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di
lingkungan anak sendiri. Blough (dalam Samatowa, 2006:69) menyebutkan bahwa
“pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk
membantu siswa belajar IPA, mendeskripsikan dan menjelaskan kerja dan prosedurnya”.
Tujuan utama pembelajaran IPA SD
adalah membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life
skills) esensial sebagai warga negara. Keterampilan esensial yang perlu
dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati
benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan mendengarkan, kemampuan
berkomunikasi secara efektif, menganggapi dan memecahkan masalah secara efektif.
2. Hakikat Media Pembelajaran
Media Pembelajaran Media
pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan
waktu di kelas dengan bijak. Ketersediaan media di suatu kelas akan
mempengaruhi pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai akan
mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri.
Kata media berasal dari bahasa Latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan (Sadiman,
2003:6). Sedangkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan atau isi pelajaran, perangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar disebut
sebagai media pengajaran (Sadiman, 2003:18). Dalam pengertian ini sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dalam proses belajar mengajar ke arah
yang lebih konkrit. Media yang dimaksud adalah berupa media yang mengandung
informasi secara instruksional baik tercetak maupun audiovisual beserta
peralatannya.
Pemakaian media pengajaran dalam prosess
belajar, pada dasarnya dapat merangsang beberapa alat indra siswa, semakin
banyak indra yang terlibat semakin banyak materi pelajaran yang dikuasai siswa.
Sesuai dengan pendapat Arsyad (2006:9) semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi,
semakin besar pula kemampuan informasi tersebut dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan.
Dengan kata lain, dapat dipahami bahwa
semakin besar keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar maka semakin
besar pula mereka memahami proses belajar mengajar, dan mampu menyerap dengan
mudah pesan-pesan yang disajikan pada materi pelajaran. Sehingga pada akhirnya
diharapkan dapat membantu meningkatkan
belajar siswa.
Berdasarkan uraian-uraian di atas
tentang manfaat media pengajaran dalam proses pembelajaran, maka dapat dipahami
bahwa pada umumnya media pengajaran memiliki manfaat untuk menarik perhatian,
minat dan memotivasi siswa dalam belajar serta untuk lebih memperjelas pesan,
informasi maupun materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga siswa
lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan dan belajar
siswa.
Media Gambar
Alat peraga atau media pembelajaran dapat memberi
gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar para siswa sekolah dasar.
Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih
kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para siswa menjadi senang untuk
mempelajari materi yang diajarkan.
Di antara media pembelajaran, media
gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih
menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan
sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sadiman (2003:29) menjelaskan bahwa
media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasa umum
yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Menurut Hamalik (2001:128)
media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam
bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, slide film, strip, opaque proyektor. Media gambar merupakan
peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta
ukurannya relative terhadap lingkungan.
Media gambar merupakan salah satu
jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang diekspresikan lewat
tanda dan simbol (Hamalik, 2001:130). Dengan demikian media gambar menurut
penulis dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
dari peniruan benda-benda atau pemandangan serta lambang-lambang atau
simbol-simbol sebagai media terjadinya komunikasi dan arus informasi.
Pemanfaatan media
pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk
mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan
belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.
Secara garis besar fungsi
utama penggunaan media gambar menurut Hamalik (1994:89) adalah :
a) Fungsi edukatif; artinya mendidik dan
memberikan pengaruh positif pada pendidikan; b) Fungsi sosial; artinya
memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan
memberikan konsep yang sama kepada setiap orang; c) Fungsi ekonomis; artinya
memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal; d) Fungsi
politis; berpengaruh pada politik pembangunan; dan e) Fungsi seni budaya dan
telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola
usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern.
Menurut Rahadi (2003:76)
ada beberapa karakteristik media gambar, antara lain :
1) Harus autentik, artinya dapat menggambarkan
obyek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung; 2) Sederhana,
komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut;
3) Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau objek yang digambar; 4) Memadukan antara keindahan
dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran; dan 5) Gambar harus message
yaitu tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Sudjana (2001:122)
tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah sebagai berikut :
a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat
abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman di masa lalu, melalui
penafsiran kata-kata; b) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang
dapat menarik minat belajar siswa secara efektif; c) Ilustrasi gambar membantu
para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat
materi teks yang menyertainya; d) Dalam booklet, pada umumnya anak-anak
lebih menyukai setengah atau 1 halaman penuh bergambar disertai beberapa
petunjuk yang jelas; e) Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan
kehidupan nyata, agar minat para siswa menjadi efektif; dan f) Ilustrasi gambar
isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan
gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu
harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan gambar.
Berdasarkan uraian-uraian
di atas, maka dapat dipahami bahwa media gambar merupakan salah satu teknik
media pembelajaran yang efektif kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan
secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar
terutama dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa.
3.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan Kurikulum Sains
SD, sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis
untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Sains atau IPA merupakan ilmu yang
pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam
sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi
di alam. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar, yang berarti dalam mempelajari sains perlu
adanya keaktifan atau aktivitas siswa untuk mempelajari sains tersebut.
Melalui
pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun
dalil melalui pengamatan. Dalam
membahas sains tidak cukup hanya menekankan pada produk tapi yang lebih penting
adalah membuktikan atau mendapatkan suatu teori. Oleh karena itu, seorang guru
harus mampu merancang skenario pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam
belajar termasuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar, dan salah
satunya dengan media gambar.
Dengan demikian upaya yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan belajar
siswa SD Negeri 060823 medanamplas Kelas V khususnya pada pelajaran sains
materi pokok daur air dapat dilakukan dengan menggunakan media gambar.
B. Penelitian
Yang relefan
Hasil penelitian Yendra Kesuma Sbt
menyatakan,
dengan Penggunaan Media Gambar Berseri Materi Pokok Menulis Karangan siswa Kelas
IV SD Negeri 023902 Binjai Utara T.A 2011/2012 dapat meningkatkan Hasil Belajar .
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah “penggunaan media gambar dapat meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok
bahasan daur air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
060823 Medanamplas yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja, Kecamatan Medan
Amplas. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (November, Desember)
mulai kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 16 siswa laki-laki. Sedangkan objek yang akan diteliti adalah
peningkatan belajar siswa pada mata
pelajaran sains setelah diajarkan dengan menggunakan media gambar pada materi
pokok Daur Air.
C. Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang dilaksanakan
adalah desain penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode spiral PTK
menurut Hopkins (dalam Aqib, 2006:31), yang dikemukakan secara skematis seperti
yang diperlihatkan pada skema berikut ini :
Identifikasi
Masalah
|
Perencanaan
|
Aksi/Tindakan
|
Refleksi
|
Observasi
|
Perencanaan Ulang
|
Refleksi
|
Observasi
|
Aksi/Tindakan
|
Gambar 3.1. Spiral Tindakan Kelas Menurut Hopkins
(dalam Aqib, 2006:31)
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini dilakukan selama 2 siklus. Prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian
ini antara lain sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang
dilakukan :
-
Melakukan
observasi awal untuk menentukan model dan format penerapan tindakan pada siklus
I.
-
Menyusun
rencana pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan dan membuat skenario
pembelajaran menggunakan media gambar.
-
Membuat
lembar observasi tentang aktivitas belajar siswa dan tes evaluasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario tindakan yang telah
disusun. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
Pertemuan Pertama :
-
Peneliti
meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi.
-
Peneliti
memberikan penjelasan dan sedikit gambaran tentang materi daur air, yaitu
kegunaan air dan daur air.
-
Peneliti
memberikan kesempatan siswa untuk berpikir dan bertanya tentang hal-hal yang
kurang dimengerti oleh siswa.
-
Peneliti
meminta siswa untuk mendiskuisikan tentang kegunaan air dan daur air.
-
Peneliti
meminta siswa untuk mempresentasikan
diskusi dan meminta kelompok lainnya menanggapi.
Pertemuan Kedua
-
Langkah-langkah
yang dilakukan sama dengan pertemuan pertama.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan selama proses
belajar mengajar berlangsung, dan yang menjadi pengamat adalah guru kelas V.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan analisis data observasi di dalam kelas
tentang aktivitas belajar siswa dan aktivitas pembelajaran oleh peneliti.
Refleksi ini dilakukan untuk mencari perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya.
Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan memberikan makna terhadap data yang
diperoleh, memperjelas data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dari
tindakan yang telah dilakukan. refleksi
ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan pada siklus selanjutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
Prosedurnya sama seperti siklus I.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pelaksanaan siklus I, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah baru yang merupakan pengembangan dari masalah
awal.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang
dilaksanakan adalah melaksanakan skenario kegiatan yang telah direncanakan.
Pertemuan Ketiga dan Keempat
Merupakan kelanjutan ketuntasan pada
pertemuan pertama dan kedua. Langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan
ketiga dan keempat sama dengan pertemuan pertama dan kedua pada siklus I,
materi yang diajarkan adalah materi daur air yaitu pengaruh kegiatan manusia
terhadap daur air dan menghemat air.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi yang dilaksanakan sama dengan
siklus I
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dan evaluasi ini
dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan selama siklus II dengan mengamati
secara rinci segala sesuatu yang terjadi di kelas pada pertemuan siklus II.
D. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui :
a. Lembar Observasi
Pengumpulan data dengan lembar
observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah
disusun dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan dapat mengkan
perubahan yang sesuai dengan yang diharapkan.
b. Angket
Angket tentang aktivitas belajar siswa
diberikan setelah pelaksanaan tindakan dilakukan pada tiap siklus.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam
penelitian ini adalah kualitatif dan analisis deskriptif.
1. Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif pada umumnya
dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Sehubungan dengan jenis penelitian ini yaitu
penelitian deskriptif maka dalam menganalisis data, penulis menggunakan
statistik sederhana dengan tabel frekuensi yang menguraikan persentase dengan
rumus :
Keterangan
P = Persentase subjek yang
diamati
f = Jumlah subjek yang
diamati
N = Jumlah subjek
keseluruhan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Prasiklus
Sebelum tindakan siklus (prasikulus)
diberikan dengan menggunakan media gambar, terlebih dahulu aktivitas belajar
awal siswa diamati selama pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pokok
bahasan daur air kelas V menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas. Pada
pelaksanaan prasiklus peneliti bertindak selalu observer (pengamat) yang
mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapkan.
pengamatan peneliti selama prasiklus tentang aktivitas belajar siswa
(prasiklus) dirangkum pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel. 4.1
Data Aktivitas Awal Siswa (Prasiklus)
No
|
Aktivitas Belajar Siswa
|
Keterangan
|
1
|
Memperhatikan penjelasan guru
|
Baik
|
2
|
Membaca materi/buku
|
Cukup
|
3
|
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
|
Kurang
|
4
|
Berani bertanya
|
Kurang
|
5
|
Mengajukan pendapat atau ide
|
Kurang
|
6
|
Menjawab pertanyaan
|
Kurang
|
7
|
Berbicara dengan baik
|
Kurang
|
8
|
Aktif dalam diskusi kelompok
|
Cukup
|
9
|
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
|
Cukup
|
10
|
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan
referensi/buku
|
Kurang
|
11
|
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
|
Kurang
|
12
|
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
|
Cukup
|
13
|
Mencatat rangkuman dari
pembelajaran
|
Cukup
|
Aktivitas siswa selama prasiklus
seperti yang dirangkum pada Tabel 4.1 tampak bahwa siswa kurang aktif mencatat
hal-hal penting dalam belajar, bertanya, mengajukan pendapat atau ide, menjawab
pertanyaan dan kurang aktif berbicara, bekerjasama dengan baik dalam kelompok,
memecahkan masalah menggunakan referensi/buku dan kurang bersemangat selama
proses pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Hal ini berarti
penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas yang dilakukan guru kurang
mengaktifkan siswa dalam belajar. Siswa hanya aktif memperhatikan penjelasan
guru, membaca materi/buku, mengerjakan tugas yang diberikan dan merangkum pembelajaran, secara ringkas dirangkum pada
Tabel 4.2 berikut.
Tabel. 4.2
Siswa yang Aktif Selama Prasiklus
Keaktifan
|
F
|
%
|
Keterangan
|
86% – 100%
|
0
|
0,0 %
|
Aktivitas Baik Sekali
|
71% – 85%
|
6
|
20,0 %
|
Aktivitas Baik
|
60% - 70%
|
7
|
23,3 %
|
Aktivitas Cukup
|
< 60%
|
17
|
56,7 %
|
Aktivitas Kurang
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa
dari observasi awal peneliti sebelum
siklus (prasiklus) terdapat 6 orang (20%) yang aktivitasnya baik, 7 orang
(23,3%) yang aktivitasnya cukup dan 17 orang (56,7%) yang aktivitasnya kurang
selama pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Jumlah siswa yang aktif
selama pembelajaran prasiklus dapat digambarkan seperti Gambar 4.1 berikut.
Gambar. 4.1 Histogram Aktivitas
Belajar Siswa Pada Prasiklus
Data Tindakan Siklus I
Berdasarkan prasiklus, maka untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa digunakan media gambar pada pembelajaran sains pokok bahasan daur air.
Peneliti sebelumnya telah menyusun perencanaan pembelajaran untuk dilakukan
pada siklus I, diantaranya:
-
Menentukan
materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan daur air.
-
Menyusun
skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sebagaimana terlampir pada Lampiran 1.
-
Menyusun
format lembar observasi tentang pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar
siswa selama tindakan dilakukan seperti terlampir pada Lampiran 3.
-
Menyusun
angket untuk mengetahui secara langsung aktivitas belajar para siswa seperti
terlampir pada Lampiran 4.
Pada tindakan
siklus I, peneliti bertindak selaku guru sedangkan guru kelas V bertindak
selaku observer (pengamat) yang mengamati pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan dan mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilakukan selama dua kali
pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-
Mengelompokkan
siswa secara berpasangan dengan teman sebangku
-
Meminta siswa
untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket
-
Menjelaskan
konsep tentang pengertian daur air
-
Menjelaskan
tahap-tahap daur air (pertemuan pertama) dan tahap-tahap proses terjadinya hujan
asam (pertemuan kedua) dengan menampilkan di depan kelas media gambar yang
telah didesain.
-
Memberi
kesempatan siswa bertanya.
-
Memberikan
respon atas pertanyaan siswa.
-
Menjelaskan
tentang kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air (pertemuan
pertama) dan manfaat air bagi mahkluk hidup khususnya manusia (pertemuan kedua)
dengan menunjukkan beberapa gambar yang relevan.
-
Mengevaluasi
pemahaman siswa dengan meminta siswa untuk menceritakan kembali tahap-tahap
daur air (pertemuan pertama) dan tahap-tahap proses terjadinya hujan asam
(pertemuan kedua) berdasarkan media gambar yang ada
Selama proses pembelajaran
berlangsung, guru kelas melakukan pengamatan dengan mengisi format lembar
observasi yang sudah disiapkan.
pengamatan pelaksanaan pembelajaran, dirangkum pada Tabel 4.3 berikut
Tabel. 4.3
Pengamatan
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
No
|
Aspek yang diamati
|
Siklus I
|
|
Pert. 1
|
Pert. 2
|
||
1
|
Urutan langkah-langkah pelaksanaan KBM
|
Baik
|
Baik Sekali
|
2
|
Keaktifan guru dalam mengelola KBM dalam kelas
|
Baik
|
Baik
|
3
|
Cara mengelompokkan siswa
|
Cukup
|
Cukup
|
4
|
Menjelaskan materi pelajaran menggunakan media gambar
|
Baik
|
Baik
|
5
|
Memberi motivasi pada siswa
|
Cukup
|
Baik
|
6
|
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
|
Cukup
|
Baik
|
7
|
Mengungkapkan pertanyaan dengan jelas dan singkat
kepada siswa
|
Baik
|
Baik
|
8
|
Memberikan waktu kesempatan berpikir kepada siswa
|
Cukup
|
Cukup
|
9
|
Memberikan respon atas pertanyaan siswa
|
Cukup
|
Baik
|
10
|
Menyimpulkan dan merangkum pembelajaran dalam kelompok
|
Baik
|
Baik
|
pengamatan guru kelas tentang pelaksanaan
pembelajaran selama siklus I tampak bahwa pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti telah berjalan dengan baik, meskipun demikian selama
pertemuan kedua siklus I pada aspek cara mengelompokkan siswa dan memberi waktu
kesempatan berpikir kepada siswa masih tergolong cukup, namun pada aspek urutan
langkah-langkah pembelajaran sudah tergolong sangat baik.
Selanjutnya pengamatan guru kelas tentang aktivitas
belajar siswa selama siklus I, dirangkum pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel. 4.4
Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I
No
|
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
|
Keterangan
|
1
|
Memperhatikan penjelasan guru
|
Baik
|
2
|
Membaca materi/buku
|
Baik
|
3
|
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
|
Kurang
|
4
|
Berani bertanya
|
Kurang
|
5
|
Mengajukan pendapat atau ide
|
Kurang
|
6
|
Menjawab pertanyaan
|
Cukup
|
7
|
Berbicara dengan baik
|
Kurang
|
8
|
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru
|
Baik
|
9
|
Menggambar proses daur air dalam buku catatan
|
Kurang
|
10
|
Aktif dalam diskusi kelompok
|
Baik
|
11
|
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
|
Cukup
|
12
|
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan
referensi/buku
|
Kurang
|
13
|
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
|
Cukup
|
14
|
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
|
Cukup
|
15
|
Mencatat rangkuman dari
pembelajaran
|
Baik Sekali
|
pengamatan guru kelas (observer) tentang
aktivitas belajar siswa selama siklus I seperti yang dirangkum pada Tabel 4.4,
tampak bahwa aktivitas siswa mencatat rangkuman
pembelajaran tergolong baik sekali. Aktivitas memperhatikan penjelasan
guru, membaca materi/buku, memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, dan
aktif dalam diskusi kelompok tergolong baik. Aktivitas siswa menjawab
pertanyaan, bekerjasama dengan baik dalam kelompok, tetap bersemangat dalam
kegiatan belajar di kelas, dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
sudah tergolong cukup. Namun aktivitas belajar siswa mencatat hal-hal penting
dalam belajar, berani bertanya, mengajukan pendapat atau ide, berbicara dengan
baik, menggambar proses daur air dalam buku catatan, dan antusias siswa dalam
memecahkan masalah menggunakan referensi/buku masih tergolong kurang (data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
Sedangkan jumlah siswa yang aktif
selama pembelajaran siklus I berdasarkan pengamatan guru kelas (Lampiran 7),
secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel. 4.5
Siswa yang Aktif Selama Tindakan Siklus I
Keaktifan
|
F
|
%
|
Keterangan
|
86% – 100%
|
2
|
6,7 %
|
Aktivitas Baik Sekali
|
71% – 85%
|
7
|
23,3 %
|
Aktivitas Baik
|
60% - 70%
|
11
|
36,7 %
|
Aktivitas Cukup
|
< 60%
|
10
|
33,3 %
|
Aktivitas Kurang
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa
dari pengamatan guru kelas selaku
observer tentang siswa yang aktif selama tindakan siklus I, terdapat 2 orang
(6,7%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas
belajarnya baik dan 11 orang (36,7%) yang aktivitas belajarnya cukup sedangkan
10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Jumlah siswa
yang aktif selama Siklus I, dapat digambarkan seperti Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2. Histogram Aktivitas
Belajar Siswa Pada Siklus I
Pada akhir tindakan siklus I, siswa
diberikan angket untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa selama
tindakan siklus I menggunakan media gambar.
jawaban siswa pada angket aktivitas belajar siklus I, secara ringkas
dirangkum pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel. 4.6
Hasi Angket Aktivitas Belajar Siswa Setelah Siklus
I
No.
|
Pertanyaan Angket
|
Ya
|
Tidak
|
||
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan
media gambar membuat anda termotivasi belajar?
|
16
|
53,3
|
14
|
46,7
|
2
|
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan
guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
|
20
|
66,7
|
10
|
33,3
|
3
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar
membuat anda mudah memahami pelajaran?
|
18
|
60,0
|
12
|
40,0
|
4
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar
membuat anda berani mengemukakan pendapat?
|
9
|
30,0
|
21
|
70,0
|
5
|
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang
dianggap penting?
|
11
|
36,7
|
19
|
63,3
|
6
|
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal
yang kurang dipahami selama pembelajaran?
|
10
|
33,3
|
20
|
66,7
|
7
|
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
guru selama pembelajaran menggunakan media gambar?
|
8
|
26,7
|
22
|
73,3
|
8
|
Apakah anda dapat menjelaskan /menceritakan kembali
materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?
|
5
|
16,7
|
25
|
83,3
|
9
|
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda
dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?
|
11
|
36,7
|
19
|
63,3
|
10
|
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi
dengan baik dalam kelompok?
|
13
|
43,3
|
17
|
56,7
|
Berdasarkan angket siswa seperti yang dirangkum pada
Tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa 53,3% siswa menyatakan pembelajaran daur
air menggunakan media gambar membuat mereka termotivasi dalam belajar, namun
46,7% menyatakan tidak menyenangkan. Sebanyak 66,7% siswa menyatakan lebih
konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan
menggunakan media gambar, dan 33,3% menyatakan tidak. 60% siswa menyatakan
pembelajaran menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran
sedangkan 40% siswa menyatakan tidak. 30% siswa menyatakan pembelajaran
menggunakan media gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat sedangkan
70% menyatakan tidak. 36,7% siswa menyatakan aktif mencatat hal-hal yang
dianggap penting selama pembelajaran sedangkan 63,3% menyatakan tidak. 33,3%
siswa menyatakan akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang
dipahami selama pembelajaran sementara 66,7% menyatakan tidak. 26,7% siswa
menyatakan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran
menggunakan media gambar tetapi 73,3% menyatakan tidak. Hanya 16,7% siswa yang
menyatakan dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan
menggunakan media gambar yang ada, sementara 83,3% menyatakan tidak. 36,7%
siswa menyatakan dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru dengan
menggunakan media gambar yang ada, sedangkan 63,3% menyatakan tidak. 43,3% siswa menyatakan dapat berdikusi dengan
baik dalam kelompok menggunakan media gambar namun 56,7% menyatakan tidak. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Refleksi Siklus I pengamatan pada siklus I, terdapat 2 orang (6,7%)
yang aktivitas belajarnya sangat baik, 7 orang (23,3%) yang baik, 11 orang
(36,7%) yang cukup, dan 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya masih
tergolong kurang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan peningkatan
aktivitas belajar siswa dibandingkan
pengamatan sebelum diberikan siklus (prasiklus). pengamatan observer tampak aktivitas belajar
siswa mencatat hal-hal penting dalam belajar, berani bertanya, mengajukan
pendapat atau ide, berbicara, menggambar proses daur air dalam buku catatan,
dan antusias siswa dalam memecahkan masalah menggunakan referensi/buku masih
tergolong kurang.
Sementara angket siswa tampak bahwa 70% siswa
menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar tidak membuat mereka lebih
berani mengemukakan pendapat. 63,3% siswa menyatakan kurang atau tidak aktif
mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran. 66,7% siswa
menyatakan tidak akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang
dipahami selama pembelajaran. 73,3% siswa menyatakan tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar.
Hanya 83,3% siswa yang menyatakan tidak dapat menjelaskan/menceritakan kembali
materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada. 63,3% siswa
menyatakan tidak dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru menggunakan
media gambar yang ada.
Meskipun demikian 53,3% siswa telah
menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media gambar membuat mereka
termotivasi dalam belajar. 66,7% siswa menyatakan lebih konsentrasi
memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media
gambar. 60% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media gambar membuat
mereka mudah memahami pelajaran dan 43,3% siswa menyatakan dapat berdikusi
dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar.
Dengan demikian, dari tindakan siklus I diperoleh kesimpulan
sementara bahwa pembelajaran sains menggunakan media gambar belum sepenuhnya
menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran dimana sebanyak 10 orang (33,3%) yang
masih memiliki aktivitas belajar tergolong kurang. Karenanya diperlukan
tindakan siklus II untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
menerapkan metode diskusi, pemberian tugas, dan tanya jawab menggunakan media
gambar, membentuk kelompok siswa secara berbaur antara siswa yang aktivitas
belajarnya sangat baik, baik, cukup dan kurang pada siklus I dijadikan dalam
satu kelompok, mendesain media gambar berupa kopian materi yang akan diberikan
pada masing-masing kelompok sebagai bahan diskusi, lebih memberikan motivasi
dan kesempatan berpikir maupun bertanya kepada para siswa selama diskusi
kelompok berlangsung.
Data Penelitian Siklus II
Beranjak dari tindakan siklus I, maka untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa agar lebih baik diterapkan metode diskusi, pemberian
tugas dan tanya jawab menggunakan media gambar pada pembelajaran sains pokok
bahasan daur air. Sebelumnya tindakan siklus II dilakukan, peneliti telah
menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II,
diantaranya:
-
Menentukan
materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan daur air.
-
Menyusun
skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
sebagaimana terlampir pada Lampiran 2.
-
Menyusun
format lembar observasi aktivitas belajar siswa selama tindakan dilakukan seperti
terlampir pada Lampiran 3.
-
Menyusun
angket untuk mengetahui secara langsung aktivitas belajar para siswa seperti
terlampir pada Lampiran 4.
Pada tindakan
siklus II, peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan
mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan
tindakan kelas siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
-
Mengelompokkan
siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa tiap kelompok
dimana tiap kelompok, anggotanya terdiri dari siswa yang aktivitas belajarnya
sangat baik, baik, cukup dan kurang.
-
Memberikan
fotocopy bahan ajar berupa media gambar tentang daur air pada masing-masing
kelompok.
-
Meminta siswa
dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang pengertian daur air, tahap-tahap
daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air (pertemuan
pertama), tahap-tahap terjadinya hujan asam, serta cara menghemat air
(pertemuan kedua) berdasarkan media gambar yang diberikan.
-
Meminta
perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan diskusinya di depan kelas menggunakan media
gambar yang tersedia.
-
Memberikan
kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan mengajukan
pendapatnya.
-
Membimbing
dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-
Melakukan
refleksi dari diskusi dan tanya jawab
yang telah dilakukan
Selama proses pembelajaran
berlangsung.
Selanjutnya pengamatan guru kelas tentang aktivitas
belajar siswa selama siklus II, dirangkum pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel. 4.7
Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II
No
|
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
|
Keterangan
|
1
|
Memperhatikan penjelasan guru
|
Baik
|
2
|
Membaca materi/buku
|
Baik
|
3
|
Mencatat hal-hal penting dalam belajar
|
Cukup
|
4
|
Berani bertanya
|
Baik
|
5
|
Mengajukan pendapat atau ide
|
Baik
|
6
|
Menjawab pertanyaan
|
Cukup
|
7
|
Berbicara dengan baik
|
Baik
|
8
|
Memperhatikan gambar yang ditampilkan guru
|
Baik Sekali
|
9
|
Menggambar proses daur air dalam buku catatan
|
Cukup
|
10
|
Aktif dalam diskusi kelompok
|
Baik
|
11
|
Bekerjasama dengan baik dalam kelompok
|
Baik
|
12
|
Antusias dalam memecahkan masalah menggunakan
referensi/buku
|
Cukup
|
13
|
Tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas
|
Baik
|
14
|
Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
|
Baik Sekali
|
15
|
Mencatat rangkuman dari
pembelajaran
|
Baik Sekali
|
pengamatan guru kelas tentang aktivitas
belajar siswa selama siklus II seperti yang dirangkum pada Tabel 4.8, tampak
bahwa aktivitas siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, mengerjakan
tugas yang diberikan dengan baik dan mencatat rangkuman pembelajaran telah tergolong baik sekali.
Aktivitas memperhatikan penjelasan guru, membaca materi/buku, berani bertanya,
mengajukan pendapat atau ide, berbicara dengan baik, aktif dalam diskusi
kelompok, bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan tetap bersemangat dalam
kegiatan belajar di kelas telah tergolong baik. Sedangkan aktivitas siswa
mencatat hal-hal penting dalam belajar, menjawab pertanyaan, menggambar proses
daur air dalam buku catatan dan antusias siswa dalam memecahkan masalah
menggunakan referensi/buku sudah tergolong cukup (data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 8).
Sedangkan jumlah siswa yang aktif
selama pembelajaran siklus II berdasarkan pengamatan guru kelas (Lampiran 8),
secara ringkas dirangkum pada Tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel. 4.8
Siswa yang Aktif Selama Tindakan Siklus II
Keaktifan
|
F
|
%
|
Keterangan
|
86% – 100%
|
10
|
33,3 %
|
Aktivitas Baik Sekali
|
71% – 85%
|
12
|
40,0 %
|
Aktivitas Baik
|
60% - 70%
|
5
|
16,7 %
|
Aktivitas Cukup
|
< 60%
|
3
|
10,0 %
|
Aktivitas Kurang
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
Berdasarkan pengamatan guru kelas selaku observer tentang
siswa yang aktif selama tindakan siklus I seperti dirangkum pada Tabel 4.9,
terdapat 10 orang (33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%)
yang aktivitas belajarnya baik dan 5 orang (16,7%) yang aktivitas belajarnya
cukup, namun masih terdapat 3 orang (10%) siswa yang aktivitas belajarnya masih
tergolong kurang. Jumlah siswa yang aktif selama siklus II, dapat digambarkan
seperti Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Histogram Aktivitas
Belajar Siswa Pada Siklus II
Pada akhir tindakan siklus II, siswa
kembali diberikan angket. jawaban siswa
pada angket aktivitas belajar siklus II, secara ringkas dirangkum pada Tabel
4.10 sebagai berikut:
Tabel. 4.9
Hasi Angket Aktivitas Belajar Siswa Setelah Siklus
II
No.
|
Pertanyaan Angket
|
Ya
|
Tidak
|
||
F
|
%
|
F
|
%
|
||
1
|
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan
media gambar membuat anda termotivasi belajar??
|
26
|
86,7
|
4
|
13,3
|
2
|
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan
guru selama pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
|
25
|
83,3
|
5
|
16,7
|
3
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar
membuat anda mudah memahami pelajaran?
|
28
|
93,3
|
2
|
6,7
|
4
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar
membuat anda berani mengemukakan pendapat?
|
19
|
63,3
|
11
|
36,7
|
5
|
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang
dianggap penting?
|
20
|
66,7
|
10
|
33,3
|
6
|
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal
yang kurang dipahami selama pembelajaran?
|
21
|
70,0
|
9
|
30,0
|
7
|
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru
selama pembelajaran menggunakan media gambar?
|
21
|
70,0
|
9
|
30,0
|
8
|
Apakah anda dapat menjelaskan /menceritakan kembali
materi daur air dengan menggunakan media gambar yang ada?
|
20
|
66,7
|
10
|
33,3
|
9
|
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat
memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru?
|
19
|
63,3
|
11
|
36,7
|
10
|
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat
berdikusi dengan baik dalam kelompok?
|
27
|
90,0
|
3
|
10,0
|
Berdasarkan angket siswa seperti yang dirangkum pada
Tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa 86,7% siswa menyatakan pembelajaran daur
air menggunakan media menjadikan mereka termotivasi dalam belajar, sedangkan
13,3% menyatakan tidak. Sebanyak 83,3% siswa menyatakan lebih konsentrasi
memperhatikan penjelasan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media
gambar, dan 16,7% menyatakan tidak. 93,3% siswa menyatakan pembelajaran
menggunakan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran sedangkan 6,7%
siswa menyatakan tidak. 63,3% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan media
gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat sedangkan 36,7% menyatakan
tidak. 66,7% siswa menyatakan aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting
selama pembelajaran sedangkan 33,3% menyatakan tidak. Masing-masing 70% siswa
menyatakan akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami dan
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran menggunakan
media gambar tetapi 30% menyatakan tidak. 66,7% siswa yang menyatakan dapat
menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan media
gambar yang ada, sementara 33,3% menyatakan tidak. Sebanyak 63,3% siswa
menyatakan dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru dengan menggunakan
media gambar yang ada, sedangkan 36,7% menyatakan tidak. Selanjutnya 90% siswa menyatakan dapat
berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media gambar, namun 10%
menyatakan tidak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.
Refleksi Siklus II
pengamatan pada siklus II, terdapat 10 orang
(33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang baik, 5
orang (16,7%) yang cukup, sedangkan 3 orang (10%) yang aktivitas belajarnya
masih tergolong kurang. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa setelah
diterapkan tindakan siklus II sudah tergolong baik, meskipun terdapat 10% siswa
yang memiliki aktvitas belajar yang kurang. Hal ini ditunjukkan dari berbagai
aspek yang diamati, seperti memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, mengerjakan
tugas yang diberikan dan mencatat rangkuman
pembelajaran yang telah tergolong baik sekali. Aktivitas memperhatikan
penjelasan guru, membaca materi/buku, berani bertanya, mengajukan pendapat atau
ide, berbicara dengan baik, aktif dalam diskusi kelompok, bekerjasama dengan
baik dalam kelompok dan tetap bersemangat dalam kegiatan belajar di kelas yang
telah tergolong baik.
analisis angket siswa, menunjukkan bahwa
penggunaan media gambar pada pembelajaran sains dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa, diantaranya: pembelajaran daur air menggunakan media gambar
menjadikan siswa termotivasi dalam belajar, siswa lebih konsentrasi
memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan media gambar, pembelajaran
dengan media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran, membuat mereka
berani mengemukakan pendapat, aktif mencatat hal-hal yang dianggap penting,
bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami, menjawab pertanyaan
yang diberikan guru menggunakan media gambar, dapat menjelaskan/menceritakan kembali
materi daur air menggunakan media gambar, dapat memecahkan masalah/tugas yang
diberikan guru, dan dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan
media gambar.
Dengan demikian, tindakan siklus II diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran sains menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas
belajar pada pokok bahasan daur air di kelas V SD Muhammaduyah 07 Medan, dan
diperlu dilanjutkan untuk siklus berikutnya.
B. Pembahasan
Sebelum diberikan tindakan siklus
(prasiklus), menunjukkan aktivitas belajar siswa masih tergolong kurang dimana
dari 30 siswa terdapat 6 orang (20%) yang aktivitasnya baik, 7 orang (23,3%)
yang aktivitasnya cukup dan 17 orang (56,7%) yang aktivitasnya kurang baik.
Selama diberikan tindakan siklus I dengan menerapkan metode ceramah, tanya
jawab dan penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
yaitu dari 30 siswa terdapat 2 orang (6,7%) yang aktivitas belajarnya sangat
baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas belajarnya baik dan 11 orang (36,7%) yang
aktivitas belajarnya cukup, namun masih terdapat 10 orang (33,3%) yang
aktivitas belajarnya masih tergolong kurang. Berdasarkan siklus I, perlu dilakukan tindakan siklus II
untuk lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan tetap menggunakan media
gambar selama pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi, pemberian tugas
dan tanya jawab. Selama pembelajaran siklus II aktivitas belajar meningkat
lebih baik dibandingkan siklus I, dimana dari 30 siswa terdapat 10 orang
(33,3%) yang aktivitas belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang aktivitas
belajarnya baik dan 5 orang (16,7%) yang aktivitas belajarnya cukup, namun
masih terdapat 3 orang (10%) siswa yang aktivitas belajarnya masih tergolong
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media gambar dengan
metode diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab dapat meningkatkan aktivitas
belajar jadi lebih baik, meskipun terdapat 3 orang (10%) masih memiliki
aktivitas belajar yang tergolong kurang, yang berarti 27 orang (90%) telah
tergolong cukup, baik dan sangat baik.
Peningkatan aktivitas belajar siswa
juga tampak dari pemberian angket
setelah tindakan siklus I dan siklus II. Pada tindakan siklus I 53,3% siswa
menyatakan pembelajaran daur air menggunakan media gambar menjadikan siswa
termotivasi dalam belajar dan meningkat menjadi 86,7% pada siklus II. Sebanyak
66,7% siswa menyatakan lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus I dan meningkat
menjadi 83,3% pada siklus II. Sebanyak 60% menyatakan pembelajaran menggunakan
media gambar membuat mereka mudah memahami pelajaran pada siklus I dan
meningkat menjadi 93,3% pada siklus II. Sebanyak 30% siswa menyatakan pembelajaran
menggunakan media gambar membuat mereka berani mengemukakan pendapat pada
siklus I dan meningkat menjadi 63,3% pada siklus II. Sebanyak 36,7% siswa yang
mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pembelajaran siklus I dan
meningkat menjadi 66,7% pada siklus II. Sebanyak 33,3% siswa yang aktif
bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami selama pembelajaran
siklus I dan meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sebanyak 26,7% siswa yang
dapat menjawab pertanyaan guru selama pembelajaran menggunakan media gambar
pada siklus I dan meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sebanyak 16,7% siswa
yang dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan menggunakan
media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 66,7% pada siklus II. Sebanyak
36,7% siswa yang dapat memecahkan masalah/tugas yang diberikan guru menggunakan
media gambar pada siklus I dan meningkat menjadi 63,3% pada siklus II. Sebanyak
43,3% siswa yang dapat berdikusi dengan baik dalam kelompok menggunakan media
gambar siklus I dan meningkat menjadi 90% pada siklus II.
Dengan demikian, berdasarkan pengamatan selama tindakan pembelajaran
dilakukan dan angket siswa, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media gambar terbukti dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok bahasan daur air di kelas V SD Negeri
060823 medanamplas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Sebelum diberikan tindakan siklus (prasiklus),
terdapat 6 orang (20%) siswa yang belajarnya baik, 7 orang (23,3%) cukup dan 17
orang (56,7%) yang hasil belajarnya kurang. Pada tindakan siklus I, aktivitas
belajar siswa meningkat dimana terdapat 2 orang (6,7%) yang hasil belajarnya
sangat baik, 7 orang (23,3%) yang aktivitas belajarnya baik, 11 orang (36,7%)
yang hasil belajarnya cukup, dan masih terdapat 10 orang (33,3%) yang hasil
belajarnya masih tergolong kurang. Pada tindakan siklus II, hasil belajar meningkat
lebih baik dibandingkan prasiklus dan siklus I, dimana siklus II hasil belajar
meningkat lebih baik dibandingkan siklus I, dimana terdapat 10 orang (33,3%)
yang hasil belajarnya sangat baik, 12 orang (40%) yang hasil belajarnya baik
dan 5 orang (16,7%) yang hasil belajarnya cukup, serta 3 orang (10%) siswa yang
hasil belajarnya masih tergolong kurang.
2. Penggunaan media gambar terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains pokok bahasan daur
air di kelas V SD Negeri 060823 Medanamplas.
B. Saran
Berdasarkan penelitian, pembahasan dan kesimpulan di
atas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi siswa
khususnya siswa kelas V di SD Negeri 060823 Medanamplas. diharapkan untuk lebih
meningkatkan aktivitas belajarnya selama proses belajar mengajar di kelas, dan
disarankan untuk tetap bersemangat dalam belajar.
2. Bagi guru diharapkan untuk dapat menciptakan
kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa dengan melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan disarankan untuk dapat
merancang suatu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk
aktif dalam belajar salah satunya dengan menggunakan media gambar.
3. Bagi pihak
sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih memberikan perhatian
terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar melalui penyediaan
sumber belajar maupun media pembelajaran yang tepat, seperti media-media gambar
sederhana sehingga guru dapat menjalankan tugas mengajarnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., dan Prasetya, J.T. 1997. Strategi
Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung : Pustaka
Setia.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Aqib, Z. 2006. Peneltian Tindakan Kelas Untuk
Guru, Bandung: Yrama Widya.
Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Proses
dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan,
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara.
Oedhien, S.N. 2008. Pengertian Pendidikan IPA,
http://izzatin kamala.wordpress.com Diakses 29 Desember 2009.
Rahadi, A. 2003. Media Pembelajaran,
Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud.
Sadiman, A. 2003. Media Pendidikan,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Samatowa, U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA
di Sekolah Dasar, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pres.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, 2001. Media Pengajaran, Jakarta:
Sinar Baru Algensindo.
Lampiran I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Sekolah : SD negeri 060823 Medanamplas
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : Memahami
perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya
alam.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan
proses daur ulang air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.
Indikator : 1. Menjelaskan pentingnya
air.
2. Menggambarkan proses daur air menggunakan
diagram atau gambar.
3. Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi daur air.
4. Menjelaskan kegunaan air bagi mahluk hidup
Alokasi Waktu : 4 × 35 menit (2 × Pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik
mampu:
1.
Menjelaskan tentang
pentingnya air.
2.
Menjelaskan
dengan gambar atau diagram tentang proses daur air.
3.
Menjelaskan
manfaat air bagi kehidupan/manusia
4. Menjelaskan dan menyebutkan berbagai kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
5. Menyebutkan beberapa contoh cara menghemat air
Materi Pembelajaran
Daur air
Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya
Jawab dan Penggunaan Media Gambar
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan
– 1
a. Kegiatan
Pendahuluan (5 menit)
-
Mengabsen
kehadiran siswa
-
Motivasi: Guru
menanyakan kepada siswa apa yang terjadi jika manusia harus hidup tanpa air.
-
Apersepsi : Benarkah
air di bumi ini tidak akan habis?
-
Menjelaskan
tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.
Kegiatan Inti (60 menit)
-
Guru mengelompokkan
siswa secara berpasangan dengan teman sebangku.
-
Guru meminta siswa
untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket.
-
Guru
menjelaskan pengertian daur air
-
Guru
menjelaskan tahap-tahap daur air dengan menampilkan di depan kelas media gambar
yang telah didesain.
-
Guru memberi
kesempatan siswa bertanya.
-
Guru
memberikan respon atas pertanyaan siswa.
-
Guru
menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air
dengan menunjukkan beberapa gambar yang relevan.
-
Guru
mengevaluasi pemahaman siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menceritakan
kembali tahap-tahap daur air berdasarkan media gambar yang ada.
b)
Kegiatan Penutup (5 menit)
-
Membimbing
siswa membuat rangkuman pembelajaran
-
Memberikan
tugas rumah (PR) kepada siswa
Pertemuan
– 2
a. Kegiatan
Pendahuluan (5 menit)
-
Mengabsen
kehadiran siswa
-
Motivasi: Guru
menginformasikan kepada siswa bahwa air sangat bermanfaat bagi makhluk hidup.
-
Apersepsi :
Guru bertanya apa yang dimaksud dengan daur air?
-
Menjelaskan
tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.
Kegiatan Inti (60 menit)
-
Guru mengelompokkan
siswa secara berpasangan dengan teman sebangku.
-
Guru meminta siswa
untuk membuka dan membaca buku pegangan/paket.
-
Guru
menjelaskan tahap-tahap proses terjadinya hujan asam dengan menampilkan di
depan kelas media gambar yang telah didesain.
-
Guru memberi
kesempatan siswa bertanya.
-
Guru
memberikan respon atas pertanyaan siswa.
-
Guru
menjelaskan manfaat air bagi mahkluk hidup khususnya manusia dengan menunjukkan
beberapa gambar yang relevan.
-
Guru bertanya
kepada siswa bagaimana cara-cara menghemat air.
-
Guru memberi
kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya
-
Guru
mengevaluasi pemahaman siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menceritakan
kembali tahap-tahap terjadainya hujan asam berdasarkan media gambar yang ada.
c)
Kegiatan Penutup (5 menit)
-
Membimbing
siswa membuat rangkuman pembelajaran
-
Memberikan
tugas rumah (PR) kepada siswa
Sumber Belajar
1.
Buku IPA Salingtemas
Kelas V SD dan MI, Wigati Hadi O dkk
2.
Gambar-gambar
yang mendukung: gambar daur air dan hujan asam
Penilaian Hasil Belajar
Soal :
- Tuliskan 4 (empat) cara untuk menghemat air?
- Apakah yang dimaksud dengan daur air?
- Jelaskan tahap-tahap daur air?
- Tuliskan 3 (tiga) manfaat air dalam kehidupan sehari-hari?
- Jelaskan penyebab terbentuknya hujan asam?
Kunci Jawaban
- Cara untuk menghemat air yaitu:
a.
Menutup keran
air setelah menggunakannya
b.
Mencuci
pakaian setelah jumlahnya banyak
c.
Menggunakan
air bekas mencuci beras atau sayur untuk menyiram tanaman.
d.
Tidak mencuci
kenderaan setiap hari.
- Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu.
- Tahap-tahap daur air:
Air yang ada di
permukaan bumi mengalami penguapan, yaitu berubah menjadi uap air. Penguapan
air terjadi karena air terkena panas matahari. Uap air naik ke tempat tinggi
dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun sehingga membentuk butiran air.
Butiran-butiran air yang jumlahnya sangat banyak ini kemudian membentuk awan.
Di tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat membeku. Jika butiran
air atau es di awan cukup besar. Butiran dapat jatuh ke tanah sebagai hujan.
- Manfaat air dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a.
Air digunakan
sebagai alat pembersih, contoh: untuk mencuci pakaian.
b.
Air digunakan
sebagai sarana olahraga, contohnya: Ski air dan berselancar.
c.
Air digunakan
untuk makan dan minum
- Terbentuknya hujan asam yaitu :
Uap air dan
gas-gas lain di udara bercampur dengan gas-gas beracun membentuk asam. Gas-gas
beracun itu dikeluarkan sebagai gas buangan dari bahan bakar kenderaan bermotor
dan mesin pabrik.
Mengetahui : Medan, November 2012
Kepala Sekolah Guru
kelas V
SD Negeri 060823 Medanamplas
Hj.Nurbasyama Srg,S.Pd Normawati
Nip.19580609 197909 2 003
Lampiran. 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus II
Sekolah : SD Negeri 060823 Medanamplas
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : Memahami
perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya
alam.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan
proses daur ulang air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.
Indikator : 1. Menjelaskan pentingnya
air.
2. Menggambarkan proses daur air menggunakan
diagram atau gambar.
3. Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhi daur air.
4. Menjelaskan kegunaan air bagi mahluk hidup
Alokasi Waktu : 4 × 35 menit (2 × Pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik
mampu:
1. Menjelaskan tentang pentingnya air.
2. Menjelaskan dengan gambar atau diagram tentang proses
daur air.
3. Menjelaskan manfaat air bagi kehidupan/manusia
4. Menjelaskan dan menyebutkan berbagai kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi daur air.
5. Menyebutkan beberapa contoh cara menghemat air
Materi Pembelajaran
Daur air
Metode Pembelajaran
Diskusi, Pemberian
Tugas, Tanya Jawab dan Penggunaan Media Gambar
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan
– 1
a. Kegiatan
Pendahuluan (5 menit)
-
Mengabsen
kehadiran siswa
-
Motivasi: Guru
menginformasikan kepada siswa bahwa air sangat bermanfaat bagi kehidupan.
-
Apersepsi :
Apa yang dimaksud dengan daur air?
-
Menjelaskan
tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.
Kegiatan Inti (60 menit)
-
Guru mengelompokkan
siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa tiap kelompok
-
Guru memberikan
fotocopy bahan ajar berupa media gambar tentang daur air pada masing-masing
kelompok.
-
Guru meminta
siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang pengertian daur air,
tahap-tahap daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air
berdasarkan media gambar yang diberikan.
-
Guru meminta
perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas menggunakan media gambar yang tersedia.
-
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan
mengajukan pendapatnya.
-
Guru
membimbing dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-
Guru bersama
siswa melakukan refleksi dari hasil diskusi dan tanya jawab yang telah
dilakukan.
c.
Kegiatan Penutup (5 menit)
-
Membimbing
siswa membuat rangkuman pembelajaran
-
Memberikan
tugas rumah (PR) kepada siswa
Pertemuan
– 2
a. Kegiatan
Pendahuluan (5 menit)
-
Mengabsen
kehadiran siswa
-
Motivasi:
Bertanya kepada siswa apa saja manfaat air bagi manusia?
-
Apersepsi :
Guru meminta siswa memberikan contoh kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi
daur air?
-
Menjelaskan
tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan
b.
Kegiatan Inti (60 menit)
-
Guru meminta
siswa untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing berdasarkan pertemuan
sebelumnya.
-
Guru
memberikan fotocopy bahan ajar berupa media gambar hujan asam pada
masing-masing kelompok.
-
Guru meminta
siswa dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tentang penyebab dan tahap-tahap
terjadinya hujan asam, serta cara menghemat air berdasarkan media gambar yang
diberikan.
-
Guru meminta
perwakilan dari masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas menggunakan media gambar yang tersedia.
-
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan
mengajukan pendapatnya.
-
Guru
membimbing dan mengarahkan siswa selama diskusi dan tanya jawab berlangsung.
-
Guru bersama
siswa melakukan refleksi dari hasil diskusi dan tanya jawab yang telah
dilakukan
c.
Kegiatan Penutup (5 menit)
-
Membimbing
siswa membuat rangkuman pembelajaran
-
Memberikan
tugas rumah (PR) kepada siswa
Sumber Belajar
1.
Buku IPA
Salingtemas Kelas V SD dan MI, Wigati Hadi O dkk
2.
Gambar-gambar
yang mendukung: gambar daur air dan hujan asam
Penilaian Hasil Belajar
Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan daur air?
2. Jelaskan tahap-tahap daur air?
3. Jelaskan penyebab terbentuknya hujan asam?
4. Tuliskan 4 (empat) cara untuk menghemat air?
5. Tuliskan 3 (tiga) manfaat air dalam kehidupan
sehari-hari?
Kunci Jawaban
- Daur air adalah perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu.
- Tahap-tahap daur air:
Air yang ada di
permukaan bumi mengalami penguapan, yaitu berubah menjadi uap air. Penguapan
air terjadi karena air terkena panas matahari. Uap air naik ke tempat tinggi
dan dingin. Akibatnya, uap air mengembun sehingga membentuk butiran air.
Butiran-butiran air yang jumlahnya sangat banyak ini kemudian membentuk awan.
Di tempat yang amat tinggi dan dingin, butiran air dapat membeku. Jika butiran
air atau es di awan cukup besar. Butiran dapat jatuh ke tanah sebagai hujan.
- Terbentuknya hujan asam yaitu :
Uap air dan
gas-gas lain di udara bercampur dengan gas-gas beracun membentuk asam. Gas-gas
beracun itu dikeluarkan sebagai gas buangan dari bahan bakar kenderaan bermotor
dan mesin pabrik.
- Cara untuk menghemat air yaitu:
a.
Menutup keran
air setelah menggunakannya
b.
Mencuci
pakaian setelah jumlahnya banyak
c.
Menggunakan
air bekas mencuci beras atau sayur untuk menyiram tanaman.
d.
Tidak mencuci
kenderaan setiap hari.
- Manfaat air dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a.
Air digunakan
sebagai alat pembersih, contoh: untuk mencuci pakaian.
b.
Air digunakan
sebagai sarana olahraga, contohnya: Ski air dan berselancar.
c.
Air digunakan
untuk makan dan minum
Mengetahui : Medan, November 2012
Kepala Sekolah Guru
kelas V
SD Negeri 060823 Medanamplas
Hj.Nurbasyama Srg,S.Pd Normawati
Nip.19580609 197909 2 003
Lampiran. 3
Lembar Format Observasi Pra Siklus
Nama :
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
No
|
Aspek yang diamati
|
skor
|
Jlh
|
%
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Memperhatikan
penjelasan guru
|
||||||
2
|
Membaca materi/buku
|
||||||
3
|
Mencatat hal-hal
penting dalam belajar
|
||||||
4
|
Berani bertanya
|
||||||
5
|
Mengajukan pendapat
atau ide
|
||||||
6
|
Menjawab pertanyaan
|
||||||
7
|
Berbicara dengan baik
|
||||||
8
|
Memperhatikan gambar
yang ditampilkan guru
|
||||||
9
|
Menggambar proses daur
air dalam buku catatan
|
||||||
10
|
Aktif dalam diskusi
kelompok
|
||||||
11
|
Bekerjasama dengan baik
dalam kelompok
|
||||||
12
|
Antusias dalam
memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
|
||||||
13
|
Tetap bersemangat dalam
kegiatan belajar di kelas
|
||||||
14
|
Mengerjakan tugas yang
diberikan dengan baik
|
||||||
15
|
Mencatat rangkuman dari
hasil pembelajaran
|
Keterangan :
Baik sekali : 86 – 100% siswa aktif
Baik : 71 – 85% siswa aktif
Cukup : 60 – 70% siswa aktif Medan,
Kurang : di bawah 60% siswa aktif Pengamat,
Lembar Format Observasi Siklus I
Nama :
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
No
|
Aspek yang diamati
|
skor
|
Jlh
|
%
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Memperhatikan
penjelasan guru
|
||||||
2
|
Membaca materi/buku
|
||||||
3
|
Mencatat hal-hal
penting dalam belajar
|
||||||
4
|
Berani bertanya
|
||||||
5
|
Mengajukan pendapat
atau ide
|
||||||
6
|
Menjawab pertanyaan
|
||||||
7
|
Berbicara dengan baik
|
||||||
8
|
Memperhatikan gambar
yang ditampilkan guru
|
||||||
9
|
Menggambar proses daur
air dalam buku catatan
|
||||||
10
|
Aktif dalam diskusi
kelompok
|
||||||
11
|
Bekerjasama dengan baik
dalam kelompok
|
||||||
12
|
Antusias dalam
memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
|
||||||
13
|
Tetap bersemangat dalam
kegiatan belajar di kelas
|
||||||
14
|
Mengerjakan tugas yang
diberikan dengan baik
|
||||||
15
|
Mencatat rangkuman dari
hasil pembelajaran
|
Keterangan :
Baik sekali : 86 – 100% siswa aktif
Baik : 71 – 85% siswa aktif
Cukup : 60 – 70% siswa aktif Medan,
Kurang : di bawah 60% siswa aktif Pengamat,
Lembar Format Observasi Siklus II
Nama :
Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA
No
|
Aspek yang diamati
|
skor
|
Jlh
|
%
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Memperhatikan
penjelasan guru
|
||||||
2
|
Membaca materi/buku
|
||||||
3
|
Mencatat hal-hal
penting dalam belajar
|
||||||
4
|
Berani bertanya
|
||||||
5
|
Mengajukan pendapat
atau ide
|
||||||
6
|
Menjawab pertanyaan
|
||||||
7
|
Berbicara dengan baik
|
||||||
8
|
Memperhatikan gambar
yang ditampilkan guru
|
||||||
9
|
Menggambar proses daur
air dalam buku catatan
|
||||||
10
|
Aktif dalam diskusi
kelompok
|
||||||
11
|
Bekerjasama dengan baik
dalam kelompok
|
||||||
12
|
Antusias dalam
memecahkan masalah menggunakan referensi/buku
|
||||||
13
|
Tetap bersemangat dalam
kegiatan belajar di kelas
|
||||||
14
|
Mengerjakan tugas yang
diberikan dengan baik
|
||||||
15
|
Mencatat rangkuman dari
hasil pembelajaran
|
Keterangan :
Baik sekali : 86 – 100% siswa aktif
Baik : 71 – 85% siswa aktif
Cukup : 60 – 70% siswa aktif Medan,
Kurang : di bawah 60% siswa aktif Pengamat,
Lampiran. 4
Angket Aktivitas
Belajar Siswa
Penelitian Tindakan
Kelas
Sekolah : SD
Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : V
Siklus ke : ...............................
Petunjuk :
1.
Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama : ..................................................
Kelas : ..................................................
2.
Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan
anda.
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar menyenangkan?
|
||
2
|
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
|
||
3
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah
memahami pelajaran?
|
||
4
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani
mengemukakan pendapat?
|
||
5
|
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?
|
||
6
|
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang
dipahami selama pembelajaran?
|
||
7
|
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama
pembelajaran menggunakan media gambar?
|
||
8
|
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan
menggunakan media gambar yang ada?
|
||
9
|
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan
masalah/tugas yang diberikan guru?
|
||
10
|
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik
dalam kelompok?
|
Angket Aktivitas
Belajar Siswa
Penelitian Tindakan
Kelas
Sekolah : SD
Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : V
Siklus ke : ...............................
Petunjuk :
3.
Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama : ..................................................
Kelas : ..................................................
4.
Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan
anda.
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar
menyenangkan?
|
||
2
|
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
|
||
3
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah
memahami pelajaran?
|
||
4
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani
mengemukakan pendapat?
|
||
5
|
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?
|
||
6
|
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang
dipahami selama pembelajaran?
|
||
7
|
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama
pembelajaran menggunakan media gambar?
|
||
8
|
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan
menggunakan media gambar yang ada?
|
||
9
|
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan
masalah/tugas yang diberikan guru?
|
||
10
|
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik
dalam kelompok?
|
Angket Aktivitas
Belajar Siswa
Penelitian Tindakan
Kelas
Sekolah : SD
Negeri 060823 Medanamplas
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : V
Siklus ke : ...............................
Petunjuk :
5.
Tuliskan identitas anda pada kolom nama dan kelas.
Nama : ..................................................
Kelas : ..................................................
6.
Berilah tanda check list (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai keadaan
anda.
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah menurut anda pembelajaran daur air menggunakan media gambar
menyenangkan?
|
||
2
|
Apakah anda lebih konsentrasi memperhatikan penjelasan guru selama
pembelajaran dengan menggunakan media gambar?
|
||
3
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda mudah
memahami pelajaran?
|
||
4
|
Apakah dengan pembelajaran menggunakan media gambar membuat anda berani
mengemukakan pendapat?
|
||
5
|
Apakah selama pembelajaran, anda mencatat hal-hal yang dianggap penting?
|
||
6
|
Apakah anda akan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang
dipahami selama pembelajaran?
|
||
7
|
Apakah anda dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru selama pembelajaran
menggunakan media gambar?
|
||
8
|
Apakah anda dapat menjelaskan/menceritakan kembali materi daur air dengan
menggunakan media gambar yang ada?
|
||
9
|
Apakah dengan menggunakan media gambar yang ada, anda dapat memecahkan
masalah/tugas yang diberikan guru?
|
||
10
|
Apakah dengan menggunakan media gambar anda dapat berdikusi dengan baik
dalam kelompok?
|
Lampiran. 5
Media Gambar Pokok Bahasan Daur Air
Kelas V SD
Gambar 1. Media Gambar Tahap-tahap Daur Air
Gambar 2. Media Gambar Tahap-tahap Terjadinya
Hujan Asam
Gambar 3. Media Gambar Manfaat Air Bagi Kehidupan
Gambar 4. Media Gambar Kegiatan Manusia yang
Dapat Mempengaruhi Daur Air
Gambar 5. Media Gambar Cara Menghemat Air
Lampiaran 6
Lampiran 7
Dokumentasi
SEMOGA BERMANFAAT...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar